Singaraja (Antara Bali) - Pemulangan bayi berkelamin ganda dari Rumah Sakit Santhi Graha, Kabupaten Buleleng, terhambat administrasi.
"Sebenarnya sudah diperbolehkan pulang, namun proses adminstrasinya masih terhambat surat-surat. KTP dan KK saya mati dan tak sempat urus karena tak punya biaya," kata Komang Suastika (34), orang tua bayi berkelamin ganda, di RS Santhi Graha, Jumat.
Wayan Sri Mulyani (27), istri Suastika, menjalani proses persalinan di RS Santhi Graha, Rabu (29/8). Biaya persalinannya menggunakan kartu Jamkesmas atas nama Wayan Sri Mulyani. "Namun untuk perawatan bayi, tetap dikenakan biaya," kata Suastika.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Buleleng, Dewa Nyoman Sukrawan, siap memberikan bantuan kepada pasangan suami-istri asal Desa Sepang, Kecamatan Busungbiu, itu.(MDE/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Sebenarnya sudah diperbolehkan pulang, namun proses adminstrasinya masih terhambat surat-surat. KTP dan KK saya mati dan tak sempat urus karena tak punya biaya," kata Komang Suastika (34), orang tua bayi berkelamin ganda, di RS Santhi Graha, Jumat.
Wayan Sri Mulyani (27), istri Suastika, menjalani proses persalinan di RS Santhi Graha, Rabu (29/8). Biaya persalinannya menggunakan kartu Jamkesmas atas nama Wayan Sri Mulyani. "Namun untuk perawatan bayi, tetap dikenakan biaya," kata Suastika.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Buleleng, Dewa Nyoman Sukrawan, siap memberikan bantuan kepada pasangan suami-istri asal Desa Sepang, Kecamatan Busungbiu, itu.(MDE/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012