I Wayan Budiarta (32), berharap istrinya Ni Kadek Purwani (30), pekerja asal Bali yang menjadi terapis di Turki tak terdampak gempa yang mengakibatkan ribuan jiwa meninggal dunia.
Budiarta saat ditemui di kediamannya di Banjar Punduh Kulit, Desa Pengurangan Kaja, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar, Bali, Kamis, mengatakan gempa dengan kekuatan magnitudo 7,8 yang melanda negara Turki beberapa hari lalu, membuat keluarganya cemas jika terjadi gempa susulan atau apapun yang berdampak pada keselamatan istrinya.
Pasalnya sang istri bekerja sebagai terapis di Antalya, Turki. Sambil berdoa untuk keselamatan bagi para korban yang meninggal dunia, dirinya berharap tak ada lagi kejadian serupa menimpa negara tempat istrinya mencari nafkah tersebut.
Hati kecilnya selalu gelisah ketika mengingat istrinya yang sedang merantau dan meninggalkan anak yang masih kecil.
Kecemasan tersebut juga menyelimuti keluarga yang ada di Bali apalagi menyaksikan perkembangan gempa yang telah menimbulkan banyak korban jiwa.
Kabar tentang gempa tersebut diketahui Budiarta dari adiknya yang menyaksikan tayangan gempa di televisi dan media sosial. Budiarta yang saat itu sedang bekerja dan diberitahukan bahwa ada kejadian gempa di Turki langsung menghubungi istrinya untuk memastikan keadaannya. Setelah mendapat jawaban dari istrinya, barulah Budiarta merasa sedikit tenang.
Meskipun jaraknya cukup jauh dari lokasi gempa, namun dirinya sudah berkomunikasi dengan istrinya Ni Kadek Purwani untuk segera pulang ke Indonesia jika kondisi memang memaksanya untuk pulang ke Indonesia.
"Sudah sih (kami) berkoordinasi dari waktu awal bencana sudah nelpon, astungkara, istri tyang (saya) baik-baik di sana karena tempat dia kerja jaraknya sekian kilo dari lokasi bencana. Tapi, ada imbauan waspada, siapa tau ada gempa susulan," kata dia.
Budiarta mengaku istrinya baru enam bulan bekerja sebagai terapis dan sekarang tinggal satu mess dengan beberapa pekerja asal Singaraja dan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali.
Menurut dia, istrinya baik-baik saja, masih tetap bekerja seperti biasa dan baru bisa pulang satu setengah tahun lagi karena terikat kontrak selama dua tahun.
Dari pengakuan istrinya, Budiarta mengatakan kondisi di sekitar tempat tinggalnya masih diliputi salju karena sekarang daerah tersebut sudah memasuki musim salju.
"Kalau masalah bahan pangan dia sih nggak ada gimana-gimana. Tamu di hotel tempat dia kerja saja yang down. Dia tetap kerja, untuk sementara, dari tempat kerja belum ada kebijakan apa-apa, kayak diliburkan, tetap kerja. Cuma okupansi yang berkurang," kata dia.
Sudiarta mengatakan istrinya berharap pemerintah dan pihak hotel mempunyai sikap kepada mereka dalam kondisi seperti itu. Namun, dia tetap berharap kondisi di Turki baik-baik saja.
"Masih menunggu kebijakan dari tempat kerjanya. Kalau merasa kurang aman di lokasi tempat kerja, ya butuh kebijakan dari hotel semacam dipulangkan atau gimana atau dipindahkan ke hotel lain yang lebih jauh dari lokasi bencana itu," kata Budiarta.
Budiarta mengaku dirinya masih berkomunikasi dengan sang istri pada Rabu 8/3/2023 sekitar pukul 12.00 WITA waktu Indonesia. Menurut pengakuan sang istri, dirinya masih bekerja seperti biasa.
Saat ini, pihaknya tetap mengikuti arahan dari pemerintah, pihak kedutaan Indonesia yang berkantor di Turki dan juga pihak agen terkait segala hal untuk keamanan istrinya.
video oleh Pande Yudha
video oleh Pande Yudha
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023