Presiden Joko Widodo menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di halaman Monumen Pancasila Sakti, Kompleks Lubang Buaya, Jakarta Timur, Jumat.
Upacara tersebut ditayangkan melalui siaran langsung di kanal Youtube Sekretariat Presiden. Para peserta upacara menerapkan protokol kesehatan dengan menggunakan masker dan menjaga jarak.
Presiden Jokowi hadir mengenakan jas abu-abu dengan dasi merah, kopiah hitam, dan mengenakan masker berwarna cokelat.
Turut hadir Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin dan Ibu Wury Ma'ruf Amin, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ristek Nadiem Makarim yang juga mengenakan masker.
Baca juga: Puluhan pemuda Bali gelorakan semangat nasionalisme cegah radikalisme
Setelah upacara dimulai, Presiden Jokowi memimpin prosesi mengheningkan cipta.
"Untuk mengenang jasa para pahlawan dan pejuang-pejuang bangsa, utamanya para pahlawan revolusi, mengheningkan cipta dimulai,” ucap Presiden.
Ketua DPD RI LaNyalla Mattalitti membacakan Teks Pancasila. Selanjutnya Ketua MPR RI Bambang Soesatyo membacakan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Setelah itu, Ketua DPR RI Puan Maharani membacakan dan menandatangani naskah Ikrar.
"Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami yang melakukan upacara ini menyadari sepenuhnya bahwa sejak Diproklamasikan Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 pada kenyataannya telah terjadi rongrongan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Puan.
Rongrongan tersebut, menurut Puan, dimungkinkan karena kelengahan dan kekurangwaspadaan bangsa Indonesia terhadap kegiatan yang berupaya menumbangkan Pancasila.
"Bahwa rongrongan tersebut dimungkinkan oleh karena kelengahan, kekurangwaspadaan bangsa Indonesia terhadap kegiatan yang berupaya untuk menumbangkan Pancasila sebagai ideologi negara," tambah Puan.
Baca juga: Survei: Mayoritas publik anggap Pancasila tak boleh diubah
Puan mengatakan bahwa bangsa Indonesia membulatkan tekad untuk tetap mempertahankan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai sumber kekuatan, menggalang kebersamaan untuk memperjuangkan, menegakkan kebenaran, dan keadilan demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Di hadapan Tuhan Yang Maha Esa dalam memperingati Hari Kesaktian Pancasila, kami membulatkan tekad untuk tetap mempertahankan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai sumber kekuatan, menggalang kebersamaan untuk memperjuangkan, menegakkan kebenaran, dan keadilan demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Puan.
Rangkaian upacara ditutup dengan doa yang dibacakan Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas.
Sebelum meninggalkan lokasi upacara, Presiden, Wakil Presiden, dan pimpinan lembaga tinggi negara melakukan tapak tilas dengan mengunjungi beberapa lokasi di Monumen Pancasila Sakti.
Seusai upacara, Presiden Jokowi sempat berdoa di depan sumur tempat jasad Tujuh Pahlawan Revolusi dimasukkan saat Peristiwa 30 September 1965 atau G30S. Sumur tersebut lazim disebut "Lubang Buaya".
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
Upacara tersebut ditayangkan melalui siaran langsung di kanal Youtube Sekretariat Presiden. Para peserta upacara menerapkan protokol kesehatan dengan menggunakan masker dan menjaga jarak.
Presiden Jokowi hadir mengenakan jas abu-abu dengan dasi merah, kopiah hitam, dan mengenakan masker berwarna cokelat.
Turut hadir Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin dan Ibu Wury Ma'ruf Amin, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ristek Nadiem Makarim yang juga mengenakan masker.
Baca juga: Puluhan pemuda Bali gelorakan semangat nasionalisme cegah radikalisme
Setelah upacara dimulai, Presiden Jokowi memimpin prosesi mengheningkan cipta.
"Untuk mengenang jasa para pahlawan dan pejuang-pejuang bangsa, utamanya para pahlawan revolusi, mengheningkan cipta dimulai,” ucap Presiden.
Ketua DPD RI LaNyalla Mattalitti membacakan Teks Pancasila. Selanjutnya Ketua MPR RI Bambang Soesatyo membacakan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Setelah itu, Ketua DPR RI Puan Maharani membacakan dan menandatangani naskah Ikrar.
"Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami yang melakukan upacara ini menyadari sepenuhnya bahwa sejak Diproklamasikan Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 pada kenyataannya telah terjadi rongrongan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Puan.
Rongrongan tersebut, menurut Puan, dimungkinkan karena kelengahan dan kekurangwaspadaan bangsa Indonesia terhadap kegiatan yang berupaya menumbangkan Pancasila.
"Bahwa rongrongan tersebut dimungkinkan oleh karena kelengahan, kekurangwaspadaan bangsa Indonesia terhadap kegiatan yang berupaya untuk menumbangkan Pancasila sebagai ideologi negara," tambah Puan.
Baca juga: Survei: Mayoritas publik anggap Pancasila tak boleh diubah
Puan mengatakan bahwa bangsa Indonesia membulatkan tekad untuk tetap mempertahankan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai sumber kekuatan, menggalang kebersamaan untuk memperjuangkan, menegakkan kebenaran, dan keadilan demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Di hadapan Tuhan Yang Maha Esa dalam memperingati Hari Kesaktian Pancasila, kami membulatkan tekad untuk tetap mempertahankan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai sumber kekuatan, menggalang kebersamaan untuk memperjuangkan, menegakkan kebenaran, dan keadilan demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Puan.
Rangkaian upacara ditutup dengan doa yang dibacakan Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas.
Sebelum meninggalkan lokasi upacara, Presiden, Wakil Presiden, dan pimpinan lembaga tinggi negara melakukan tapak tilas dengan mengunjungi beberapa lokasi di Monumen Pancasila Sakti.
Seusai upacara, Presiden Jokowi sempat berdoa di depan sumur tempat jasad Tujuh Pahlawan Revolusi dimasukkan saat Peristiwa 30 September 1965 atau G30S. Sumur tersebut lazim disebut "Lubang Buaya".
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021