New York (Antara Bali) - Lebih dari setengah sopir di Amerika Serikat yang tewas dalam kecelakaan mobil mengonsumsi alkohol atau narkoba ketika terjadi kecelakaan, demikian laporan sebuah penelitian.
Menggunakan data dari Administrasi Keamanan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional tentang kematian di jalan di 14 negara bagian, para peneliti juga menemukan bahwa para laki-laki dan orang yang berkendaraan di malam hari adalah yang paling mungkin mengonsumsi alkohol, ganja, atau obat-obatan terlarang yang muncul pada layar toksikologi setelah kecelakaan tersebut.
Hasil penelitian itu muncul di jurnal Addiction. "Lebih dari separuh sopir-sopir yang terluka parah di Amerika Serikat mengonsumsi alkohol atau obat-obatan lainnya dan lebih kurang 20 persen menggunakan (dua atau lebih) obat-obatan," tulis Joanne Brady dari Universitas Columbia dan rekan-rekannya.
Dari 20.150 supir yang terluka parah pada 2005 hingga 2009, 57 persen teruji positif untuk sekurang-kurangnya satu obat, termasuk satu dari lima orang yang mengkonsumsi obat-obatan dalam tubuh mereka.(IGT/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Menggunakan data dari Administrasi Keamanan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional tentang kematian di jalan di 14 negara bagian, para peneliti juga menemukan bahwa para laki-laki dan orang yang berkendaraan di malam hari adalah yang paling mungkin mengonsumsi alkohol, ganja, atau obat-obatan terlarang yang muncul pada layar toksikologi setelah kecelakaan tersebut.
Hasil penelitian itu muncul di jurnal Addiction. "Lebih dari separuh sopir-sopir yang terluka parah di Amerika Serikat mengonsumsi alkohol atau obat-obatan lainnya dan lebih kurang 20 persen menggunakan (dua atau lebih) obat-obatan," tulis Joanne Brady dari Universitas Columbia dan rekan-rekannya.
Dari 20.150 supir yang terluka parah pada 2005 hingga 2009, 57 persen teruji positif untuk sekurang-kurangnya satu obat, termasuk satu dari lima orang yang mengkonsumsi obat-obatan dalam tubuh mereka.(IGT/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012