Menteri Koperasi dan UKM menginginkan ada koperasi insan media di Indonesia yang sukses menjadi koperasi besar sehingga ia mendorong Koperasi Jasa Karyawan Kantor Berita ANTARA (Kokantara) menjadi proyek percontohan.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam keterangannya kepada ANTARA di Jakarta, Senin (26/10), mengatakan banyak koperasi di Indonesia sukses menjadi lembaga yang menyejahterakan anggotanya, bahkan masuk dalam jajaran 300 koperasi besar dunia.
“Maka koperasi media yang beranggotakan ‘educated people’ ini sudah semestinya mampu mengembangkan model bisnis kekinian yang bisa menjadi acuan bagi koperasi lain dan menyejahterakan anggotanya,” kata Teten.
Teten mengaku sangat percaya potensi besar koperasi media, salah satunya Kokantara yang dibentuk pada 1969 di lingkup Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA. Ia pun mendorong agar Kokantara membuka keanggotaannya agar tidak eksklusif bagi karyawan internal dan pensiunan, namun jika memungkinkan lebih melebar ke insan media yang lain sehingga Kokantara bisa menjadi wadah.
“Karena ke depan kita menginginkan koperasi berkualitas, tidak perlu banyak tapi cukup besar dan anggotanya banyak,” katanya.
Kokantara melakukan audiensi kepada Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki untuk menyampaikan hasil Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun 2020 Kokantara sekaligus hasil pemilihan Ketua Koperasi dan Ketua Dewan Pengawas Kokantara periode 2021-2026.
Teten mengatakan pihaknya sangat terbuka untuk bersama mengembangkan Kokantara melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) selaku satuan kerja di bawah Kementerian Koperasi dan UKM.
“LPDB KUMKM sudah punya orang-orang yang ikut mengembangkan manajemen korporasi, tinggal orang-orangnya (dimasukkan) ke koperasi,” ujar dia.
Dia mengajak Kokantara untuk dapat berdikusi dengan LPDB KUMKM dalam upaya pengembangan model bisnis, misalnya menggunakan koperasi multipihak yang bekerja sama dengan koperasi produsen untuk memenuhi reseller (penjual ulang) produk melalui jaringan karyawan.
Menkop juga mengharapkan agar koperasi secara kuantitas tak terlalu banyak, tetapi setiap koperasi tersebut berskala besar.
Selain itu, lanjut dia, dapat dilakukan pula pemekaran usaha (spin off) dengan cara membangun satu koperasi sektor rill oleh Kokantara yang akan berfungsi sebagai koperasi simpan pinjam sebagai jangkar.
“Misalkan antar warung membuat koperasi warung, mereka bikin jaringan retailnya, jaringan distribusi senternya. Itu kan bisnis besar. Ini mindset entrepreneurship-nya yang kita mau kembangkan,” tukas Teten.
Rata-rata, dikatakan bahwa koperasi simpan pinjam memiliki ribuan anggota. Tetapi, para anggota dibiarkan belanja sendiri-sendiri sehingga membuat koperasi tersebut tak bisa bersaing dengan jaringan retail modern.
Ia juga mengingatkan agar koperasi dapat memikirkan kesejahteraan anggota. Jika dibandingkan saat ini sebagin besar, tutur Menkop, terdapat kesenjangan antara pertumbuhan koperasi dengan kesejahteraan anggota karena banyak yang menerapkan kepengurusan itu bersifat dinasti atau turun-temurun sehingga profesionalisme pengelolaan terabaikan.
Ketua Dewan Pengurus Kokantara Hendi Rustandi mengatakan Kokantara selama ini menjadi wadah bagi karyawan dan pensiunan LKBN Antara di seluruh Indonesia dan saat ini beranggotakan lebih dari 600 orang yang sebagian besar merupakan jurnalis dan insan media.
Selama ini, Kokantara bergerak pada bidang usaha jasa simpan pinjam, penyediaan ATK dan sembako untuk Antara, rental kendaraan untuk mendukung mobilitas perusahaan, dan penyediaan tenaga alih daya.
Ke depan pihaknya ingin melebarkan sayap koperasi dengan aset lebih dari Rp8,6 miliar itu untuk masuk dalam bisnis digital marketing termasuk jasa pembuatan website, bisnis berbasis online dan sosial media, mendorong sinergi bisnis anggota di Kantor Biro Antara seluruh Indonesia, bisnis berbasis IT, dan sinergi dengan pelaku UMKM.
