Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali merencanakan untuk menerapkan kebiasaan "satu hari berbahasa Bali" sebagai upaya menjaga dan melestarikan bahasa daerah di Pulau Dewata.

"Program ini mirip dengan 'English day' di sekolah-sekolah internasional. Ini baru tahap usulan dan perencanaan, yang bisa dibilang 'Balinese day'," kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika seusai pembukaan peringatan hari aksara internasional di Denpasar, Selasa.

Menurutnya, walaupun pendidikan Bahasa Bali telah masuk dalam kurikulum pendidikan di sekolah, tetapi makin jarang orang yang fasih berbahasa Bali. Belum lagi dalam perkembangan industri pariwisata Bali, juga semakin jarang terdengar penggunaan bahasa daerah ini dalam keseharian masyarakat.

"Walaupun kita harus berbahasa internasional dan nasional dalam pergaulan, tetapi Bahasa Bali harus tetap dilestarikan," ujarnya.

Ia berharap, peran guru di sekolah untuk mulai mengembangkan satu hari berbahasa Bali guna melatih keterampilan siswa dalam menggunakan bahasa ibu tersebut. Selain itu juga peran tokoh masyarakat dalam upaya membiasakan generasi muda menggunakan bahasa daerah setempat dalam percakapan sehari-hari.

Langkah ini untuk meningkatkan jumlah penutur atau pengguna bahasa Bali di kemudian hari. Hal itu didasarkan kekhawatiran akan kepunahan bahasa Bali di tengah perkembangan pariwisata, mengingat para remaja Pulau Dewata lebih senang belajar bahasa asing.

Belum lagi dalam komunikasi keseharian masyarakat Bali juga cenderung menggunakan bahasa Indonesia daripada bahasa daerah setempat. Semakin minimnya pengguna atau penutur bahasa Bali telah lama memunculkan kekhawatiran ancaman kepunahan bahasa daerah ini, kata Mangku Pastika.

Pada dasarnya, menurut dia, bahasa merupakan budaya sebuah bangsa. Karena itu, kekhawatiran terhadap kepunahan bahasa Bali juga berarti ancaman bagi kepunahan kebudayaan Pulau Dewata.

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali, berupaya mengembangkan program yang dapat menarik minat generasi muda setempat untuk menggunakan bahasa ibu ini.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2009