Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan melakukan pertemuan secara virtual dengan Menteri Investasi Arab Saudi Khalid Al-Falih, Rabu (16/6) guna membahas sejumlah isu mengenai kerja sama investasi dan ekonomi kedua negara. Sebelumnya (5/6), Menko Marvet Luhut juga menjajaki kerja sama bilateral dengan China.
Turut hadir dalam pertemuan virtual dengan Arab Saudi itu, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dan CEO Indonesia Investment Authority (INA) Ridha Wirakusumah.
Dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis, Menko Luhut sangat mengapresiasi pertemuan tersebut karena menghasilkan banyak komitmen kerja sama yang berhasil dibahas antara kedua negara. Menko Luhut dan Menteri Al-Falih sepakat untuk membentuk satuan tugas untuk membahas berbagai peluang investasi yang ada dan sepakat akan kembali melakukan pertemuan pada tanggal 24 Juni 2021 mendatang.
Baca juga: RI jajaki kerja sama ekonomi UAE dan Arab Saudi
"Saya sangat senang pertemuan ini dapat terlaksana. Semoga kesempatan ini jadi langkah awal yang baik untuk kerja sama Indonesia dan Arab Saudi di berbagai bidang ke depannya," kata Menko Luhut.
Dalam pertemuan tersebut, Indonesia menawarkan Arab Saudi untuk berinvestasi dalam Bank Syariah Indonesia (BSI) yang merupakan bank syariah terbesar di Indonesia saat ini. Pihak Arab Saudi pun menyampaikan ketertarikannya dan akan menugaskan timnya untuk membahas detail rencana ini lebih lanjut.
Indonesia juga menyampaikan keinginan untuk membangun Indonesia Housing atau "Rumah Indonesia" di Mekkah. Bangunan tersebut dapat menjadi persinggahan bagi jemaah umrah dan haji sekaligus dapat digunakan untuk memasarkan produk-produk asal Indonesia.
Baca juga: Indonesia-UEA mulai kerja sama rehabilitasi mangrove
Menteri Al-Falih menyambut baik rencana tersebut dan langsung menawarkan beberapa calon lokasi yang dapat digunakan. Proyek tersebut nantinya akan dipimpin oleh PT Pembangunan Perumahan (PT PP).
Kedua negara memiliki perhatian yang sama mengenai isu perubahan iklim yang saat ini sedang dihadapi oleh seluruh negara di dunia. Oleh karena itu, Pemerintah Arab Saudi menyampaikan mendukung Indonesia untuk mengangkat isu perubahan iklim dalam KTT G20 yang akan dilaksanakan di Indonesia tahun depan.
Arab Saudi sendiri dalam beberapa waktu terakhir tengah gencar mengembangkan sumber energi terbarukan di beberapa negara seperti Uzbekistan. Fokus Indonesia dan Arab Saudi dalam pengembangan energi hijau (green energy) membuat kerangka kerja mengenai kerja sama di bidang ini akan ditindaklanjuti melalui pertemuan di tingkat teknis antara kedua negara dalam waktu dekat.
Menteri Al-Falih juga menyampaikan selamat kepada Indonesia atas terbentuknya SWF Indonesia atau Indonesia Investment Authority (INA). Menteri Falih menyatakan dirinya sangat terkesan dengan potensi investasi yang dipresentasikan. Untuk itu, Menteri Investasi berjanji akan berkomunikasi dengan Public Investment Fund (PIF), lembaga sovereign wealth fund milik Saudi dan akan mengatur pertemuan lebih lanjut antara INA dan PIF.
Bilateral China-Indonesia
Sementara itu, Pemerintah China akan terus membuka ruang baru dalam meningkatkan kerja sama bilateralnya dengan Indonesia.
"Dalam kerangka kerja sama dengan Indonesia, China terus membuka ruang baru secara menyeluruh," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Wang Wenbin dalam keterangan persnya yang diterima ANTARA, di Dunhuang, Provinsi Gansu, Selasa.
