Makassar (Antara Bali) - Pelaksana tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan, Jufri Rahman menyatakan, Festival Budaya Toraja, Sulawesi Selatan, "Lovely December" diperuntukkan untuk wisatawan domestik, namun tetap terbuka untuk wisatawan mancanegara.
Lovely December memang gerakan pulang kampung untuk perantau Toraja yang berada di luar Provinsi Sulsel melalui gerakan 'Toraja Mamali' (rindu kampung halaman Toraja) yang digelar tiap tahun.
Hal itu dikemukakan Jufri Rahman di Makassar, Minggu, menanggapi kritikan tokoh adat, pengamat pariwisata, praktisi pariwisata dan berbagai kalangan lainnya yang menyoroti bahwa Pemprov Sulsel salah program dan salah jadwal menggelar festival budaya Toraja setiap akhir bulan Desember, sebab pada saat bersamaan wisatawan Eropa yang selama ini terbanyak masuk ke Sulsel merayakan Natal bersama keluarga di negaranya masing-masing.
Diakui, selama beberapa tahun menggelar festival budaya Toraja Lovely December, yang banyak berkunjung hingga angka ribuan orang adalah wisatawan domestik, sedangkan wisatawan mancanegara jumlahnya sangat sedikit, sehingga menjadi sorotan.
Harusnya sejak awal Kepala Dinas Pariwisata sebelumnya Suaib Mallombasi menjelaskan kepada masyarakat melalui pers bahwa tujuan festival budaya itu adalah untuk wisatawan domestik warga Toraja pulang kampung.
Konsepnya sama dengan pertemuan saudagar Bugis-Makassar setiap tahun seusai Idul Fitri. Khusus Toraja dilakukan festival dengan puncak acara saat Natal, sebab mayoritas warga Toraja beragama Nasrani yang akan pulang mudik merayakan Natal bersama keluarganya di Toraja.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Lovely December memang gerakan pulang kampung untuk perantau Toraja yang berada di luar Provinsi Sulsel melalui gerakan 'Toraja Mamali' (rindu kampung halaman Toraja) yang digelar tiap tahun.
Hal itu dikemukakan Jufri Rahman di Makassar, Minggu, menanggapi kritikan tokoh adat, pengamat pariwisata, praktisi pariwisata dan berbagai kalangan lainnya yang menyoroti bahwa Pemprov Sulsel salah program dan salah jadwal menggelar festival budaya Toraja setiap akhir bulan Desember, sebab pada saat bersamaan wisatawan Eropa yang selama ini terbanyak masuk ke Sulsel merayakan Natal bersama keluarga di negaranya masing-masing.
Diakui, selama beberapa tahun menggelar festival budaya Toraja Lovely December, yang banyak berkunjung hingga angka ribuan orang adalah wisatawan domestik, sedangkan wisatawan mancanegara jumlahnya sangat sedikit, sehingga menjadi sorotan.
Harusnya sejak awal Kepala Dinas Pariwisata sebelumnya Suaib Mallombasi menjelaskan kepada masyarakat melalui pers bahwa tujuan festival budaya itu adalah untuk wisatawan domestik warga Toraja pulang kampung.
Konsepnya sama dengan pertemuan saudagar Bugis-Makassar setiap tahun seusai Idul Fitri. Khusus Toraja dilakukan festival dengan puncak acara saat Natal, sebab mayoritas warga Toraja beragama Nasrani yang akan pulang mudik merayakan Natal bersama keluarganya di Toraja.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012