Kuta (Antara Bali) - Perhimpunan Ahli Mikrobiologi Klinik Indonesia (PAMKI) mendorong para peneliti untuk melakukan riset guna terciptanya produksi vaksin baru di Indonesia.

"Meskipun terkendala biaya, kami akan terus melakukan riset agar industri vaksin Bio Farma bisa segera memproduksi vaksin baru untuk mengantisipasi perkembangan penyakit menular," kata Ketua Umum PAMKI Sam Soeharto di Kuta, Bali, Kamis.

Ditemui di sela-sela Konferensi Jaringan Produsen Vaksin Negara-Negara Berkembang (DCVMN) ke-13 di Kuta itu, dia mengemukakan, percepatan produksi vaksin baru itu sangat penting karena vaksin yang sudah berusia puluhan tahun sudah tidak efektif lagi membasmi bakteri atau kuman yang sama.

Dia melihat bahwa kuman bisa cepat bermutasi sehingga kuman yang sama bisa mengeluarkan zat-zat untuk menghancurkan khasiat dari vaksin yang sudah ada.

Menurut Sam, untuk mengatasi penyakit yang berkembang itu, maka tidak ada jalan lain kecuali dengan vaksinasi. "Harus dilakukan vaksinasi, kalau vaksinnya belum ketemu, itu yang menjadi masalah," ujarnya.

Apabila perkembangan berbagai macam penyakit infeksi dan menular dibiarkan, maka dikhawatirkan dapat memengaruhi target Millenium Development Goals (MDGs).

Dia mencontohkan, penyakit malaria yang sampai saat ini masih menjadi masalah serius karena di beberapa wilayah di Indonesia, terutama di lokasi pertambangan batu bara dan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan, Sulawesi, dan Papua masih banyak ditemukan kasusnya.

"Kami juga fokus terhadap penyakit utama yang saat ini telah berkembang menjadi zoonosis, seperti flu burung, tuberkolusis, dan malaria, sampai bisa kami temukan vaksinnya," kata Sam.

Dia mengakui sampai sekarang sudah ada beberapa riset untuk menghasilkan vaksin yang efektif dan berkualitas sehingga bisa mengatasi permasalah perkembangan penyakit menular.

"Untuk pengembangan vaksin baru dibutuhkan dana yang besar dan memerlukan riset yang cukup lama. Namun untuk kepentingan ini kami belum sepenuhnya didukung oleh kalangan industri," katanya.

Sementara itu Sekretaris Perusaaan PT Bio Farma Rahman Rustan menilai PAMKI sebagai mitra sinergis dan strategis dalam pengembangan industri vaksin di Indonesia.

"Pamki punya banyak ahli riset, sedangkan industri butuh penelitian untuk penelitian. Jadi, antara kami dengan PAMKI sudah `nyambung` karena `output` penelitian adalah produk," katanya.

Menurut Rahman, para peneliti di PAMKI sangat memahami pola penyebaran penyakit dan sangat mengerti resistensi sebuah mikroba. Kemampuan menjalarnya mikroba, lanjut dia, lebih cepat daripada penemuan obat.

"Selama ini kerja sama antara PAMKI dengan kami sudah cukup baik karena produksi, riset dan pengembangan vaksin berbasis ilmu pengetahuan," katanya.(*/ADT/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012