Program lintas kementerian/lembaga Indonesia Spice Up The World (ISUTW) yang diselenggarakan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali mempromosikan produk bumbu masakan dan kuliner khas Indonesia kepada wisatawan mancanegara.

"Indonesia Spice Up The World ini akan kami perkenalkan ke internasional. Bali ini khususnya bandara ini adalah gerbangnya dari Indonesia kalau kami ingin memperkenalkan kuliner Indonesia," ujar Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf Rizki Handayani saat menghadiri kegiatan itu di Kabupaten Badung, Bali, Rabu (17/8) malam.

Kegiatan ISUTW itu diselenggarakan di kawasan Food Galeria Terminal Internasional Bandara Bali dengan menyasar para calon penumpang pesawat yang akan terbang meninggalkan Pulau Dewata.

Pada pelaksanaannya, sebanyak lima menu makanan khas Indonesia yaitu sate ayam, rendang daging, nasi goreng, soto ayam dan gado-gado ditawarkan dan dijual kepada calon penumpang yang akan terbang. Setiap pembelian makanan juga akan memperoleh paket berisi produk bumbu aneka kuliner Indonesia.

Baca juga: Pengelola Bandara Ngurah Rai ajak pengguna jasa peringati HUT Kemerdekaan

"Tepat sekali di terminal keberangkatan karena memang kami mengharapkan ini merupakan pengalaman terakhir mereka jadi sebelum mereka meninggalkan Indonesia kenangannya bagus," katanya.

Rizki Handayani menjelaskan, Indonesia Spice Up The World merupakan salah satu bentuk kolaborasi pemerintah, swasta dan masyarakat yang apabila bisa diselenggarakan secara berkelanjutan melihat dengan antusiasme pembeli yang datang.

"Ini kan tidak gratis dan berbayar kalau orang ingin mencoba dan ternyata pasarnya bagus sekali. Saya yakin kalau ini bagus bisa diteruskan, mungkin selain dengan lima menu utama bisa kami kembangkan dengan menu lainnya," ungkapnya.

Selain mempromosikan kuliner khas Indonesia, pelaksanaan Indonesia Spice Up The World diharapkan juga dapat membantu pencapaian target nilai ekspor rempah dan bumbu masak Indonesia sebesar 2 miliar dollar AS serta 4.000 restoran Indonesia di luar negeri pada 2024

"Saat ini kami sedang mendata kembali restoran-restoran yang ada, dan yang penting bukan 4.000 restorannya, bagaimana ekspor bumbu kita meningkat," katanya.

"Jadi bagaimana restoran-restoran di Indonesia itu nanti penjualannya meningkat sehingga produksi bumbu kita yang meningkat. Sebenarnya restoran itu adalah etalase dari makanan, makanan perlu bumbu, jadi ekspor bumbu ini yang kami harapkan meningkat kedepannya," ujar Rizki Handayani.


 Baca juga: Kemenparekraf-Privy bantu 100 kursi tunggu ke Bandara Ngurah Rai, Bali
 

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022