Denpsar (Antara Bali) - Sedikitnya 27 seniman Bali dan luar Bali akan merefleksikan kegelisahan mereka atas berbagai fenomena dan realitas yang ada lewat karya-karya instalasi, seni fotografi dan "happening arts".
"Mereka akan tampil penuh 24 jam, selama tiga hari sejak tanggal 29 hingga 31 Desember 2010 di Pantai Lepang, Kabupaten Klungkung, Bali," kata Ketua Panitia Happening Arts" Apa Ini Apa Itu, Wayan Suklu di Klungkung, Sabtu.
Disampaikan Suklu, kegiatan ini dilatarbelakangi kegelisahan para seniman di Bali yang melihat, berbagai fenomena terjadi di Bali yang dinilai telah merampas kebebebasan orang untuk berkesenian.
"Selama ini pariwisata dan kehidupan lainnya di Bali selalu dikaitkan dengan hal komersial, karena itu kami ingin menunjukkan bahwa karya seni di Bali masih bisa dikembangkan menjadi sesuatu karya seni yang memang bernilai tinggi tidak hanya dimaknai secara komersial semata," papar Suklu.
Suklu menjelaskan, para seniman saat ini telah menyelesaikan beberapa karya instalasi dan karya seni fotografi di dua lokasi yakni Pantai Lepang dan Studio miliknya.
Disebutkan sejumlah seniman dengan karya masing-masing akan diusung dalam perhelatan yang akan dibuka Bupati Klungkung Wayan Candra. Sebut saja, seniman asal Bandung, Jawa Barat, Tisna Sanjaya yang akan membongkar "kuburan" karyanya di Pantai Sanur, lalu memboyongnya ke Pantai Lepang saat pembukaan tanggal 29 Desember.
Seniman Nyoman Sujana Kenyem juga menampilkan karya instalasi bambu yang diberi judul "Menunggu Angin", sedang Wayan Sudiarta akan membangun kubangan lumpur, untuk melengkapi atraksinya. "Seniman nyentrik Elldo Wnophringgo juga telah membuat rumah seni yang akan mengurungnya selama 3,5 jam untuk berkarya," tambah Daniel Kho, panitia lainnya.
Selain itu, seniman Made Jirna, asal Kedewatan Ubud, yang dikenal selama ini pendiam, bakal membuat kejutan dengan menyiapkan eskavator (alat berat), yang akan melengkapi kejutan dalam pertunjukkannya.
"Kami memang ingin mendekatkan seni kontemporer dengan masyarakat. Karena itu kami melibatkan warga setempat dan mengajak pengunjung ikut merespons pertunjukkan yang ada," papar Daniel.
Sedang "happening art" akan digelar di Subak Pantai Lepang dengan melibatkan penampilan para penambang pasir galian C, asal Klungkung pada pukul 16.00 Wita. "Orkestra baleganjur kontemporer dengan penampilan topeng wajah kosong akan meramaikan acara pembukaan," kata dia.
Beberapa penari kontemporer seperti Nyoman Sura, Jasmine Okuba (Jepang), Deasylinan da Ary (Solo),juga dijadwalkan akan merespons seni instalasi karya arsitek Yogyakarta Eko Prawoto dan beberapa karya seni lainnya.
Daniel leClaire, art director acara menyatakan, "Apa Ini Apa Itu" digelar komunitas Djagad Rat House" dimaksudkan memberi ruang seluas-luasnya bagi siapapun baik seniman maupun masyarakat sekitar.
"Selama ini mereka banyak dikepung persoalan di sekelilingnya, kami ingin memberi jawaban atas pertanyaan itu lewat karya-karya seni," ujar Leclaire.
Kegiatan seni ini mendapat dukungan penuh dari masyarakat sekitar seperti disampaikan Bendesa Adat Lepang, Nyoman Mudita. "Kegiatan ini mendorong pembangunan seni dan budaya dan pariwisata disini," ujar Mudita. (*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2009
"Mereka akan tampil penuh 24 jam, selama tiga hari sejak tanggal 29 hingga 31 Desember 2010 di Pantai Lepang, Kabupaten Klungkung, Bali," kata Ketua Panitia Happening Arts" Apa Ini Apa Itu, Wayan Suklu di Klungkung, Sabtu.
Disampaikan Suklu, kegiatan ini dilatarbelakangi kegelisahan para seniman di Bali yang melihat, berbagai fenomena terjadi di Bali yang dinilai telah merampas kebebebasan orang untuk berkesenian.
"Selama ini pariwisata dan kehidupan lainnya di Bali selalu dikaitkan dengan hal komersial, karena itu kami ingin menunjukkan bahwa karya seni di Bali masih bisa dikembangkan menjadi sesuatu karya seni yang memang bernilai tinggi tidak hanya dimaknai secara komersial semata," papar Suklu.
Suklu menjelaskan, para seniman saat ini telah menyelesaikan beberapa karya instalasi dan karya seni fotografi di dua lokasi yakni Pantai Lepang dan Studio miliknya.
Disebutkan sejumlah seniman dengan karya masing-masing akan diusung dalam perhelatan yang akan dibuka Bupati Klungkung Wayan Candra. Sebut saja, seniman asal Bandung, Jawa Barat, Tisna Sanjaya yang akan membongkar "kuburan" karyanya di Pantai Sanur, lalu memboyongnya ke Pantai Lepang saat pembukaan tanggal 29 Desember.
Seniman Nyoman Sujana Kenyem juga menampilkan karya instalasi bambu yang diberi judul "Menunggu Angin", sedang Wayan Sudiarta akan membangun kubangan lumpur, untuk melengkapi atraksinya. "Seniman nyentrik Elldo Wnophringgo juga telah membuat rumah seni yang akan mengurungnya selama 3,5 jam untuk berkarya," tambah Daniel Kho, panitia lainnya.
Selain itu, seniman Made Jirna, asal Kedewatan Ubud, yang dikenal selama ini pendiam, bakal membuat kejutan dengan menyiapkan eskavator (alat berat), yang akan melengkapi kejutan dalam pertunjukkannya.
"Kami memang ingin mendekatkan seni kontemporer dengan masyarakat. Karena itu kami melibatkan warga setempat dan mengajak pengunjung ikut merespons pertunjukkan yang ada," papar Daniel.
Sedang "happening art" akan digelar di Subak Pantai Lepang dengan melibatkan penampilan para penambang pasir galian C, asal Klungkung pada pukul 16.00 Wita. "Orkestra baleganjur kontemporer dengan penampilan topeng wajah kosong akan meramaikan acara pembukaan," kata dia.
Beberapa penari kontemporer seperti Nyoman Sura, Jasmine Okuba (Jepang), Deasylinan da Ary (Solo),juga dijadwalkan akan merespons seni instalasi karya arsitek Yogyakarta Eko Prawoto dan beberapa karya seni lainnya.
Daniel leClaire, art director acara menyatakan, "Apa Ini Apa Itu" digelar komunitas Djagad Rat House" dimaksudkan memberi ruang seluas-luasnya bagi siapapun baik seniman maupun masyarakat sekitar.
"Selama ini mereka banyak dikepung persoalan di sekelilingnya, kami ingin memberi jawaban atas pertanyaan itu lewat karya-karya seni," ujar Leclaire.
Kegiatan seni ini mendapat dukungan penuh dari masyarakat sekitar seperti disampaikan Bendesa Adat Lepang, Nyoman Mudita. "Kegiatan ini mendorong pembangunan seni dan budaya dan pariwisata disini," ujar Mudita. (*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2009