Kedutaan Besar RI di Beijing mengadakan Shalat Idul Fitri di halaman samping Wisma Duta pada Selasa pagi dengan jumlah jamaah terbatas sesuai dengan protokol kesehatan secara ketat di tengah gelombang baru COVID-19 varian Omicron.
"Jumlah jamaah hanya sekitar 80 persen," kata Wakil Duta Besar RI untuk China Dino R Kusnadi ditemui ANTARA Beijing seusai shalat Id.
Masjid-masjid di China ditutup total sejak mulai merebaknya lagi COVID-19.
Bahkan di Beijing, terutama di Distrik Chaoyang, beberapa tempat keramaian dan hiburan ditutup total setelah ditemukan klaster baru Omicron dua pekan yang lalu.
Baca juga: Muslim China berlebaran pada Selasa
Beberapa kawasan permukiman di distrik yang paling banyak dihuni orang asing itu juga telah dikunci (lockdown).
Dalam menyelenggarakan shalat Id tersebut, pihak KBRI telah memberitahukan kepada otoritas setempat dengan jumlah peserta tidak boleh lebih dari 100 orang.
Sebelum Id digelar, setiap jamaah dan seluruh pimpinan dan staf KBRI beserta anggota keluarganya telah menjalani tes PCR sebanyak empat kali mulai 25 April lalu.
Begitu pula selepas shalat Id diwajibkan tes PCR sebanyak tiga kali hingga Kamis (5/5) sesuai instruksi otoritas kesehatan di Ibu Kota.
"Tidak seperti biasanya, pada Lebaran tahun ini kami tidak menggelar silaturahmi atau open house dikarenakan beberapa wilayah di Beijing lockdown," kata Dino.
Baca juga: Kematian COVID-19 di Shanghai jadi 87, kasus di Beijing bertambah
Selepas shalat Id, Dubes RI untuk China Djauhari Oratmangun beserta istri Sih Elsiwi Oratmangun yang sedang bertugas di Indonesia menyapa para staf KBRI Beijing secara tatap layar.
"Saya menyampaikan Selamat Hari Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin," kata Dubes.
KBRI Beijing menggelar shalat Id pada hari Selasa pagi itu didasari oleh keputusan Asosiasi Islam China (CIA) bahwa 1 Syawal 1443 H jatuh pada tanggal 3 Mei 2022 sehingga puasa Ramadhan tahun ini genap 30 hari.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Jumlah jamaah hanya sekitar 80 persen," kata Wakil Duta Besar RI untuk China Dino R Kusnadi ditemui ANTARA Beijing seusai shalat Id.
Masjid-masjid di China ditutup total sejak mulai merebaknya lagi COVID-19.
Bahkan di Beijing, terutama di Distrik Chaoyang, beberapa tempat keramaian dan hiburan ditutup total setelah ditemukan klaster baru Omicron dua pekan yang lalu.
Baca juga: Muslim China berlebaran pada Selasa
Beberapa kawasan permukiman di distrik yang paling banyak dihuni orang asing itu juga telah dikunci (lockdown).
Dalam menyelenggarakan shalat Id tersebut, pihak KBRI telah memberitahukan kepada otoritas setempat dengan jumlah peserta tidak boleh lebih dari 100 orang.
Sebelum Id digelar, setiap jamaah dan seluruh pimpinan dan staf KBRI beserta anggota keluarganya telah menjalani tes PCR sebanyak empat kali mulai 25 April lalu.
Begitu pula selepas shalat Id diwajibkan tes PCR sebanyak tiga kali hingga Kamis (5/5) sesuai instruksi otoritas kesehatan di Ibu Kota.
"Tidak seperti biasanya, pada Lebaran tahun ini kami tidak menggelar silaturahmi atau open house dikarenakan beberapa wilayah di Beijing lockdown," kata Dino.
Baca juga: Kematian COVID-19 di Shanghai jadi 87, kasus di Beijing bertambah
Selepas shalat Id, Dubes RI untuk China Djauhari Oratmangun beserta istri Sih Elsiwi Oratmangun yang sedang bertugas di Indonesia menyapa para staf KBRI Beijing secara tatap layar.
"Saya menyampaikan Selamat Hari Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin," kata Dubes.
KBRI Beijing menggelar shalat Id pada hari Selasa pagi itu didasari oleh keputusan Asosiasi Islam China (CIA) bahwa 1 Syawal 1443 H jatuh pada tanggal 3 Mei 2022 sehingga puasa Ramadhan tahun ini genap 30 hari.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022