Baca juga: Kantor Berita ANTARA berpartisipasi dalam Forum Media-Akademisi RCEP di Hainan
Ia menjelaskan kedua belah pihak telah menyepakati beberapa poin kerja sama yang dihasilkan dalam pertemuan anggota Dewan Negara sekaligus Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan, di Guiyang, Provinsi Guizhou pada Sabtu (5/6) lalu.
Dalam kesempatan tersebut ditandatangani nota kesepahaman pembangunan koridor ekonomi komprehensif regional bersamaan dengan pembentukan komite bersama di koridor tersebut.
"Ini adalah langkah penting dalam mengimplementasikan konsensus kedua kepala negara dan peristiwa besar yang sangat penting dalam hubungan bilateral dengan Indonesia," kata Wang.
Kedua belah pihak juga menyepakati peningkatan kerja sama di bidang maritim, politik, ekonomi, dan budaya. "Pertemuan tersebut memberikan semangat baru dalam dalam hubungan bilateral di era pascapandemi," ujarnya.
Baca juga: China bantu Palestina Rp14 M dan 200 ribu dosis vaksin
China dan Indonesia, lanjut Wang Wenbin, juga saling mendukung upaya pembangunan nasional, penelitian dan pengembangan di bidang industri, produksi dan distribusi vaksin serta membantu Indonesia dalam merealisasikan pusat produksi vaksin regional.
Kedua pejabat setingkat menko tersebut juga bersedia menyelaraskan visi dan misi Prakarsa Sabuk Jalan (BRI) dan Poros Maritim Global dengan mempercepat pembangunan platform kawasan industri dan pasar bersama, karena kalau digabungkan jumlah penduduk kedua negara mencapai angka 1,7 miliar jiwa.
China akan mendukung Indonesia dalam membangun pusat penyimpanan ikan nasional, mempercepat negosiasi kode tata perilaku (COC) Laut China Selatan, dan memperluas kerja sama pariwisata daring.
Dalam kesempatan tersebut juga disinggung peningkatan kerja sama pendidikan kejuruan dan meningkatkan interaksi antarlembaga penelitian dan media massa.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
Turut hadir dalam pertemuan virtual dengan Arab Saudi itu, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dan CEO Indonesia Investment Authority (INA) Ridha Wirakusumah.
Dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis, Menko Luhut sangat mengapresiasi pertemuan tersebut karena menghasilkan banyak komitmen kerja sama yang berhasil dibahas antara kedua negara. Menko Luhut dan Menteri Al-Falih sepakat untuk membentuk satuan tugas untuk membahas berbagai peluang investasi yang ada dan sepakat akan kembali melakukan pertemuan pada tanggal 24 Juni 2021 mendatang.
Baca juga: RI jajaki kerja sama ekonomi UAE dan Arab Saudi
"Saya sangat senang pertemuan ini dapat terlaksana. Semoga kesempatan ini jadi langkah awal yang baik untuk kerja sama Indonesia dan Arab Saudi di berbagai bidang ke depannya," kata Menko Luhut.
Dalam pertemuan tersebut, Indonesia menawarkan Arab Saudi untuk berinvestasi dalam Bank Syariah Indonesia (BSI) yang merupakan bank syariah terbesar di Indonesia saat ini. Pihak Arab Saudi pun menyampaikan ketertarikannya dan akan menugaskan timnya untuk membahas detail rencana ini lebih lanjut.
Indonesia juga menyampaikan keinginan untuk membangun Indonesia Housing atau "Rumah Indonesia" di Mekkah. Bangunan tersebut dapat menjadi persinggahan bagi jemaah umrah dan haji sekaligus dapat digunakan untuk memasarkan produk-produk asal Indonesia.
Baca juga: Indonesia-UEA mulai kerja sama rehabilitasi mangrove
Menteri Al-Falih menyambut baik rencana tersebut dan langsung menawarkan beberapa calon lokasi yang dapat digunakan. Proyek tersebut nantinya akan dipimpin oleh PT Pembangunan Perumahan (PT PP).
