Puluhan pedagang korban kebakaran Pasar Lelateng milik desa adat di Kabupaten Jembrana, akan direlokasi sementara agar tetap bisa berjualan.
“Rencananya mereka akan kami tempatkan sementara di depan pasar ini. Teknisnya akan kami komunikasikan dengan pedagang,” kata Bendesa Adat Lelateng I Made Samiada, saat menerima kedatangan Bupati I Nengah Tamba di pasar tersebut Minggu (5/2) sore yang siaran persnya diterima Senin.
Ia mengatakan, pedagang akan berjualan di tempat sementara itu sampai bangunan pasar yang terbakar selesai diperbaiki.
Untuk jumlah kerugian, ia memperkirakan mencapai Rp1 miliar terdiri dari bangunan dan barang milik pedagang.
Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengaku kaget Pasar Lelateng terbakar kembali, karena musibah yang sama pernah terjadi tahun 2021 lalu.
“Musibah ini harus menjadi evaluasi bersama terkait keamanan pasar, khususnya dari musibah kebakaran. Harus diperhatikan standar instalasi listrik, termasuk kehati-hatian pedagang untuk hal-hal yang berkaitan dengan api,” katanya.
Untuk menghindari musibah serupa, pasar harus ditata tidak hanya kiosnya tapi juga fasilitas lainnya khususnya yang terkait dengan evakuasi dan penanganan bencana.
"Penting sekali merevitalisasi pasar. Jangan berpikir revitalisasi pasar itu akan mewah, tidak seperti itu. Revitalisasi dilakukan, agar pasar itu bersih, rapi, higienis dan ada manajemen yang baik," jelasnya. ***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023