Festival Seni Bali Jani III Tahun 2021 yang akan berlangsung pada 23 Oktober-6 November 2021 akan memadukan pementasan atau pergelaran seni kontemporer dan modern secara daring dan luring.
"Jadi, penyelenggaraan nanti sifatnya progresif artinya menyesuaikan dengan keadaan di masa pandemi, bisa dilaksanakan secara daring maupun luring," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Prof Dr I Gede Arya Sugiartha di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, jika memang level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) menurun, maka tak menutup kemungkinan bisa menghadirkan penonton di Taman Budaya Provinsi Bali, Kota Denpasar, dengan batasan dan aturan pelaksanaan secara ketat, seperti halnya wajib mengunduh aplikasi PeduliLindungi.
Berbeda dengan ajang Pesta Kesenian Bali (PKB), yang merupakan ajang pemanggungan kesenian tradisional, klasik dan seni rakyat, maka ujar Arya, Festival Seni Bali Jani memusatkan perhatian pada seni-seni kekinian yang dekat dengan realita kehidupan yang sedang dialami Generasi Millenial.
Baca juga: Gubernur: Festival Seni Bali Jani perkuat seni budaya
Digagas langsung oleh Gubernur Bali Wayan Koster, festival ini sekaligus merupakan perwujudan nyata dari visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.
"Selain sebagai ruang edukasi, melalui festivali ini diharapkan akan menjadi ladang pembibitan bagi generasi muda Bali untuk tumbuh berkembang sebagai kreator-kreator hebat di bidang seni kontemporer dan modern," ujar mantan Rektor ISI Denpasar itu.
Tahun ini FSBJ mengangkat tema Jenggala Sutra: Susastra Wana Kerthi yaitu Semesta Kreativitas Terkini Harmoni Diri dan Bumi dalam Keluasaan Penciptaan Baru.
"Temanya sengaja diperluas, terbingkai lentur, agar seniman mudah mengimplementasikannya dalam karya-karyanya," ucapnya sembari mengatakan festival ini dikuratori oleh IB Martinaya, Dr I Komang Sudirga dan Warih Wisatsana.
Festival Seni Bali Jani menyajikan lima konsep, yaitu Eksplorasi, Eksperimentasi, Lintas-batas, Kontekstual dan Kolaborasi. Sementara itu, materi FBJ 2021 terdiri dari Mepeed Anyar (karnaval), Pawimba (lomba), Adilango (pergelaran), Utsawa (parade), Megarupa (pameran), Timbang Rasa (sarasehan), Beranda Pustaka (bursa buku) dan Bali Jani Nugraha.
"Dengan hadirnya FSBJ ini kami harapkan juga dapat memberikan hiburan pada masyarakat sehingga bisa mengobati psikologi masyarakat Bali yang sudah lebih dari 1,5 tahun ini terdampak pandemi COVID-19," katanya.
Baca juga: Balawan-Eko Suprianto bedah peluang seni virtual di era pandemi
IB Martinaya selaku kurator berharap hadirnya Festival Seni Bali Jani mampu membangkitkan wacana-wacana atau masukan yang kritis agar kehidupan berkesenian di Bali semakin bertumbuh.
"Media kami harapkan dapat memberikan masukan atau saran untuk menggairahkan kehidupan berkesenian khususnya seni modern atau kontemporer di Bali," harap mantan jurnalis itu.
Hal serupa juga diungkapkan Warih Wisatsana menyatakan hadirnya para kreator seni modern, para pegiat teater nasional maupun internasional dalam FSBJ tahun ini akan memberikan ruang tumbuhnya kesenian di Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Jadi, penyelenggaraan nanti sifatnya progresif artinya menyesuaikan dengan keadaan di masa pandemi, bisa dilaksanakan secara daring maupun luring," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Prof Dr I Gede Arya Sugiartha di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, jika memang level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) menurun, maka tak menutup kemungkinan bisa menghadirkan penonton di Taman Budaya Provinsi Bali, Kota Denpasar, dengan batasan dan aturan pelaksanaan secara ketat, seperti halnya wajib mengunduh aplikasi PeduliLindungi.
Berbeda dengan ajang Pesta Kesenian Bali (PKB), yang merupakan ajang pemanggungan kesenian tradisional, klasik dan seni rakyat, maka ujar Arya, Festival Seni Bali Jani memusatkan perhatian pada seni-seni kekinian yang dekat dengan realita kehidupan yang sedang dialami Generasi Millenial.
Baca juga: Gubernur: Festival Seni Bali Jani perkuat seni budaya
Digagas langsung oleh Gubernur Bali Wayan Koster, festival ini sekaligus merupakan perwujudan nyata dari visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.
"Selain sebagai ruang edukasi, melalui festivali ini diharapkan akan menjadi ladang pembibitan bagi generasi muda Bali untuk tumbuh berkembang sebagai kreator-kreator hebat di bidang seni kontemporer dan modern," ujar mantan Rektor ISI Denpasar itu.
Tahun ini FSBJ mengangkat tema Jenggala Sutra: Susastra Wana Kerthi yaitu Semesta Kreativitas Terkini Harmoni Diri dan Bumi dalam Keluasaan Penciptaan Baru.
"Temanya sengaja diperluas, terbingkai lentur, agar seniman mudah mengimplementasikannya dalam karya-karyanya," ucapnya sembari mengatakan festival ini dikuratori oleh IB Martinaya, Dr I Komang Sudirga dan Warih Wisatsana.
Festival Seni Bali Jani menyajikan lima konsep, yaitu Eksplorasi, Eksperimentasi, Lintas-batas, Kontekstual dan Kolaborasi. Sementara itu, materi FBJ 2021 terdiri dari Mepeed Anyar (karnaval), Pawimba (lomba), Adilango (pergelaran), Utsawa (parade), Megarupa (pameran), Timbang Rasa (sarasehan), Beranda Pustaka (bursa buku) dan Bali Jani Nugraha.
"Dengan hadirnya FSBJ ini kami harapkan juga dapat memberikan hiburan pada masyarakat sehingga bisa mengobati psikologi masyarakat Bali yang sudah lebih dari 1,5 tahun ini terdampak pandemi COVID-19," katanya.
Baca juga: Balawan-Eko Suprianto bedah peluang seni virtual di era pandemi
IB Martinaya selaku kurator berharap hadirnya Festival Seni Bali Jani mampu membangkitkan wacana-wacana atau masukan yang kritis agar kehidupan berkesenian di Bali semakin bertumbuh.
"Media kami harapkan dapat memberikan masukan atau saran untuk menggairahkan kehidupan berkesenian khususnya seni modern atau kontemporer di Bali," harap mantan jurnalis itu.
Hal serupa juga diungkapkan Warih Wisatsana menyatakan hadirnya para kreator seni modern, para pegiat teater nasional maupun internasional dalam FSBJ tahun ini akan memberikan ruang tumbuhnya kesenian di Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021