Amlapura (Antara Bali) - Penerimaan pajak galian golongan C menjadi pendapatan terbesar Kabupaten Karangasem selama semester I/2012.
Dalam draf Laporan Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karangasem, yang didapat wartawan di Amlapura, Minggu, menyebutkan bahwa selama Januri-Juni 2012 penerimaan pajak galian golongan C atau mineral bukan logam dan batuan mencapai Rp28,5 miliar atau 49,01 persen dari total target sepanjang tahun ini yang mencapai Rp58,3 miliar.
"Dengan melihat data itu, potensi galian C masih bisa digenjot lagi. Namun belakangan isu kebocoran, menjadi isu klasik yang mengiringi capaian itu, karena selama enam bulan berjalan seharusnya target penerimaan lebih dari 50 persen bisa dicapai," kata Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Karangasem I Gede Adnya Muliadi.
Pihaknya sudah berusaha mengatasi kebocoran tersebut, di antaranya dengan menerapkan sistem self assessment, yakni pengusaha menyetor pajaknya sendiri.
"Tapi kebocoran masih bisa terjadi karena tingkat kesadaran pengusaha membayar pajak rendah. Untuk itulah perlu adanya berbagai alat kontrol dalam melakukan pemungutan pajak," katanya. (MBM/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Dalam draf Laporan Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karangasem, yang didapat wartawan di Amlapura, Minggu, menyebutkan bahwa selama Januri-Juni 2012 penerimaan pajak galian golongan C atau mineral bukan logam dan batuan mencapai Rp28,5 miliar atau 49,01 persen dari total target sepanjang tahun ini yang mencapai Rp58,3 miliar.
"Dengan melihat data itu, potensi galian C masih bisa digenjot lagi. Namun belakangan isu kebocoran, menjadi isu klasik yang mengiringi capaian itu, karena selama enam bulan berjalan seharusnya target penerimaan lebih dari 50 persen bisa dicapai," kata Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Karangasem I Gede Adnya Muliadi.
Pihaknya sudah berusaha mengatasi kebocoran tersebut, di antaranya dengan menerapkan sistem self assessment, yakni pengusaha menyetor pajaknya sendiri.
"Tapi kebocoran masih bisa terjadi karena tingkat kesadaran pengusaha membayar pajak rendah. Untuk itulah perlu adanya berbagai alat kontrol dalam melakukan pemungutan pajak," katanya. (MBM/M038/T007)
Editor : Nyoman Budhiana
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012