Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta pemerintah di Bali untuk memperbanyak tempat isolasi terpusat, meningkatkan penelusuran kontak eratdan pemeriksaan/tes COVID-19 untuk mengendalikan penularan kasus baru di Pulau Dewata.
"Memang testing, tracing itu masih kurang di Bali, jadi ini yang harus diperhatikan," kata Luhut di sela-sela meninjau pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Kantor DPRD Bali di Denpasar, Kamis.
Menurut Menko Marves, Bali yang capaian vaksinasinya sudah di atas 90 persen, semestinya tingkat infeksi baru dan kematian akibat COVID-19 bisa menurun. "Tetapi ini kan stagnan, belum turun," ucapnya.
Baca juga: Menko Luhut apresiasi penanganan pandemi COVID-19 di Badung
Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan timnya dalam beberapa hari terakhir di Bali, pihaknya melihat ketersediaan isolasi terpusat masih menjadi masalah utama di Bali.
"Supaya sebanyak mungkin yang kena (COVID-19) itu masuk isolasi terpadu, untuk mengurangi klaster di keluarga," ujarnya.
Di samping itu, lanjut dia, dengan dirawat di tempat isolasi terpusat juga bisa menekan angka kematian, seperti halnya di Kabupaten Buleleng, dari ratusan orang yang dirawat di isolasi terpusat, tidak satupun sampai meninggal dunia.
Luhut juga mengingatkan agar acara ritual keagamaan di Provinsi Bali untuk sementara ini diredam, karena berpotensi menimbulkan klaster baru.
"Kalau saya pikir, dua ini (isolasi terpusat, tracing dan testing) diperbaiki akan cukup bagus karena obat-obatan cukup, oksigen cukup, semua sudah cukup, dokter sudah ada, semua sudah ada," katanya.
Luhut menargetkan dalam waktu sepekan ke depan Bali harus sudah ada perbaikan dalam penanganan COVID-19. "Saya berharap beberapa hari ke depan, pak gubernur, pak wagub harus sudah mulai baik, supaya Bali ini makin baik," katanya.
Dia mengatakan jangan sampai nanti orang luar melihat Bali tidak lagi menjadi tempat tujuan wisatawan, karena dianggap tidak disiplin dalam penanganan dan penerapan protokol kesehatan COVID-19.
Baca juga: Luhut: Mobilitas warga berkurang 50 persen, kasus perlahan bakal turun
"Kalau di tempat lain bisa, kok di sini nggak bisa? Berarti teman-teman di Bali ini tidak mengurus kepercayaan orang luar untuk datang kemari," ujar Luhut.
Luhut meminta Gubernur Bali, Wagub Bali, bupati/wali kota, Pangdam IX/Udayana, Kapolda Bali, para rektor dan segenap pihak untuk bekerja sama. "Semua harus kompak, tidak boleh salah-salahan," ucapnya.
Dilansir dari laman https://infocorona.baliprov.go.id/, tambahan kasus harian COVID-19 di Provinsi Bali dari pertengahan Juli 2021 hingga saat ini masih di atas 1.000 orang per hari dan angka kematian di atas 25 orang per hari.
Pada Kamis (12/8) ini dilaporkan tambahan kasus barus sebanyak 1.353 orang dan yang meninggal dunia 35 orang, sedangkan jumlah kasus aktif 12.592 orang.
Hingga Selasa (10/8), di Bali terdapat 45 tempat isolasi terpusat yang tersebar di sembilan kabupaten/kota, dengan kapasitas 3.740 tempat tidur.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Memang testing, tracing itu masih kurang di Bali, jadi ini yang harus diperhatikan," kata Luhut di sela-sela meninjau pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Kantor DPRD Bali di Denpasar, Kamis.
Menurut Menko Marves, Bali yang capaian vaksinasinya sudah di atas 90 persen, semestinya tingkat infeksi baru dan kematian akibat COVID-19 bisa menurun. "Tetapi ini kan stagnan, belum turun," ucapnya.
Baca juga: Menko Luhut apresiasi penanganan pandemi COVID-19 di Badung
Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan timnya dalam beberapa hari terakhir di Bali, pihaknya melihat ketersediaan isolasi terpusat masih menjadi masalah utama di Bali.
"Supaya sebanyak mungkin yang kena (COVID-19) itu masuk isolasi terpadu, untuk mengurangi klaster di keluarga," ujarnya.
Di samping itu, lanjut dia, dengan dirawat di tempat isolasi terpusat juga bisa menekan angka kematian, seperti halnya di Kabupaten Buleleng, dari ratusan orang yang dirawat di isolasi terpusat, tidak satupun sampai meninggal dunia.
Luhut juga mengingatkan agar acara ritual keagamaan di Provinsi Bali untuk sementara ini diredam, karena berpotensi menimbulkan klaster baru.
"Kalau saya pikir, dua ini (isolasi terpusat, tracing dan testing) diperbaiki akan cukup bagus karena obat-obatan cukup, oksigen cukup, semua sudah cukup, dokter sudah ada, semua sudah ada," katanya.
Luhut menargetkan dalam waktu sepekan ke depan Bali harus sudah ada perbaikan dalam penanganan COVID-19. "Saya berharap beberapa hari ke depan, pak gubernur, pak wagub harus sudah mulai baik, supaya Bali ini makin baik," katanya.
Dia mengatakan jangan sampai nanti orang luar melihat Bali tidak lagi menjadi tempat tujuan wisatawan, karena dianggap tidak disiplin dalam penanganan dan penerapan protokol kesehatan COVID-19.
Baca juga: Luhut: Mobilitas warga berkurang 50 persen, kasus perlahan bakal turun
"Kalau di tempat lain bisa, kok di sini nggak bisa? Berarti teman-teman di Bali ini tidak mengurus kepercayaan orang luar untuk datang kemari," ujar Luhut.
Luhut meminta Gubernur Bali, Wagub Bali, bupati/wali kota, Pangdam IX/Udayana, Kapolda Bali, para rektor dan segenap pihak untuk bekerja sama. "Semua harus kompak, tidak boleh salah-salahan," ucapnya.
Dilansir dari laman https://infocorona.baliprov.go.id/, tambahan kasus harian COVID-19 di Provinsi Bali dari pertengahan Juli 2021 hingga saat ini masih di atas 1.000 orang per hari dan angka kematian di atas 25 orang per hari.
Pada Kamis (12/8) ini dilaporkan tambahan kasus barus sebanyak 1.353 orang dan yang meninggal dunia 35 orang, sedangkan jumlah kasus aktif 12.592 orang.
Hingga Selasa (10/8), di Bali terdapat 45 tempat isolasi terpusat yang tersebar di sembilan kabupaten/kota, dengan kapasitas 3.740 tempat tidur.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021