Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengirimkan logistik serta personel tambahan untuk membantu proses penanganan korban APG (awan panas guguran) Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, yang menyebabkan belasan korban meninggal dunia dan puluhan korban luka/luka bakar.

"Sekarang ini masih pandemi COVID-19, sehingga kami nyatakan ini bencana multihazard. Oleh karena itu relawan yang kami kirimkan harus tetap menjaga protokol kesehatan," ujar Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Budi Setiawan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Bantuan logistik yang dikirimkan berupa famili kit sebanyak 500 kontainer, logistik COVID-19 berupa 15 ribu masker, handsanitizer, sarung tangan, obat-obatan dan barang medis lainnya. Family kit ini berupa alat perlengkapan mandi.

Baca juga: NU Jatim bergerak cepat bantu warga terdampak letusan Semeru

Muhammadiyah juga mengirimkan mobil dapur umum yang akan diperbantukan untuk menyiapkan makanan siap saji bagi warga terdampak maupun para relawan yang bertugas di lapangan.

Bantuan tersebut akan dibagi menjadi dua titik yaitu satu di pos pelayanan dari arah Kabupaten Lumajang dan di arah Kabupaten Malang.

Pembagian ini dilakukan karena terputusnya akses jalan nasional yang menghubungkan Kabupaten Lumajang dan Malang akibat jebolnya Jembatan Geladak Perak setelah diterjang aliran lahar Semeru.

Sementara itu, Koordinator Tanggap Darurat, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi (TDRR) PP Muhammadiyah Indrayanto mengatakan MDMC juga menerjunkan Emergency Medical Team (EMT) nasionalnya ke Semeru.

"Kami menerjunkan EMT Nasional MDMC sebagai tanggung jawab Muhammadiyah untuk misi kesehatan membantu warga terdampak erupsi Semeru. Untuk ini kami terus berkoordinasi dengan MDMC Jawa Timur terkait dengan teknisnya di lapangan," katanya.

Baca juga: (Round up) - Semeru bergolak

Menurutnya, MDMC Jawa Timur juga bertugas memobilisasi sumber daya dan bantuan untuk membantu masyarakat di pos layanan yang sudah berdiri di Kabupaten Lumajang dan Malang.

Personel EMT sudah melaksanakan respons medis awal dari Minggu pagi yang berasal dari RS Aisyiyah Probolinggo. Mereka melaksanakan layanan di Desa Sumberwuluh dan Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.

Tim dari RS Aisyiyah menemukan banyak warga yang mengeluhkan sakit diare dan pusing-pusing karena diduga banyak menghirup bau belerang yang keluar bersamaan dengan erupsi Semeru.

"Pengobatan dilaksanakan hingga malam hari karena beberapa dusun di kawasan tersebut belum tersentuh bantuan relawan," kata dia.

Rumah Sakit Muhammadiyah Aisyiyah (RSMA) dari Blitar, Kediri, Malang, Lamongan, dan Bojonegoro juga bergabung menerjunkan tim medis.

Mereka yang dikirim adalah tenaga medis yang sudah berpengalaman terjun dalam penanganan darurat bencana di berbagai daerah di Indonesia.

Pewarta: Asep Firmansyah

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021