Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meresmikan perluasan pabrik PT Indorama Synthetics senilai Rp510 miliar yang berlokasi di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Perluasan investasi itu mencakup produksi berupa benang dari kapas, polyester, nylon, acrylic, spandex, rayon, dan campurannya.
"Kehadiran kita hari ini adalah sebagai bentuk perhatian pemerintah dalam memastikan sekalipun di era pandemi COVID-19 bahwa industri-industri tetap berjalan. Khusus untuk Indorama, memang dia melakukan program ekspansi terhadap industrinya karena mereka sudah menguasai pasar dunia," kata Bahlil dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Bahlil menjelaskan investasi tersebut telah diberi insentif fiskal oleh pemerintah sehingga harus dapat memberikan dampak yang luas bagi masyarakat sekitar lokasi investasinya.
"Mereka mengajukan insentif fiskal berupa Tax Allowance dan sudah saya kasih. Hari ini kehadiran kita untuk memastikan bahwa itu berjalan dan alhamdulillah kita harus beri apresiasi bahwa Indorama ini salah satu perusahaan yang bisa dijadikan sebagai contoh dalam rangka bagaimana memastikan kelestarian lingkungan, kegiatan vokasi untuk masyarakat, penyerapan tenaga kerja berjalan dengan baik sesuai dengan program pemerintah," ungkap Bahlil.
Baca juga: Bahlil: UU Cipta Kerja merupakan UU masa depan
Dalam kesempatan yang sama, President Director PT Indorama Synthetics Saurabh Mishra menyampaikan apresiasi atas dukungan yang selalu diberikan oleh BKPM.
"Saya ucapkan terima kasih untuk Pak Kepala BKPM yang sudah menyempatkan hadir di sini walaupun dengan kesibukan yang ada. Kami merasa termotivasi dan merasa senang karena mendapat dukungan dari pemerintah," kata Mishra.
PT Indorama Synthetics didirikan pada tahun 1975 dan mulai melakukan produksi secara komersial pada tahun 1976 dengan pabrik pemintalan kapas di Purwakarta yang secara terus menerus melakukan diversifikasi dan memperluas bisnis spun yarn dan menambah produksi pembuatan polyester.
Polyester adalah bahan baku yang digunakan untuk pakaian yang digunakan sehari-hari, mulai dari kaos, baju kemeja, jas, dan lain sebagainya. Selain itu juga umum digunakan untuk kebutuhan selain pakaian, seperti pada furnitur, industri otomotif, dan perkakas rumah tangga.
PT Indorama Synthetics merupakan salah satu eksportir terbesar di Indonesia ke Amerika Utara, Eropa, Amerika Selatan, Asia, Australia dan Timur Tengah.
Baca juga: Presiden ingin kemudahan usaha di Indonesia masuk 40 besar dunia
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
Perluasan investasi itu mencakup produksi berupa benang dari kapas, polyester, nylon, acrylic, spandex, rayon, dan campurannya.
"Kehadiran kita hari ini adalah sebagai bentuk perhatian pemerintah dalam memastikan sekalipun di era pandemi COVID-19 bahwa industri-industri tetap berjalan. Khusus untuk Indorama, memang dia melakukan program ekspansi terhadap industrinya karena mereka sudah menguasai pasar dunia," kata Bahlil dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Bahlil menjelaskan investasi tersebut telah diberi insentif fiskal oleh pemerintah sehingga harus dapat memberikan dampak yang luas bagi masyarakat sekitar lokasi investasinya.
"Mereka mengajukan insentif fiskal berupa Tax Allowance dan sudah saya kasih. Hari ini kehadiran kita untuk memastikan bahwa itu berjalan dan alhamdulillah kita harus beri apresiasi bahwa Indorama ini salah satu perusahaan yang bisa dijadikan sebagai contoh dalam rangka bagaimana memastikan kelestarian lingkungan, kegiatan vokasi untuk masyarakat, penyerapan tenaga kerja berjalan dengan baik sesuai dengan program pemerintah," ungkap Bahlil.
Baca juga: Bahlil: UU Cipta Kerja merupakan UU masa depan
Dalam kesempatan yang sama, President Director PT Indorama Synthetics Saurabh Mishra menyampaikan apresiasi atas dukungan yang selalu diberikan oleh BKPM.
"Saya ucapkan terima kasih untuk Pak Kepala BKPM yang sudah menyempatkan hadir di sini walaupun dengan kesibukan yang ada. Kami merasa termotivasi dan merasa senang karena mendapat dukungan dari pemerintah," kata Mishra.
PT Indorama Synthetics didirikan pada tahun 1975 dan mulai melakukan produksi secara komersial pada tahun 1976 dengan pabrik pemintalan kapas di Purwakarta yang secara terus menerus melakukan diversifikasi dan memperluas bisnis spun yarn dan menambah produksi pembuatan polyester.
Polyester adalah bahan baku yang digunakan untuk pakaian yang digunakan sehari-hari, mulai dari kaos, baju kemeja, jas, dan lain sebagainya. Selain itu juga umum digunakan untuk kebutuhan selain pakaian, seperti pada furnitur, industri otomotif, dan perkakas rumah tangga.
PT Indorama Synthetics merupakan salah satu eksportir terbesar di Indonesia ke Amerika Utara, Eropa, Amerika Selatan, Asia, Australia dan Timur Tengah.
Baca juga: Presiden ingin kemudahan usaha di Indonesia masuk 40 besar dunia
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021