Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bali, mengajak generasi muda (yowana) di wilayah itu untuk secara bersama-sama ikut mengikuti lomba "ogoh-ogoh" atau miniatur raksasa sebagai wujud pelestarian tradisi dan budaya yang ada di Pulau Dewata.
"Pemerintah Kabupaten Buleleng memfasilitasi perlombaan 'ogoh-ogoh' yang serentak dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Bali," kata Kepala Bidang Adat dan Tradisi, Gede Angga Prasaja, di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Kamis.
Ia menerangkan, pelaksanaan lomba yang diselenggarakan oleh Pemprov Bali itu sudah dipersiapkan secara matang mulai dari penentuan mekanisme.
Adapun anggaran pelaksanaan dan hadiah lomba yang terdiri dari juara satu menerima Rp50 juta, juara kedua menerima Rp35 juta, dan juara ketiga menerima Rp25 juta pada masing-masing kabupaten.
Baca juga: Wabup Bangli serahkan hadiah Lomba Ogoh-Ogoh tingkat pelajar
"Tiga ogoh-ogoh predikat terbaik pada masing-masing kecamatan mendapat hadiah sebesar Rp5 juta dan penilaian tersebut melibatkan tiga juri pada masing-masing kecamatan dan tiga juri untuk kabupaten," katanya.
Adapun kriteria yang harus dipenuhi peserta dalam mengikuti lomba yaitu "ogoh-ogoh" yang berwujud santa rupa (figur dewa), rudra rupa (figur raksasa), kemudian Batasan tinggi dari ogoh-ogoh minimal 3 meter dan maksimal 5 meter.
"Batasan tinggi tersebut agar tidak mengganggu proses pengarakannya dan itu diukur dari atas alas beti/kotak tempat ogoh-ogoh tersebut," katanya.
Jika pelaksanaan pembuatannya harus menggunakan bahan yang ramah lingkungan yaitu hanya dengan menggunakan ulat-ulatan bambu dan koran, tidak diperkenankan menggunakan plastik, sterofoam, serta spon sekali pakai dan semua proses itu harus didokumentasikan hingga ogoh-ogoh itu jadi, akan di unggah pada google form yang telah ditentukan panitia.
Baca juga: Gubernur Koster serahkan hadiah lomba ogoh-ogoh total Rp1,7 miliar
Namun, seiring perkembangan teknologi, Angga juga tidak memungkiri adanya inovasi ogoh-ogoh agar menjadi menarik dengan mengombinasikan strukturnya dengan mesin sehingga bisa bergerak dan akan menjadi nilai tambah.
Angga menjelaskan lomba yang penilaiannya yang tahun ini dilakukan di tempat masing-masing tanpa parade itu, proses pendaftarannya hingga 22 Februari pukul 23.59 Wita melalui link : cutt.ly/pendaftaran–lomba-ogohogoh2023.
Selanjutnya, mekanisme penilaian pada tingkat kecamatan dimulai pada tanggal 1-10 Maret 2023 dan ditentukan tiga terbaik di kecamatan. Setelah itu, proses penilaian di kabupaten dimulai dari tanggal 13-20 Maret 2023, kemudian pengumuman juara itu akan diumumkan pada tanggal 23 Maret 2023 setelah Hari Raya Nyepi.
"Untuk tahun ini, peserta yang ikut jumlahnya dibebaskan. Artinya, siapapun kelompok yowana bebas mendaftar pada masing-masing kecamatan. Namun diingatkan jika pada saat penilaian agar tidak menyambut tim penilai secara berlebihan karena hal itu juga tidak mempengaruhi penilaian," tegasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Pemerintah Kabupaten Buleleng memfasilitasi perlombaan 'ogoh-ogoh' yang serentak dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Bali," kata Kepala Bidang Adat dan Tradisi, Gede Angga Prasaja, di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Kamis.
Ia menerangkan, pelaksanaan lomba yang diselenggarakan oleh Pemprov Bali itu sudah dipersiapkan secara matang mulai dari penentuan mekanisme.
Adapun anggaran pelaksanaan dan hadiah lomba yang terdiri dari juara satu menerima Rp50 juta, juara kedua menerima Rp35 juta, dan juara ketiga menerima Rp25 juta pada masing-masing kabupaten.
Baca juga: Wabup Bangli serahkan hadiah Lomba Ogoh-Ogoh tingkat pelajar
"Tiga ogoh-ogoh predikat terbaik pada masing-masing kecamatan mendapat hadiah sebesar Rp5 juta dan penilaian tersebut melibatkan tiga juri pada masing-masing kecamatan dan tiga juri untuk kabupaten," katanya.
Adapun kriteria yang harus dipenuhi peserta dalam mengikuti lomba yaitu "ogoh-ogoh" yang berwujud santa rupa (figur dewa), rudra rupa (figur raksasa), kemudian Batasan tinggi dari ogoh-ogoh minimal 3 meter dan maksimal 5 meter.
"Batasan tinggi tersebut agar tidak mengganggu proses pengarakannya dan itu diukur dari atas alas beti/kotak tempat ogoh-ogoh tersebut," katanya.
Jika pelaksanaan pembuatannya harus menggunakan bahan yang ramah lingkungan yaitu hanya dengan menggunakan ulat-ulatan bambu dan koran, tidak diperkenankan menggunakan plastik, sterofoam, serta spon sekali pakai dan semua proses itu harus didokumentasikan hingga ogoh-ogoh itu jadi, akan di unggah pada google form yang telah ditentukan panitia.
Baca juga: Gubernur Koster serahkan hadiah lomba ogoh-ogoh total Rp1,7 miliar
Namun, seiring perkembangan teknologi, Angga juga tidak memungkiri adanya inovasi ogoh-ogoh agar menjadi menarik dengan mengombinasikan strukturnya dengan mesin sehingga bisa bergerak dan akan menjadi nilai tambah.
Angga menjelaskan lomba yang penilaiannya yang tahun ini dilakukan di tempat masing-masing tanpa parade itu, proses pendaftarannya hingga 22 Februari pukul 23.59 Wita melalui link : cutt.ly/pendaftaran–lomba-ogohogoh2023.
Selanjutnya, mekanisme penilaian pada tingkat kecamatan dimulai pada tanggal 1-10 Maret 2023 dan ditentukan tiga terbaik di kecamatan. Setelah itu, proses penilaian di kabupaten dimulai dari tanggal 13-20 Maret 2023, kemudian pengumuman juara itu akan diumumkan pada tanggal 23 Maret 2023 setelah Hari Raya Nyepi.
"Untuk tahun ini, peserta yang ikut jumlahnya dibebaskan. Artinya, siapapun kelompok yowana bebas mendaftar pada masing-masing kecamatan. Namun diingatkan jika pada saat penilaian agar tidak menyambut tim penilai secara berlebihan karena hal itu juga tidak mempengaruhi penilaian," tegasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022