Duta Kota Denpasar menampilkan Joged Bumbung Tradisi yang ditarikan oleh remaja pada Pesta Kesenian Bali (PKB) 2022 di Taman Budaya, Minggu (19/6) malam, untuk mencari generasi baru agar tidak punah.

"Ini Joged Bumbung Lumbung Sari, Banjar Minggir, Padangsambian, joged ini dibawakan remaja, bukan dewasa," kata Ketua Sekaa Joged Bumbung Lumbung Sari I Made Oka Antara di Denpasar, Senin pagi.

Oka Antara mengatakan pada PKB 2022 sengaja memilih penari remaja sebagai upaya mencari generasi baru, agar tarian Joged Bumbung tidak punah.

"Keinginan dari Dinas Kebudayaan untuk mencari generasi bagi joged agar tidak punah. Agar punya generasi untuk mengembangkan seni dan dilestarikan terus menerus," katanya disela-sela pementasan.

Dalam pementasan yang berlangsung di panggung Kalangan Ayodya itu, Oka menyebut sebanyak empat penari joged, satu pengibing (penari laki-laki) dan 18 penabuh (pemain musik) bergabung.

Baca juga: Budayawan usulkan pemerintah perluas ruang tampil Joged Bumbung Klasik

Seluruh pengisi diseleksi dengan petunjuk teknis usia berada direntang 17-25 tahun. Mereka yang terpilih merupakan warga Desa Padangsambian, selaku duta dari Kota Denpasar.

Oka turut menjelaskan bahwa tarian Joged Bumbung tidak berbeda dengan tari tradisi lainnya yang ada di Bali. Tarian ini lahir dari warisan leluhur dengan beberapa aturan yang kerap dimodifikasi.

Dalam pagelaran ini, penonton tidak hanya melihat keempat penari melakukan gerakan, namun ada interaksi dari masyarakat yang bersedia ikut joged di tengah panggung.

Tak hanya itu, penari dari Sekaa Joged Bumbung Lumbung Sari juga melakoni drama pendek untuk menyesuaikan pada tema Pesta Kesenian Bali ke-44, yaitu Danu Kerthi Huluning Amreta, Memuliakan Air Sumber Kehidupan.

"Ada ceritanya, sesuai tema jadi kami mendeskripsikan air sebagai sumber kehidupan dengan lakon di penari awal," ujar Oka Antara kepada media.

Baca juga: Pelajar Denpasar ajak jangan gengsi cintai Joged

Salah satu penari yang ditemui di balik panggung bernama Putu Yuni Sukarini turut menambahkan mengenai konsep tarian, yaitu penari pertama akan memerankan lakon, sedangkan tiga lainnya hanya menari.

"Penari satu bercerita mengenai Danu Kerthi, untuk penari dua, tiga, dan empat bernuansa jaipongan. Setiap penari itu lima pengibing dari penonton," ujar Yuni di belakang panggung.

Yuni sendiri sebagai salah satu remaja yang terpilih mengaku bangga karena ini pengalaman pertamanya tampil sebagai penari Joged Bumbung dalam Pesta Kesenian Bali.

Selain Yuni yang saat ini berusia 24 tahun, penari lainnya juga disebutkan seperti Dita Sumari Dewi dan Mira yang berusia 19 tahun, dan Mery Gita yang berusia 25 tahun. Keempatnya berhasil terpilih dan menjalani latihan sejak dua bulan terakhir.

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022