Senator atau anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika mengajak para pengusaha Bali untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menghadapi pandemi COVID-19 agar bisa tetap bertahan di tengah kondisi ekonomi yang sulit ini.
"Kita tidak bisa masih duduk termenung dan bermimpi Bali akan cepat pulih. Okelah pandemi selesai tahun depan, tetapi belum tentu pariwisata akan kembali seperti semula," kata Pastika di Denpasar, Senin.
Dalam kegiatan penyerapan aspirasi bertajuk Reorientasi Pengembangan Pertanian di Tengah Pandemi COVID-19 itu, Pastika menyatakan salut dengan langkah adaptif yang dilakukan I Gusti Ngurah Anom atau yang dikenal Ajik Krisna.
Pemilik Krisna Oleh Oleh dengan gerainya yang tersebar di berbagai wilayah di Bali itu, karena dampak pandemi COVID-19, telah beralih menjadi petani sukses dan berhasil mengolah hasil pertaniannya menjadi produk yang cukup diminati.
"Pandemi telah memaksa kita untuk kembali ke alam karena mungkin industri yang ada selama ini sudah sangat maju dan manusia menjadi sombong, sehingga akhirnya merusak alam," ucap anggota Komite 2 DPD itu.
Baca juga: Wagub Bali apresiasi UMKM punya kreasi untuk bertahan saat COVID-19
Langkah Ajik Krisna yang "banting setir" menggeluti pertanian dan juga menanam berbagai jenis tanaman obat itu dinilainya tepat karena manusia tidak bisa lepas dari makanan, apalagi sektor kesehatan kini menjadi hal yang terpenting.
"Seperti jahe yang ditanam itu, maupun tanaman obat lainnya, alangkah baiknya dipadukan dengan mencari khasiatnya berdasarkan lontar Usada Bali. Sekarang apapun yang bisa membikin sehat, pasti diburu orang. Kalau soal pemasaran, saya yakin sudah tidak masalah lagi," ujar mantan Gubernur Bali dua periode itu.
Sementara itu, Gusti Ngurah Anom atau yang dikenal Ajik Krisna itu mengatakan, karena pandemi, ia harus menutup beberapa gerai dan restorannya serta telah merumahkan 2.000 karyawannya.
PT Krisna Group sebelumnya tercatat sebagai perusahaan yang memiliki karyawan hingga 2.500 orang. Sebanyak 475 UMKM berada di bawah naungan PT Krisna Group, 90 persen merupakan UMKM lokal, dan 10 persen berasal dari luar Bali. Dalam sebulan, omset yang dihasilkan mencapai puluhan miliar rupiah.
Usaha yang sebagian besar hampir tutup sementara dan dia harus menjual mobil mewahnya, akhirnya membuat Ajik Krisna pulang kampung ke Singaraja, Kabupaten Buleleng untuk mengelola lahan tidur yang ia miliki.
"Meskipun awalnya saya sempat di-bully masak mau bertani, mau nyangkul dan bawa traktor," kenangnya.
Baca juga: Dekranasda Bali: Kreasi tenun harus pertahankan motif daerah
Bersama 12 orang tim dan 12 petani ia mulai menggarap 23 hektare lahan yang berada di kawasan desa Pengulon, Buleleng. Lahan ini mudah dijangkau dan berada di pinggir pantai sehingga sangat cocok ditanami komoditi kacang tanah.
Saat panen kacang tanah, 50 persen hasilnya dibagikan ke karyawan dan masyarakat secara gratis dan 50 persen dijual. Ajik Krisna kemudian memproduksi oleh-oleh Kacang Ajik dan ternyata sangat diminati konsumen.
Selain kacang Ajik, pihaknya juga memproduksi oleh-oleh lain seperti Pie Susu Ajik, Bakpia Ajik, dan Bali Banana Crispy. Dengan produk oleh-oleh yang diproduksi, kini Krisna kembali mempekerjakan karyawannya.
Tiga bulan terakhir, Ajik Krisna dengan dibantu TNI juga menanam 2.000 batang tanaman apotek hidup seperti jahe, sirih, dan sebagainya. Dari tanaman tersebut, ia menargetkan pada Agustus mendatang bisa meluncurkan Minyak Ajik.
