Menu makanan khas Jawa Tengah "Bakmi Godog" kini menjadi makanan incaran warga Bali sejak sebulan dibukanya Warung Pa'Pom di Jalan Merdeka IV, Renon, Denpasar, Bali.
Sehari, Louis Angga selaku pemilik warung makan dengan menu populer di Jawa Tengah itu mengaku dapat menjual 30 porsi "Bakmi Godog" yang diracik turun temurun dan dimasak dengan metode khas di atas tungku.
"Kalau saya lihat di Bali sendiri makanan Jawa itu lebih ke Jawa Timur, untuk makanan Jawa Tengah ada tapi tidak terlalu banyak. Saya ingin memperkenalkan makanan Jateng di Bali," kata Angga di Denpasar, Selasa.
Selain Bakmi Godog, ia juga menjual Nasi Godog. Kepada media, Angga menjelaskan bahwa makanan yang mengambil kekhasan Yogyakarta, Magelang, Solo ini terkenal karena ciri khasnya direbus bersama dengan sayuran, telur dan isian lainnya.
Menu berat itu dimasak di atas tungku atau yang kerap disebut anglo, dengan kayu bakar, arang batok kelapa atau arang kayu. Bakminya sendiri dibuat dengan mengolah serupa dengan khas Jawa Tengah yaitu berbentuk bulat dan besar, dan dengan racikan bumbu turun temurun.
Baca juga: Hotel Neo Denpasar lestarikan kuliner khas Indonesia
Sejak awal cabang ketiga warung tersebut di buka, Angga menargetkan agar masakannya dapat dinikmati berbagai kalangan, terbukti makanan ini dapat dikenalkan kepada masyarakat Bali dan masyarakat Jawa yang tinggal di Pulau Dewata.
"Kalau mau kangen-kangenan sama masakan Jateng seperti bakmi, sate-satean dan turunannya itu bisa datang ke sini. Pembeli cukup antusias karena mereka jarang menemukan khas Jateng, biasanya bakmi yang ada di Bali dari Kediri atau Jatim," ujarnya.
Dalam sehari, warung yang juga memiliki cabang di Magelang dan Jakarta itu berhasil menjual total 60 porsi untuk seluruh menunya, dengan 50 persennya Bakmi Godog.
Dengan harga jual Rp15-30 ribu, Angga dapat mengantongi omzet melebihi Rp1 juta dalam satu hari, dengan waktu buka pukul 11. WITA-21.00 WITA dan hari terpadat pada Kamis-Sabtu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
Sehari, Louis Angga selaku pemilik warung makan dengan menu populer di Jawa Tengah itu mengaku dapat menjual 30 porsi "Bakmi Godog" yang diracik turun temurun dan dimasak dengan metode khas di atas tungku.
"Kalau saya lihat di Bali sendiri makanan Jawa itu lebih ke Jawa Timur, untuk makanan Jawa Tengah ada tapi tidak terlalu banyak. Saya ingin memperkenalkan makanan Jateng di Bali," kata Angga di Denpasar, Selasa.
Selain Bakmi Godog, ia juga menjual Nasi Godog. Kepada media, Angga menjelaskan bahwa makanan yang mengambil kekhasan Yogyakarta, Magelang, Solo ini terkenal karena ciri khasnya direbus bersama dengan sayuran, telur dan isian lainnya.
Menu berat itu dimasak di atas tungku atau yang kerap disebut anglo, dengan kayu bakar, arang batok kelapa atau arang kayu. Bakminya sendiri dibuat dengan mengolah serupa dengan khas Jawa Tengah yaitu berbentuk bulat dan besar, dan dengan racikan bumbu turun temurun.
Baca juga: Hotel Neo Denpasar lestarikan kuliner khas Indonesia
Sejak awal cabang ketiga warung tersebut di buka, Angga menargetkan agar masakannya dapat dinikmati berbagai kalangan, terbukti makanan ini dapat dikenalkan kepada masyarakat Bali dan masyarakat Jawa yang tinggal di Pulau Dewata.
"Kalau mau kangen-kangenan sama masakan Jateng seperti bakmi, sate-satean dan turunannya itu bisa datang ke sini. Pembeli cukup antusias karena mereka jarang menemukan khas Jateng, biasanya bakmi yang ada di Bali dari Kediri atau Jatim," ujarnya.
Dalam sehari, warung yang juga memiliki cabang di Magelang dan Jakarta itu berhasil menjual total 60 porsi untuk seluruh menunya, dengan 50 persennya Bakmi Godog.
Dengan harga jual Rp15-30 ribu, Angga dapat mengantongi omzet melebihi Rp1 juta dalam satu hari, dengan waktu buka pukul 11. WITA-21.00 WITA dan hari terpadat pada Kamis-Sabtu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022