Jakarta (Antara Bali) - Mata uang rupiah terhadap dolar AS kembali bergerak menguat sebesar 42 poin pada Jumat pagi meski dibayangi penurunan peringkat kredit Spanyol oleh Fitch Ratings.
Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di Jakarta Jumat pagi bergerak menguat 42 poin menjadi Rp9.400 dibanding sebelumnya di posisi Rp9.442 per dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures Johanes Ginting di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa Fitch Ratings menurunkan peringkat "investment grade" Spanyol sebanyak tiga tingkat menjadi BBB (triple B) atau dua tingkat di atas level "junk".
"Outlook negatif menandakan tingginya risiko Spanyol akan terseret oleh kejatuhan zona Euro, termasuk tertular krisis Yunani. Waktu yang dipilih Fitch untuk menurunkan Spanyol jelas mengejutkan," kata dia.
Ia mengatakan bahwa kehilangan peringkat "investment grade" merupakan pukulan bagi Spanyol, yang juga akan menimbulkan risiko dinaikkannya persyaratan margin obligasi Spanyol.
Meski demikian, pemangkasan suku bunga bank sentral China pada Mei lalu sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi terbesar ke-2 di dunia itu masih menjadi sentimen positif pasar, demikian Johanes Ginting.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di Jakarta Jumat pagi bergerak menguat 42 poin menjadi Rp9.400 dibanding sebelumnya di posisi Rp9.442 per dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures Johanes Ginting di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa Fitch Ratings menurunkan peringkat "investment grade" Spanyol sebanyak tiga tingkat menjadi BBB (triple B) atau dua tingkat di atas level "junk".
"Outlook negatif menandakan tingginya risiko Spanyol akan terseret oleh kejatuhan zona Euro, termasuk tertular krisis Yunani. Waktu yang dipilih Fitch untuk menurunkan Spanyol jelas mengejutkan," kata dia.
Ia mengatakan bahwa kehilangan peringkat "investment grade" merupakan pukulan bagi Spanyol, yang juga akan menimbulkan risiko dinaikkannya persyaratan margin obligasi Spanyol.
Meski demikian, pemangkasan suku bunga bank sentral China pada Mei lalu sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi terbesar ke-2 di dunia itu masih menjadi sentimen positif pasar, demikian Johanes Ginting.(*/T007)
Editor : Nyoman Budhiana
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012