Ketua Kelompok Kerja Transisi Energi atau ETWG Yudo Dwinanda Priaadi mengatakan sidang kedua ETWG di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, akan merumuskan penyusunan konsep Bali Common Principles in Accelerating Clean Energy Transitions (Compact).

"Pada pertemuan pertama di Yogyakarta, mereka sepakat akan tiga hal, yaitu energy access, technology, and financing. Isu itu akan kita bahas lebih lanjut terutama Bali Compact. Jadi ada serangkaian principles yang kami bahas dengan mereka untuk mendapatkan kesepakatan awal sebelum maju ke komunike," ujarnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.

Yudo menyampaikan bahwa seluruh anggota G20 telah menandatangani kesepakatan untuk mencapai netralitas karbon berdasarkan kebutuhan negara masing-masing. Bedanya, pertemuan sekarang adalah semua negara G20 sudah mendeklarasikan rencana netralitas karbon mereka.
 
"Oleh karena itu, kita butuh principles yang mendorong untuk implementasi transisi energi," ucap Yudo.

Baca juga: Indonesia targetkan punya 587 GW pembangkit energi bersih di tahun 2060

Selain Bali Compact, forum transisi energi G20 kali ini akan mempresentasikan kemajuan tiga isu utama yang sudah menjadi kesepakatan di Yogyakarta.

"Kita akan melakukan beberapa update terkait hasil perkembangan stocktake. Kita juga punya banyak virtual webinar. Ini merupakan milestones untuk mencapai satu konsensus. Kita dibantu teman-teman dari organisasi internasional," ungkap Yudo.

Menurutnya, salah satu kelebihan dari forum G20 adalah menciptakan gerakan global atau global movement. Transisi energi maupun target netralitas karbon menjadi salah satu isu global sejak pertama kali dibahas pada tahun 2018 lalu.

"Cukup empat tahun isu transisi energi menjadi pembahasan semua orang dan sebagai grup kita bergerak bersama-sama," terang Yudo.

Selaku Presidensi G20, Indonesia ingin mengoptimalkan peluang percepatan transisi energi melalui pemanfaatan energi baru dan terbarukan. Indonesia akan menyusun beberapa inisiatif proyek yang dikompilasikan di Sherpa dengan tetap memikirkan kepentingan G20.

Baca juga: PLN dorong "Listrik Hijau" lewat REC

Salah satu proyek yang sedang menjadi pembahasan di G20 adalah usulan Brasil atas platform bahan bakar nabati.

"Jadi ini itu satu kerja sama di G20 dan di luar G20 untuk menggunakan bioenergi di masa mendatang. Semua dipelajari, mana yang bisa diterima oleh semua anggota," kata Yudo.

Indonesia sendiri sedang mengusulkan program penangkapan karbon di proyek Tangguh, Papua Barat. Program itu memiliki nilai yang cukup besar hingga 3 miliar dolar AS.

Yudo menegaskan dukungan finansial dan teknologi dari negara maju menjadi hal penting untuk mengimplementasikan transisi energi secara global. Hal Ini yang akan didorong terus di G20.

Hari ini Jerman akan bicara sebagai Presidensi G7 dan mendorong Just Energy Transitions Partnership (JETP).

Model kerja sama JETP sudah pernah dilaksanakan oleh Afrika Selatan dengan Amerika Serikat, Prancis, dan Jerman. Kemitraan tersebut bertujuan mengakselerasi dekarbonisasi industri Afrika Selatan dengan fokus sistem kelistrikan dengan komitmen awal sebesar 8,5 miliar dolar AS pada tahap pertama.

Baca juga: PLN dan energi hijau untuk G20

Sidang Forum Transisi Energi (The 2nd Energy Transitions Working Group/ETWG) Presidensi G20 Indonesia yang dibuka Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif di Labuan Bajo, NTT, akan berlangsung selama dua hari pada 23-24 Juni 2022.

Delegasi tersebut terdiri atas 20 negara anggota G20, 10 negara undangan, dan 8 organisasi internasional, yang hadir secara langsung atau virtual.

Forum Transisi Energi G20 2022 terdiri atas rangkaian pertemuan mulai dari ETWG 1 di Yogyakarta, ETWG 2 di Labuan Bajo, dan ETWG 3 di Bali, serta Energy Transition Ministerial Meeting (ETMM). Puncak Presidensi G20 Indonesia adalah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.

Berbagai side events juga akan menyemarakkan gelaran Presidensi G20 Indonesia antara lain Webinar Ensuring Just Transitions for All; Making CCS/CCUS Affordable; Maintaining Energy Security during Transitions; Achieving Global Energy Access Goals in the Decade of Actions; dan Assuring Energy Access and Transitions in Archipelagic States.

Selanjutnya Escalating Gas Role in Energy Transitions; Boosting Geothermal Power; Highlighting Nuclear Potentials in Energy Transitions; Expanding Solar, Wind, and Ocean Energy Solutions; Accelerating Hydrogen and Energy Storage Development; Biofuels for Green Economy; Energy Efficiency: Scaling-up Strategies; dan Joint Webinar on Energy and Climate Financing.

Diselenggarakan pula kegiatan paralel yaitu Irena Investment Forum, EBTKE Conference and Expo, Youth Conference in Energy Transitions: Smart & Clean Energy Technologies Scaling Up, Youth Conference in Energy Transitions: Securing Energy Accessibility, Youth Summit in Energy Transitions: Advancing Energy Financing, dan Civil of Twenty (C20).

Kementerian ESDM juga membuka partisipasi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi maupun aksi nyata untuk mendukung energi bersih dalam kerangka G20 Energy Transitions.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sidang kedua ETWG fokus penyusunan konsep "Bali Common Principles"
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menteri ESDM dijadwalkan buka sidang Forum Transisi Energi G20 di NTT

Pewarta: Sugiharto Purnama

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022