Denpasar (Antara Bali) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membunyikan instrumen musik pertanian "okokan" sebagai tanda dimulainya atraksi budaya, mengawali pelaksanaan Pesta Kesenian Bali (PKB) XXXIV yang berlangsung sebulan di depan Monumen Bajra Sandhi, Kawasan Niti Mandala Renon Denpasar, Minggu sore.

"Tok..tak...tok..tak" suara keras dari okokan saat digoyangkan oleh kepala negara, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, disambut gebyar puluhan seniman gong Gede Saih Pitu, Semara Pagulingan dan jegog menandai dimulainya pawai budaya PKB.

Presiden SBY yang mengenakan busana adat khas Bali dengan kelengkapan destar (udeng) di kepala didampingi Gubernur Bali Made Mangku Pastika menggoyangkan "okokan" sebuah benda menyerupai genta yang terbuat dari bahan kayu dengan bentuk segi empat, pada bagian dalam, diisi kayu "pentol" pemukul dinding kotak kayu yang ujungnya diikat dengan tali.

Disaksikan sejumlah undangan di panggung kehormatan dan ribuan masyarakat yang memadati sekitar lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, kepala negara tampak mengumbar senyum.

Hadir pula dalam kesempatan itu Ibu Negara, Nyonya Ani Yudhoyono dan tak lama kemudian disusul derap pasukan kendang disertai lenggang gagak penabuh dengan debur suara gamelan yang membuncah gemuruh mengawali atraksi budaya PKB.

Para penabuhnya adalah puluhan mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar yang mempersembahkan atraksi Adi Merdangga. Adi Merdangga yang melibatkan sekitar 125 penabuh kendang berbagai ukuran dan instrumen lain seperti cengceng dan reong itu mengiringi penampilan tari kolosal Siwa Nata Raja.

Adi Merdangga dan Siwa Nata Raja yang selalu tampil mengawali atraksi budaya PKB lahir dari gagasan budayawan dan mantan gubernur Bali almarhum Prof Dr Ida Bagus Mantra yang menginginkan ada musik tradisional Bali yang bisa tampil untuk mengiringi kegiatan bersifat akbar sejak 1984.(*/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012