Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa beras impor belum masuk ke Indonesia.
"Saya pastikan bahwa sampai bulan Juni 2021 tidak ada beras impor yang masuk ke negara kita Indonesia," kata Presiden Jokowi dalam tayanan Youtube di "channel" Sekretariat Presiden pada Jumat.
Sebelumnya, sejumlah pihak menentang rencana pemerintah untuk mengimpor 1 juta ton beras. Penentangan ini termasuk disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto karena menilai impor hanya akan menguntungkan petani asing.
"Kita tahu sudah hampir 3 tahun ini kita tidak mengimpor beras," tambah Presiden.
Baca juga: Gubernur Khofifah tegaskan Jatim tolak beras impor
Presiden Jokowi mengakui memang ada kesepakatan dengan Thailand dan Vietnam terkait impor beras.
"Itu hanya untuk berjaga-jaga mengingat situasi pandemi yang penuh ketidakpastian. Saya tegaskan sekali lagi berasnya belum masuk," kata Presiden.
Presiden Jokowi juga memastikan beras petani akan diserap oleh Bulog dan akan memerintahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk membantu terkait anggarannya.
"Saya tahu kita sedang memasuki masa panen dan harga beras di tingkat petani belum sesuai yang diharapkan, oleh sebab itu saya minta segera perdebatan yang berkaitan dengan impor beras, ini malah justru bisa membuat harga jual gabah di tingkat petani turun atau anjlok," tegas Presiden.
Baca juga: Sekjen PDIP: Banyak pemburu rente dibalik kebijakan impor
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan adanya wacana impor beras sebesar 1 juta ton pada 2021, yang terbagi 500 ribu ton untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan 500 ribu ton sesuai kebutuhan Bulog.
Stok beras, menurut Airlangga, perlu dijaga karena pemerintah perlu melakukan pengadaan beras besar-besaran untuk pasokan beras bansos selama masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Alasan lain impor beras adalah karena adanya bencana di beberapa tempat menurutnya mengancam ketersediaan pasokan beras nasional.
Upaya lain untuk menjaga ketersediaan stok beras tersebut dilakukan melalui penyerapan gabah oleh Bulog dengan target setara beras 900 ribu ton pada saat panen raya Maret hingga Mei 2021 dan 500 ribu ton pada Juni hingga September 2021.
Selanjutnya Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, rencana impor tersebut telah disepakati dalam rapat koordinasi terbatas, bahkan Kementerian Perdagangan telah mengantongi jadwal impor beras tersebut.
Impor beras menurut Lutfi, akan digunakan untuk menambah cadangan atau pemerintah (iron stock).
Namun pada Januari 2021 lalu telah ditemukan beras impor asal Vietnam di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) saat stok beras nasional dilaporkan dalam kondisi aman.
Baca juga: Bulog akui kesulitan salurkan beras bila harus impor
Beras impor yang disebut berasal dari Vietnam tersebut dijual dengan harga Rp9.000 per kilogram (kg), lebih rendah dibandingkan dengan harga eceran tertinggi (HET) beras medium dan premium yang masing-masing dipatok Rp9.450 dan Rp12.800 per kg untuk wilayah Jawa, Lampung, dan Sumatra Selatan.
Pada Februari 2021, harga gabah kering panen (GKP) di sentra produksi sudah mencapai Rp3.995 per kg, turun dari Januari yang sebesar Rp4.600 per kg dan bahkan diperkirakan akan turun lagi pada Maret-April mengingat adanya panen raya.
Baca juga: DPR tolak kebijakan impor beras
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Saya pastikan bahwa sampai bulan Juni 2021 tidak ada beras impor yang masuk ke negara kita Indonesia," kata Presiden Jokowi dalam tayanan Youtube di "channel" Sekretariat Presiden pada Jumat.
Sebelumnya, sejumlah pihak menentang rencana pemerintah untuk mengimpor 1 juta ton beras. Penentangan ini termasuk disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto karena menilai impor hanya akan menguntungkan petani asing.
"Kita tahu sudah hampir 3 tahun ini kita tidak mengimpor beras," tambah Presiden.
Baca juga: Gubernur Khofifah tegaskan Jatim tolak beras impor
Presiden Jokowi mengakui memang ada kesepakatan dengan Thailand dan Vietnam terkait impor beras.
"Itu hanya untuk berjaga-jaga mengingat situasi pandemi yang penuh ketidakpastian. Saya tegaskan sekali lagi berasnya belum masuk," kata Presiden.
Presiden Jokowi juga memastikan beras petani akan diserap oleh Bulog dan akan memerintahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk membantu terkait anggarannya.
"Saya tahu kita sedang memasuki masa panen dan harga beras di tingkat petani belum sesuai yang diharapkan, oleh sebab itu saya minta segera perdebatan yang berkaitan dengan impor beras, ini malah justru bisa membuat harga jual gabah di tingkat petani turun atau anjlok," tegas Presiden.
Baca juga: Sekjen PDIP: Banyak pemburu rente dibalik kebijakan impor
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan adanya wacana impor beras sebesar 1 juta ton pada 2021, yang terbagi 500 ribu ton untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan 500 ribu ton sesuai kebutuhan Bulog.
Stok beras, menurut Airlangga, perlu dijaga karena pemerintah perlu melakukan pengadaan beras besar-besaran untuk pasokan beras bansos selama masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Alasan lain impor beras adalah karena adanya bencana di beberapa tempat menurutnya mengancam ketersediaan pasokan beras nasional.
Upaya lain untuk menjaga ketersediaan stok beras tersebut dilakukan melalui penyerapan gabah oleh Bulog dengan target setara beras 900 ribu ton pada saat panen raya Maret hingga Mei 2021 dan 500 ribu ton pada Juni hingga September 2021.
Selanjutnya Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, rencana impor tersebut telah disepakati dalam rapat koordinasi terbatas, bahkan Kementerian Perdagangan telah mengantongi jadwal impor beras tersebut.
Impor beras menurut Lutfi, akan digunakan untuk menambah cadangan atau pemerintah (iron stock).
Namun pada Januari 2021 lalu telah ditemukan beras impor asal Vietnam di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) saat stok beras nasional dilaporkan dalam kondisi aman.
Baca juga: Bulog akui kesulitan salurkan beras bila harus impor
Beras impor yang disebut berasal dari Vietnam tersebut dijual dengan harga Rp9.000 per kilogram (kg), lebih rendah dibandingkan dengan harga eceran tertinggi (HET) beras medium dan premium yang masing-masing dipatok Rp9.450 dan Rp12.800 per kg untuk wilayah Jawa, Lampung, dan Sumatra Selatan.
Pada Februari 2021, harga gabah kering panen (GKP) di sentra produksi sudah mencapai Rp3.995 per kg, turun dari Januari yang sebesar Rp4.600 per kg dan bahkan diperkirakan akan turun lagi pada Maret-April mengingat adanya panen raya.
Baca juga: DPR tolak kebijakan impor beras
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021