Semarang (Antara Bali) - Sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Semarang mengembangkan teater kuda lumping di Desa Baran Dukuh Lor, Kabupaten Semarang untuk mengangkat potensi wisata di daerah tersebut.
"Masyarakat Desa Baran Dukuh Lor sebelumnya sudah mengembangkan kesenian kuda lumping. Namun, sejak beberapa tahun lalu aktivitas kesenian itu mandek," kata Ayu Fitriani (20) mahasiswa Unnes, di Semarang, Sabtu.
Atas dasar itu, Ayu bersama tiga kawannya, yakni Dani Ardiyawan (18), Guruh Tri Utomo (19), dan Uswatun Hasanah (20) tergerak untuk mengembangkan potensi wisata budaya yang sempat mengalami kemandekan itu.
Keempat mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unnes itu berinsiatif memodifikasi kesenian kuda lumping konvensional dengan sentuhan teatrikal untuk semakin menambah nilai jual kesenian tradisional tersebut.
Selama ini, kata Ayu, kesenian kuda lumping dimainkan tanpa jalan cerita, tetapi dengan sentuhan teatrikal dimodifikasi menjadi teater kuda lumping yang sarat dengan muatan cerita lokal masyarakat setempat.
"Kuda lumpingnya tetap, hanya kami tambahkan muatan teater. Dengan ini, kesenian kuda lumping tak lagi melulu bernuansa mistis, tetapi ada jalan cerita yang bisa menambah wawasan dongeng-dongeng rakyat," katanya.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Masyarakat Desa Baran Dukuh Lor sebelumnya sudah mengembangkan kesenian kuda lumping. Namun, sejak beberapa tahun lalu aktivitas kesenian itu mandek," kata Ayu Fitriani (20) mahasiswa Unnes, di Semarang, Sabtu.
Atas dasar itu, Ayu bersama tiga kawannya, yakni Dani Ardiyawan (18), Guruh Tri Utomo (19), dan Uswatun Hasanah (20) tergerak untuk mengembangkan potensi wisata budaya yang sempat mengalami kemandekan itu.
Keempat mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unnes itu berinsiatif memodifikasi kesenian kuda lumping konvensional dengan sentuhan teatrikal untuk semakin menambah nilai jual kesenian tradisional tersebut.
Selama ini, kata Ayu, kesenian kuda lumping dimainkan tanpa jalan cerita, tetapi dengan sentuhan teatrikal dimodifikasi menjadi teater kuda lumping yang sarat dengan muatan cerita lokal masyarakat setempat.
"Kuda lumpingnya tetap, hanya kami tambahkan muatan teater. Dengan ini, kesenian kuda lumping tak lagi melulu bernuansa mistis, tetapi ada jalan cerita yang bisa menambah wawasan dongeng-dongeng rakyat," katanya.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012