Saniscara Kliwon wuku Wariga saat tepat jatuhnya hari perayaan Tumpek Wariga atau Tumpek Bubuh, Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar bersama Suciati Diar dan Organisasi Pimpinan Daerah( OPD) melakukan persembahyangan di Pura Hyang Wukir Kelurahan Cempaga, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli.
Wabup Bangli mengajak semua organisasi perangkat daerah (OPD) agar menjaga lingkungan kantor dan tempat kerja menjadi momentum untuk menempa diri menjaga alam. "Ayo kita jaga alam dan keharmonisannya mulai diri sendiri, keluarga dan lingkungan kita bekerja," katanya.
Tumpek Wariga merupakan salah satu Hari Suci Umat Hindu yang diselenggarakan setiap enam bulan sekali dalam hitungan kalender Bali, dimana Umat Hindu melaksanakan pemujaan kepada manifestasi Tuhan sebagai Dewa Sangkara penguasa tumbuh - tumbuhan.
Baca juga: 9-14 Desember, "Penglipuran Village Festival IX Tahun 2022" dimulai
Pada perayaan Hari Tumpek Wariga atau Tumpek Bubuh, umat Hindu juga melaksanakan upacara atau perayaan secara niskala dan sekala sesuai dengan instruksi Gubernur Bali Nomor 06 Tahun 2022, tentang perayaan Tumpek Wariga sebagai upacara Wana Kerti.
Masyarakat diajak untuk menanam dan merawat pohon yang telah memberikan sumber kehidupan.
Selain itu, upacara Tumpek Wariga ini juga memiliki nilai kearifan lokal yang diwariskan oleh leluhur untuk tetap bisa merawat sekaligus cara berterima kasih kepada pohon dan tumbuh-tumbuhan.
Filosofi lain dari perayaan tumpek wariga ini adalah lebih fokus melakukan pemulihan terhadap tumbuh-tumbuhan sebagai wujud terima kasih kepada alam semesta karena telah memberikan oksigen yang datangnya dari tumbuh-tumbuhan, ujar wakil Bupati I Wayan Diar.
Sementara itu, Kepala Bagian Kesra Eddy Hartawan menambahkan bakti yang dipersembahkan untuk perayaan hari suci tumpek wariga yang dipusatkan di Pura Hyang Wukir meliputi Sorohan suci, penglukatan jangkep, pejati jangkep dan Bakti pengatagan yang isinya bubur ketan putih, dan ketan hitam atau injin, beras merah, dan kuning.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
Wabup Bangli mengajak semua organisasi perangkat daerah (OPD) agar menjaga lingkungan kantor dan tempat kerja menjadi momentum untuk menempa diri menjaga alam. "Ayo kita jaga alam dan keharmonisannya mulai diri sendiri, keluarga dan lingkungan kita bekerja," katanya.
Tumpek Wariga merupakan salah satu Hari Suci Umat Hindu yang diselenggarakan setiap enam bulan sekali dalam hitungan kalender Bali, dimana Umat Hindu melaksanakan pemujaan kepada manifestasi Tuhan sebagai Dewa Sangkara penguasa tumbuh - tumbuhan.
Baca juga: 9-14 Desember, "Penglipuran Village Festival IX Tahun 2022" dimulai
Pada perayaan Hari Tumpek Wariga atau Tumpek Bubuh, umat Hindu juga melaksanakan upacara atau perayaan secara niskala dan sekala sesuai dengan instruksi Gubernur Bali Nomor 06 Tahun 2022, tentang perayaan Tumpek Wariga sebagai upacara Wana Kerti.
Masyarakat diajak untuk menanam dan merawat pohon yang telah memberikan sumber kehidupan.
Selain itu, upacara Tumpek Wariga ini juga memiliki nilai kearifan lokal yang diwariskan oleh leluhur untuk tetap bisa merawat sekaligus cara berterima kasih kepada pohon dan tumbuh-tumbuhan.
Filosofi lain dari perayaan tumpek wariga ini adalah lebih fokus melakukan pemulihan terhadap tumbuh-tumbuhan sebagai wujud terima kasih kepada alam semesta karena telah memberikan oksigen yang datangnya dari tumbuh-tumbuhan, ujar wakil Bupati I Wayan Diar.
Sementara itu, Kepala Bagian Kesra Eddy Hartawan menambahkan bakti yang dipersembahkan untuk perayaan hari suci tumpek wariga yang dipusatkan di Pura Hyang Wukir meliputi Sorohan suci, penglukatan jangkep, pejati jangkep dan Bakti pengatagan yang isinya bubur ketan putih, dan ketan hitam atau injin, beras merah, dan kuning.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022