Wakil Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Amina J. Mohammed berharap Indonesia selaku ketua G20 tahun ini dapat mendorong negara-negara anggota berinvestasi lebih banyak di sektor manajemen risiko bencana.
Alasannya, berbagai program dan aksi mengurangi risiko bencana di tingkat nasional, kawasan, dan dunia membutuhkan pembiayaan yang berkelanjutan.
“Kami menyadari Indonesia sebagai ketua G20 dapat meneruskan pesan mengenai pentingnya meningkatkan investasi di program dan aksi yang bertujuan mengurangi risiko bencana,” kata Amina menjawab pertanyaan ANTARA setelah menghadiri pembukaan Sesi Ke-7 Platform Global untuk Pengurangan Risiko Bencana (GPDRR) di BNDCC Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu.
Baca juga: Pemerintah Indonesia tawarkan empat konsep resiliensi berkelanjutan kebencanaan
Menurut dia, pesan itu penting untuk digaungkan oleh Indonesia di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang digelar di Bali pada 15-16 November 2022.
“Investasi di bidang itu dapat memperkuat upaya membangun resiliensi (ketahanan) masyarakat yaitu untuk bangkit setelah menghadapi bencana,” kata dia.
Ia lanjut menyampaikan tujuan lain meningkatkan investasi di program dan aksi pengurangan risiko bencana juga dapat membantu pencapaian SDGs (Tujuan Pembangunan yang Berkelanjutan) sebagai agenda pembangunan dunia yang ditargetkan selesai pada 2030.
Oleh karena itu, ia berharap hasil pertemuan pada GPDRR Ke-7 pada 25–28 Mei 2022 dapat menjadi bekal bagi Indonesia saat memimpin KTT G20, terutama terkait misi mengajak negara-negara anggota terlibat dalam upaya bersama mengurangi risiko bencana di tingkat nasional, regional, dan dunia.
Baca juga: Presiden Jokowi paparkan keberhasilan RI turunkan karhutla-COVID-19 di GPDRR
Amina, pada kesempatan yang sama, menilai Indonesia memiliki pengalaman yang cukup lengkap dalam aksi kesiapsiagaan bencana.
“Kami menyadari Indonesia telah memiliki pusat komando kebencanaan, yang salah satunya ada di 91 Command Center ITDC Bali. Ada banyak data (kebencanaan) yang dihimpun di sana, dan berbagai kebijakan yang melibatkan masyarakat, sekolah, juga telah dilakukan,” kata Wakil Sekjen PBB itu.
Ia pun memuji berbagai program dan aksi kesiapsiagaan bencana yang telah dilakukan oleh Indonesia.
“Meskipun ada 3.000 bencana yang terjadi di Indonesia tahun lalu, tetapi jumlah korban jiwa relatif rendah. Indonesia terbukti mampu memimpin dalam isu-isu kebencanaan,” kata Amina kepada media usai acara pembukaan GPDRR.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
Alasannya, berbagai program dan aksi mengurangi risiko bencana di tingkat nasional, kawasan, dan dunia membutuhkan pembiayaan yang berkelanjutan.
“Kami menyadari Indonesia sebagai ketua G20 dapat meneruskan pesan mengenai pentingnya meningkatkan investasi di program dan aksi yang bertujuan mengurangi risiko bencana,” kata Amina menjawab pertanyaan ANTARA setelah menghadiri pembukaan Sesi Ke-7 Platform Global untuk Pengurangan Risiko Bencana (GPDRR) di BNDCC Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu.
Baca juga: Pemerintah Indonesia tawarkan empat konsep resiliensi berkelanjutan kebencanaan
Menurut dia, pesan itu penting untuk digaungkan oleh Indonesia di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang digelar di Bali pada 15-16 November 2022.
“Investasi di bidang itu dapat memperkuat upaya membangun resiliensi (ketahanan) masyarakat yaitu untuk bangkit setelah menghadapi bencana,” kata dia.
Ia lanjut menyampaikan tujuan lain meningkatkan investasi di program dan aksi pengurangan risiko bencana juga dapat membantu pencapaian SDGs (Tujuan Pembangunan yang Berkelanjutan) sebagai agenda pembangunan dunia yang ditargetkan selesai pada 2030.
Oleh karena itu, ia berharap hasil pertemuan pada GPDRR Ke-7 pada 25–28 Mei 2022 dapat menjadi bekal bagi Indonesia saat memimpin KTT G20, terutama terkait misi mengajak negara-negara anggota terlibat dalam upaya bersama mengurangi risiko bencana di tingkat nasional, regional, dan dunia.
Baca juga: Presiden Jokowi paparkan keberhasilan RI turunkan karhutla-COVID-19 di GPDRR
Amina, pada kesempatan yang sama, menilai Indonesia memiliki pengalaman yang cukup lengkap dalam aksi kesiapsiagaan bencana.
“Kami menyadari Indonesia telah memiliki pusat komando kebencanaan, yang salah satunya ada di 91 Command Center ITDC Bali. Ada banyak data (kebencanaan) yang dihimpun di sana, dan berbagai kebijakan yang melibatkan masyarakat, sekolah, juga telah dilakukan,” kata Wakil Sekjen PBB itu.
Ia pun memuji berbagai program dan aksi kesiapsiagaan bencana yang telah dilakukan oleh Indonesia.
“Meskipun ada 3.000 bencana yang terjadi di Indonesia tahun lalu, tetapi jumlah korban jiwa relatif rendah. Indonesia terbukti mampu memimpin dalam isu-isu kebencanaan,” kata Amina kepada media usai acara pembukaan GPDRR.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022