Banyumas (Antara Bali) - Masyarakat Pariwisata Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, meresahkan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Baturraden di lereng Gunung Slamet karena dikhawatirkan menimbulkan kerusakan lingkungan.

"Selama ini masyarakat beberapa desa penyangga wisata Baturraden belum pernah diajak membicarakan rencana pembangunan PLTPB di lereng Gunung Slamet," kata anggota Paguyuban Masyarakat Pariwisata Baturraden (PMPB) Tekad Santoso di Baturraden, Banyumas, Selasa.

Ia mengatakan, warga khawatir terkena dampak langsung dari pembangunan PLTPB yang saat ini mulai dirasakan akibat adanya aktivitas pembukaan hutan untuk lokasi proyek.

Sejak proyek tersebut berjalan, kata dia, debu dari lereng Gunung Slamet mulai masuk ke permukiman warga. Sebelum adanya proyek, lanjutnya, debu dari lereng Gunung Slamet tidak menjangkau permukiman warga meskipun musim kemarau.

Menurut Tekad Santoso, aktivitas proyek juga berdampak pada penurunan debit air sungai sehingga mengakibatkan kematian pada ikan. "Kami tidak pernah mendapat informasi yang lengkap dan jelas terkait proyek tersebut. Kami memang belum bersikap menerima atau menolak karena kami juga tidak tahu manfaat maupun risiko yang muncul dari proyek ini," katanya.

Sementara itu, anggota Dewan Kehutanan Nasional (DKN) Region Jawa Sungging Septivianto mengatakan, masyarakat di desa penyangga wisata Baturraden khawatir pembangunan PLTPB tersebut mengganggu sektor pariwisata yang selama ini mereka andalkan sebagai sumber penghasilan.

Oleh karena itu, kata dia, investor PLTPB Baturraden harus menyosialisasikan proyek geothermal ini kepada masyarakat di desa penyangga wisata Baturraden. "Warga jelas khawatir, pembangunan geothermal akan berdampak kepada sumber kehidupan mereka," katanya.(*/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012