Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mendorong keluarga-keluarga yang masih memiliki anggota keluarga dengan umur lanjut usia (lansia) untuk bisa mendaftarkan diri dan ikut menerima vaksin COVID-19.
Hal ini berkaca dari masih banyaknya masyarakat yang terkategori lansia dan masih terbilang sedikit dalam penerimaan vaksin COVID-19.
"Kalau disuruh cepat- cepatan disuruh vaksin, yang muda tentu lebih cepat dari yang tua. Mereka kesulitan. Jadi bagi keluarga yang masih punya ayah, ibu, tante, hingga paman yang usianya lansia diajak (untuk terima vaksin COVID-19). Tolong jelaskan ke mereka, kalau mereka terkena (COVID-19) kemungkinan wafatnya lebih besar dibanding anak muda yang memiliki kemungkinan sembuh yang sangat besar," kata Budi di Sentra Vaksinasi Traveloka Tangerang Selatan, Rabu.
Budi menjabarkan untuk di Indonesia, tercatat lansia hanya terverifikasi 10 persen sebagai penyumbang kasus positif COVID-19.
Namun didapatkan bahwa angka kematian tertinggi yang sebesar 50 persen akibat COVID-19 dialami pasien yang masuk ke dalam golongan lansia.
"Setengah (kasus kematian COVID-19) itu berasal dari lansia. Oleh karena itu kita memprioritaskan vaksinasi bagi para orang tua," tutur Budi.
Mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu juga memastikan bahwa vaksin yang saat ini didistribusikan ke Indonesia terbukti aman dan bermanfaat menguatkan antibodi tubuh di tengah terpaan virus SARS-CoV-2.
Ia tidak menampik ada kejadian kasus kematian setelah seseorang menerima vaksin, namun kematian itu terjadi bukan karena efek dari vaksinasi tapi dari faktor eksternal.
Beberapa kasus kematian yang ditemukan di antaranya berasal dari kecelakaan, serangan jantung, hingga terkena kanker.
Ia memastikan seluruh produk vaksin yang didistribusikan bersifat aman dan tentunya bermanfaat untuk tubuh penerima vaksin COVID-19.
"Ini terbukti aman, jadi Bapak dan Ibu tidak perlu khawatir. Justru lebih besar risiko orang yang tidak divaksin," ujar Budi.
Tak lupa ia mengingatkan agar para penerima vaksin tetap menjaga protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga jarak, dan memakai masker untuk memperkecil potensi penyebaran COVID-19.
Karena vaksin bukan dimaksudkan mencegah COVID-19 tersebar justru menyiapkan tubuh untuk lebih kuat menyiapkan antibodi memerangi virus asal Wuhan itu.
"Vaksin ini hanya membuat daya tahan tubuh kita lebih kuat. Antibodi kita bisa melawan kalau virusnya masuk. Tapi bukan mencegah virusnya terkena ke kita," kata Budi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
Hal ini berkaca dari masih banyaknya masyarakat yang terkategori lansia dan masih terbilang sedikit dalam penerimaan vaksin COVID-19.
"Kalau disuruh cepat- cepatan disuruh vaksin, yang muda tentu lebih cepat dari yang tua. Mereka kesulitan. Jadi bagi keluarga yang masih punya ayah, ibu, tante, hingga paman yang usianya lansia diajak (untuk terima vaksin COVID-19). Tolong jelaskan ke mereka, kalau mereka terkena (COVID-19) kemungkinan wafatnya lebih besar dibanding anak muda yang memiliki kemungkinan sembuh yang sangat besar," kata Budi di Sentra Vaksinasi Traveloka Tangerang Selatan, Rabu.
Budi menjabarkan untuk di Indonesia, tercatat lansia hanya terverifikasi 10 persen sebagai penyumbang kasus positif COVID-19.
Namun didapatkan bahwa angka kematian tertinggi yang sebesar 50 persen akibat COVID-19 dialami pasien yang masuk ke dalam golongan lansia.
"Setengah (kasus kematian COVID-19) itu berasal dari lansia. Oleh karena itu kita memprioritaskan vaksinasi bagi para orang tua," tutur Budi.
Mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu juga memastikan bahwa vaksin yang saat ini didistribusikan ke Indonesia terbukti aman dan bermanfaat menguatkan antibodi tubuh di tengah terpaan virus SARS-CoV-2.
Ia tidak menampik ada kejadian kasus kematian setelah seseorang menerima vaksin, namun kematian itu terjadi bukan karena efek dari vaksinasi tapi dari faktor eksternal.
Beberapa kasus kematian yang ditemukan di antaranya berasal dari kecelakaan, serangan jantung, hingga terkena kanker.
Ia memastikan seluruh produk vaksin yang didistribusikan bersifat aman dan tentunya bermanfaat untuk tubuh penerima vaksin COVID-19.
"Ini terbukti aman, jadi Bapak dan Ibu tidak perlu khawatir. Justru lebih besar risiko orang yang tidak divaksin," ujar Budi.
Tak lupa ia mengingatkan agar para penerima vaksin tetap menjaga protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga jarak, dan memakai masker untuk memperkecil potensi penyebaran COVID-19.
Karena vaksin bukan dimaksudkan mencegah COVID-19 tersebar justru menyiapkan tubuh untuk lebih kuat menyiapkan antibodi memerangi virus asal Wuhan itu.
"Vaksin ini hanya membuat daya tahan tubuh kita lebih kuat. Antibodi kita bisa melawan kalau virusnya masuk. Tapi bukan mencegah virusnya terkena ke kita," kata Budi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021