"Saya mengajak generasi muda agar tidak gengsi untuk bertani. Sebagai pengusaha, saya harus bisa memotivasi dan memberikan contoh langsung kepada anak-anak muda agar tidak malu bertani, dan cerdas mengolah sumber daya yang dimiliki," katanya didampingi sejumlah anggota timnya itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Kita tidak bisa masih duduk termenung dan bermimpi Bali akan cepat pulih. Okelah pandemi selesai tahun depan, tetapi belum tentu pariwisata akan kembali seperti semula," kata Pastika di Denpasar, Senin.
Dalam kegiatan penyerapan aspirasi bertajuk Reorientasi Pengembangan Pertanian di Tengah Pandemi COVID-19 itu, Pastika menyatakan salut dengan langkah adaptif yang dilakukan I Gusti Ngurah Anom atau yang dikenal Ajik Krisna.
Pemilik Krisna Oleh Oleh dengan gerainya yang tersebar di berbagai wilayah di Bali itu, karena dampak pandemi COVID-19, telah beralih menjadi petani sukses dan berhasil mengolah hasil pertaniannya menjadi produk yang cukup diminati.
"Pandemi telah memaksa kita untuk kembali ke alam karena mungkin industri yang ada selama ini sudah sangat maju dan manusia menjadi sombong, sehingga akhirnya merusak alam," ucap anggota Komite 2 DPD itu.
Baca juga: Wagub Bali apresiasi UMKM punya kreasi untuk bertahan saat COVID-19
Langkah Ajik Krisna yang "banting setir" menggeluti pertanian dan juga menanam berbagai jenis tanaman obat itu dinilainya tepat karena manusia tidak bisa lepas dari makanan, apalagi sektor kesehatan kini menjadi hal yang terpenting.
"Seperti jahe yang ditanam itu, maupun tanaman obat lainnya, alangkah baiknya dipadukan dengan mencari khasiatnya berdasarkan lontar Usada Bali. Sekarang apapun yang bisa membikin sehat, pasti diburu orang. Kalau soal pemasaran, saya yakin sudah tidak masalah lagi," ujar mantan Gubernur Bali dua periode itu.
Sementara itu, Gusti Ngurah Anom atau yang dikenal Ajik Krisna itu mengatakan, karena pandemi, ia harus menutup beberapa gerai dan restorannya serta telah merumahkan 2.000 karyawannya.
PT Krisna Group sebelumnya tercatat sebagai perusahaan yang memiliki karyawan hingga 2.500 orang. Sebanyak 475 UMKM berada di bawah naungan PT Krisna Group, 90 persen merupakan UMKM lokal, dan 10 persen berasal dari luar Bali. Dalam sebulan, omset yang dihasilkan mencapai puluhan miliar rupiah.
Usaha yang sebagian besar hampir tutup sementara dan dia harus menjual mobil mewahnya, akhirnya membuat Ajik Krisna pulang kampung ke Singaraja, Kabupaten Buleleng untuk mengelola lahan tidur yang ia miliki.
"Meskipun awalnya saya sempat di-bully masak mau bertani, mau nyangkul dan bawa traktor," kenangnya.
Baca juga: Dekranasda Bali: Kreasi tenun harus pertahankan motif daerah
Bersama 12 orang tim dan 12 petani ia mulai menggarap 23 hektare lahan yang berada di kawasan desa Pengulon, Buleleng. Lahan ini mudah dijangkau dan berada di pinggir pantai sehingga sangat cocok ditanami komoditi kacang tanah.
Saat panen kacang tanah, 50 persen hasilnya dibagikan ke karyawan dan masyarakat secara gratis dan 50 persen dijual. Ajik Krisna kemudian memproduksi oleh-oleh Kacang Ajik dan ternyata sangat diminati konsumen.
Selain kacang Ajik, pihaknya juga memproduksi oleh-oleh lain seperti Pie Susu Ajik, Bakpia Ajik, dan Bali Banana Crispy. Dengan produk oleh-oleh yang diproduksi, kini Krisna kembali mempekerjakan karyawannya.
Tiga bulan terakhir, Ajik Krisna dengan dibantu TNI juga menanam 2.000 batang tanaman apotek hidup seperti jahe, sirih, dan sebagainya. Dari tanaman tersebut, ia menargetkan pada Agustus mendatang bisa meluncurkan Minyak Ajik.
"Saya mengajak generasi muda agar tidak gengsi untuk bertani. Sebagai pengusaha, saya harus bisa memotivasi dan memberikan contoh langsung kepada anak-anak muda agar tidak malu bertani, dan cerdas mengolah sumber daya yang dimiliki," katanya didampingi sejumlah anggota timnya itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021