Kedua negara memiliki perhatian yang sama mengenai isu perubahan iklim yang saat ini sedang dihadapi oleh seluruh negara di dunia. Oleh karena itu, Pemerintah Arab Saudi menyampaikan mendukung Indonesia untuk mengangkat isu perubahan iklim dalam KTT G20 yang akan dilaksanakan di Indonesia tahun depan.
Arab Saudi sendiri dalam beberapa waktu terakhir tengah gencar mengembangkan sumber energi terbarukan di beberapa negara seperti Uzbekistan. Fokus Indonesia dan Arab Saudi dalam pengembangan energi hijau (green energy) membuat kerangka kerja mengenai kerja sama di bidang ini akan ditindaklanjuti melalui pertemuan di tingkat teknis antara kedua negara dalam waktu dekat.
Menteri Al-Falih juga menyampaikan selamat kepada Indonesia atas terbentuknya SWF Indonesia atau Indonesia Investment Authority (INA). Menteri Falih menyatakan dirinya sangat terkesan dengan potensi investasi yang dipresentasikan. Untuk itu, Menteri Investasi berjanji akan berkomunikasi dengan Public Investment Fund (PIF), lembaga sovereign wealth fund milik Saudi dan akan mengatur pertemuan lebih lanjut antara INA dan PIF.
Bilateral China-Indonesia
Sementara itu, Pemerintah China akan terus membuka ruang baru dalam meningkatkan kerja sama bilateralnya dengan Indonesia.
"Dalam kerangka kerja sama dengan Indonesia, China terus membuka ruang baru secara menyeluruh," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Wang Wenbin dalam keterangan persnya yang diterima ANTARA, di Dunhuang, Provinsi Gansu, Selasa.
Baca juga: Kantor Berita ANTARA berpartisipasi dalam Forum Media-Akademisi RCEP di Hainan
Ia menjelaskan kedua belah pihak telah menyepakati beberapa poin kerja sama yang dihasilkan dalam pertemuan anggota Dewan Negara sekaligus Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan, di Guiyang, Provinsi Guizhou pada Sabtu (5/6) lalu.
Dalam kesempatan tersebut ditandatangani nota kesepahaman pembangunan koridor ekonomi komprehensif regional bersamaan dengan pembentukan komite bersama di koridor tersebut.
"Ini adalah langkah penting dalam mengimplementasikan konsensus kedua kepala negara dan peristiwa besar yang sangat penting dalam hubungan bilateral dengan Indonesia," kata Wang.
Kedua belah pihak juga menyepakati peningkatan kerja sama di bidang maritim, politik, ekonomi, dan budaya. "Pertemuan tersebut memberikan semangat baru dalam dalam hubungan bilateral di era pascapandemi," ujarnya.
Baca juga: China bantu Palestina Rp14 M dan 200 ribu dosis vaksin
China dan Indonesia, lanjut Wang Wenbin, juga saling mendukung upaya pembangunan nasional, penelitian dan pengembangan di bidang industri, produksi dan distribusi vaksin serta membantu Indonesia dalam merealisasikan pusat produksi vaksin regional.
Kedua pejabat setingkat menko tersebut juga bersedia menyelaraskan visi dan misi Prakarsa Sabuk Jalan (BRI) dan Poros Maritim Global dengan mempercepat pembangunan platform kawasan industri dan pasar bersama, karena kalau digabungkan jumlah penduduk kedua negara mencapai angka 1,7 miliar jiwa.
China akan mendukung Indonesia dalam membangun pusat penyimpanan ikan nasional, mempercepat negosiasi kode tata perilaku (COC) Laut China Selatan, dan memperluas kerja sama pariwisata daring.
Dalam kesempatan tersebut juga disinggung peningkatan kerja sama pendidikan kejuruan dan meningkatkan interaksi antarlembaga penelitian dan media massa.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021