Para ilmuwan telah mengonfirmasi penemuan spesies dinosaurus baru di Australia, salah satu yang terbesar ditemukan di dunia, lebih dari satu dekade setelah peternak sapi pertama kali menemukan tulang hewan tersebut.
Sauropoda pemakan tumbuhan hidup pada periode Kapur antara 92 juta dan 96 juta tahun yang lalu ketika Australia melekat pada Antartika, menurut sebuah makalah penelitian yang diterbitkan pada Senin (7/6).
Ahli paleontologi memperkirakan dinosaurus itu mencapai ketinggian 5-6,5 meter di pinggul dan panjang 25-30 meter, membuatnya sepanjang lapangan basket dan setinggi gedung dua lantai.
Temuan itu merupakan spesies baru dinosaurus terbesar yang pernah ditemukan di Australia dan menempatkannya dalam lima besar di dunia, bergabung dengan kelompok elit titanosaurus yang sebelumnya hanya ditemukan di Amerika Selatan.
"Penemuan seperti ini hanyalah puncak gunung es," kata kurator dan paleontolog Museum Queensland, Scott Hocknull.
Ahli paleontologi telah menamai sauropoda itu Australotitan cooperensis, menggabungkan "titan selatan" dengan nama sungai di dekat tempat tulang-tulang makhluk itu ditemukan pada 2006 di sebuah peternakan sapi di Eromanga, Negara Bagian Queensland.
Konfirmasi spesies baru menandai perjalanan panjang tujuh belas tahun untuk pertama kali menggali dan kemudian membandingkan tulang belulang "Cooper", sebagai dinosaurus yang lebih dikenal secara informal, dengan temuan lain.
Tulang dinosaurus sangat besar, berat dan rapuh, dan disimpan di museum di seluruh dunia, membuat studi ilmiah menjadi sulit.
Tim dari Museum Sejarah Alam Eromanga dan Museum Queensland menggunakan teknologi digital baru untuk pertama kalinya untuk memindai secara tiga dimensi setiap tulang untuk perbandingan.
"Untuk memastikan Australotitan adalah spesies yang berbeda, kami perlu membandingkan tulangnya dengan tulang spesies lain dari Queensland dan secara global. ni adalah tugas yang sangat panjang dan melelahkan," kata Hocknull.
Robyn Mackenzie, yang sedang menggembalakan ternak bersama suaminya Stuart di tanah milik mereka ketika mereka menemukan tulang-belulang itu, mendirikan Museum Sejarah Alam Eromanga untuk menampung temuan itu.
Sebuah petak penemuan lebih lanjut dari kerangka dinosaurus di daerah itu, bersama dengan rak batu yang diyakini sebagai jalur sauropoda, masih menunggu studi ilmiah penuh.
"Palaeo Tourism telah berkembang pesat secara global sehingga kami mengharapkan banyak minat internasional ketika perbatasan kami dibuka kembali," kata Mackenzie, yang sekarang menjadi ahli paleontologi lapangan.
Hocknull mengatakan spesimen dinosaurus yang lebih besar sedang menunggu untuk ditemukan, mengingat sauropoda pemakan tumbuhan umumnya dimangsa oleh theropoda besar.
"Kami telah menemukan beberapa dinosaurus theropoda kecil di Australia ... tetapi itu tidak akan mengganggu Australotitan, yang menunjukkan bahwa ada dinosaurus pemangsa yang sangat besar di suatu tempat. Kami hanya belum menemukannya," ujar dia.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
Sauropoda pemakan tumbuhan hidup pada periode Kapur antara 92 juta dan 96 juta tahun yang lalu ketika Australia melekat pada Antartika, menurut sebuah makalah penelitian yang diterbitkan pada Senin (7/6).
Ahli paleontologi memperkirakan dinosaurus itu mencapai ketinggian 5-6,5 meter di pinggul dan panjang 25-30 meter, membuatnya sepanjang lapangan basket dan setinggi gedung dua lantai.
Temuan itu merupakan spesies baru dinosaurus terbesar yang pernah ditemukan di Australia dan menempatkannya dalam lima besar di dunia, bergabung dengan kelompok elit titanosaurus yang sebelumnya hanya ditemukan di Amerika Selatan.
"Penemuan seperti ini hanyalah puncak gunung es," kata kurator dan paleontolog Museum Queensland, Scott Hocknull.
Ahli paleontologi telah menamai sauropoda itu Australotitan cooperensis, menggabungkan "titan selatan" dengan nama sungai di dekat tempat tulang-tulang makhluk itu ditemukan pada 2006 di sebuah peternakan sapi di Eromanga, Negara Bagian Queensland.
Konfirmasi spesies baru menandai perjalanan panjang tujuh belas tahun untuk pertama kali menggali dan kemudian membandingkan tulang belulang "Cooper", sebagai dinosaurus yang lebih dikenal secara informal, dengan temuan lain.
Tulang dinosaurus sangat besar, berat dan rapuh, dan disimpan di museum di seluruh dunia, membuat studi ilmiah menjadi sulit.
Tim dari Museum Sejarah Alam Eromanga dan Museum Queensland menggunakan teknologi digital baru untuk pertama kalinya untuk memindai secara tiga dimensi setiap tulang untuk perbandingan.
"Untuk memastikan Australotitan adalah spesies yang berbeda, kami perlu membandingkan tulangnya dengan tulang spesies lain dari Queensland dan secara global. ni adalah tugas yang sangat panjang dan melelahkan," kata Hocknull.
Robyn Mackenzie, yang sedang menggembalakan ternak bersama suaminya Stuart di tanah milik mereka ketika mereka menemukan tulang-belulang itu, mendirikan Museum Sejarah Alam Eromanga untuk menampung temuan itu.
Sebuah petak penemuan lebih lanjut dari kerangka dinosaurus di daerah itu, bersama dengan rak batu yang diyakini sebagai jalur sauropoda, masih menunggu studi ilmiah penuh.
"Palaeo Tourism telah berkembang pesat secara global sehingga kami mengharapkan banyak minat internasional ketika perbatasan kami dibuka kembali," kata Mackenzie, yang sekarang menjadi ahli paleontologi lapangan.
Hocknull mengatakan spesimen dinosaurus yang lebih besar sedang menunggu untuk ditemukan, mengingat sauropoda pemakan tumbuhan umumnya dimangsa oleh theropoda besar.
"Kami telah menemukan beberapa dinosaurus theropoda kecil di Australia ... tetapi itu tidak akan mengganggu Australotitan, yang menunjukkan bahwa ada dinosaurus pemangsa yang sangat besar di suatu tempat. Kami hanya belum menemukannya," ujar dia.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021