Pada kesempatan itu, Menkop UKM Teten Masduki didampingi Deputi Bidang Perkoperasian Ahmad Zabadi sementara hadir melakukan audiensi Ketua Dewan Pengurus Kokantara Hendi Rustandi bersama Sekretaris Kokantara Siswo Sadpriyono dan Bendahara Kokantara Anastom Sy. Kemudian Ketua Dewan Pengawas Kokantara Darwito serta anggota Daryanto dan Hanni Sofia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam keterangannya kepada ANTARA di Jakarta, Senin (26/10), mengatakan banyak koperasi di Indonesia sukses menjadi lembaga yang menyejahterakan anggotanya, bahkan masuk dalam jajaran 300 koperasi besar dunia.
“Maka koperasi media yang beranggotakan ‘educated people’ ini sudah semestinya mampu mengembangkan model bisnis kekinian yang bisa menjadi acuan bagi koperasi lain dan menyejahterakan anggotanya,” kata Teten.
Teten mengaku sangat percaya potensi besar koperasi media, salah satunya Kokantara yang dibentuk pada 1969 di lingkup Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA. Ia pun mendorong agar Kokantara membuka keanggotaannya agar tidak eksklusif bagi karyawan internal dan pensiunan, namun jika memungkinkan lebih melebar ke insan media yang lain sehingga Kokantara bisa menjadi wadah.
“Karena ke depan kita menginginkan koperasi berkualitas, tidak perlu banyak tapi cukup besar dan anggotanya banyak,” katanya.
Kokantara melakukan audiensi kepada Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki untuk menyampaikan hasil Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun 2020 Kokantara sekaligus hasil pemilihan Ketua Koperasi dan Ketua Dewan Pengawas Kokantara periode 2021-2026.
Teten mengatakan pihaknya sangat terbuka untuk bersama mengembangkan Kokantara melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) selaku satuan kerja di bawah Kementerian Koperasi dan UKM.
“LPDB KUMKM sudah punya orang-orang yang ikut mengembangkan manajemen korporasi, tinggal orang-orangnya (dimasukkan) ke koperasi,” ujar dia.
Dia mengajak Kokantara untuk dapat berdikusi dengan LPDB KUMKM dalam upaya pengembangan model bisnis, misalnya menggunakan koperasi multipihak yang bekerja sama dengan koperasi produsen untuk memenuhi reseller (penjual ulang) produk melalui jaringan karyawan.
Menkop juga mengharapkan agar koperasi secara kuantitas tak terlalu banyak, tetapi setiap koperasi tersebut berskala besar.
Selain itu, lanjut dia, dapat dilakukan pula pemekaran usaha (spin off) dengan cara membangun satu koperasi sektor rill oleh Kokantara yang akan berfungsi sebagai koperasi simpan pinjam sebagai jangkar.
“Misalkan antar warung membuat koperasi warung, mereka bikin jaringan retailnya, jaringan distribusi senternya. Itu kan bisnis besar. Ini mindset entrepreneurship-nya yang kita mau kembangkan,” tukas Teten.
Rata-rata, dikatakan bahwa koperasi simpan pinjam memiliki ribuan anggota. Tetapi, para anggota dibiarkan belanja sendiri-sendiri sehingga membuat koperasi tersebut tak bisa bersaing dengan jaringan retail modern.
Ia juga mengingatkan agar koperasi dapat memikirkan kesejahteraan anggota. Jika dibandingkan saat ini sebagin besar, tutur Menkop, terdapat kesenjangan antara pertumbuhan koperasi dengan kesejahteraan anggota karena banyak yang menerapkan kepengurusan itu bersifat dinasti atau turun-temurun sehingga profesionalisme pengelolaan terabaikan.
Ketua Dewan Pengurus Kokantara Hendi Rustandi mengatakan Kokantara selama ini menjadi wadah bagi karyawan dan pensiunan LKBN Antara di seluruh Indonesia dan saat ini beranggotakan lebih dari 600 orang yang sebagian besar merupakan jurnalis dan insan media.
Selama ini, Kokantara bergerak pada bidang usaha jasa simpan pinjam, penyediaan ATK dan sembako untuk Antara, rental kendaraan untuk mendukung mobilitas perusahaan, dan penyediaan tenaga alih daya.
Ke depan pihaknya ingin melebarkan sayap koperasi dengan aset lebih dari Rp8,6 miliar itu untuk masuk dalam bisnis digital marketing termasuk jasa pembuatan website, bisnis berbasis online dan sosial media, mendorong sinergi bisnis anggota di Kantor Biro Antara seluruh Indonesia, bisnis berbasis IT, dan sinergi dengan pelaku UMKM.
Pada kesempatan itu, Menkop UKM Teten Masduki didampingi Deputi Bidang Perkoperasian Ahmad Zabadi sementara hadir melakukan audiensi Ketua Dewan Pengurus Kokantara Hendi Rustandi bersama Sekretaris Kokantara Siswo Sadpriyono dan Bendahara Kokantara Anastom Sy. Kemudian Ketua Dewan Pengawas Kokantara Darwito serta anggota Daryanto dan Hanni Sofia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021