Korea Selatan pada Senin (12/7) melaporkan 1.150 kasus baru COVID-19 di hari pertama dimulainya pembatasan paling ketat terhadap kegiatan sosial dan bisnis di Seoul.
Negara itu tengah berjuang menghadapi lonjakan kasus terparah akibat sebaran varian Delta yang sangat menular.
Data dari Badan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korea (KDCA) pada Selasa memperlihatkan jumlah kasus harian menembus angka 1.000 selama tujuh hari berturut-turut, meskipun angka itu masih di bawah rekor 1.378 kasus pekan lalu.
Klaster-klaster terakhir dianggap tidak separah kasus infeksi sebelumnya berkat banyaknya vaksinasi COVID-19 kepada warga yang lebih tua dan lebih rentan.
Jumlah kasus baru menambah angka total menjadi 170.296 dengan 2.048 kematian, menurut data KDCA.
Sistem pengetesan massal telah membantu Korsel mencatat angka kematian akibat COVID-19 yang lebih rendah daripada negara-negara maju lain yang tidak menerapkan penguncian ketat.
Namun, gelombang baru infeksi memaksa pemerintah Korsel memberlakukan pembatasan paling ketat di ibu kota Seoul dan sekitarnya mulai Senin, termasuk melarang pertemuan yang dihadiri lebih dari dua orang setelah pukul 18.00.
Menurut data KDCA, sekitar 11,6 persen dari 52 juta penduduk negara itu telah menjalani vaksinasi lengkap, termasuk mereka yang menerima dua suntikan. Sementara mereka yang baru divaksin satu dosis jumlahnya mencapai 30,4 persen dari populasi.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
Negara itu tengah berjuang menghadapi lonjakan kasus terparah akibat sebaran varian Delta yang sangat menular.
Data dari Badan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korea (KDCA) pada Selasa memperlihatkan jumlah kasus harian menembus angka 1.000 selama tujuh hari berturut-turut, meskipun angka itu masih di bawah rekor 1.378 kasus pekan lalu.
Klaster-klaster terakhir dianggap tidak separah kasus infeksi sebelumnya berkat banyaknya vaksinasi COVID-19 kepada warga yang lebih tua dan lebih rentan.
Jumlah kasus baru menambah angka total menjadi 170.296 dengan 2.048 kematian, menurut data KDCA.
Sistem pengetesan massal telah membantu Korsel mencatat angka kematian akibat COVID-19 yang lebih rendah daripada negara-negara maju lain yang tidak menerapkan penguncian ketat.
Namun, gelombang baru infeksi memaksa pemerintah Korsel memberlakukan pembatasan paling ketat di ibu kota Seoul dan sekitarnya mulai Senin, termasuk melarang pertemuan yang dihadiri lebih dari dua orang setelah pukul 18.00.
Menurut data KDCA, sekitar 11,6 persen dari 52 juta penduduk negara itu telah menjalani vaksinasi lengkap, termasuk mereka yang menerima dua suntikan. Sementara mereka yang baru divaksin satu dosis jumlahnya mencapai 30,4 persen dari populasi.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021