Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) mengundang Indonesia dalam hal ini Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) untuk memaparkan program digitalisasi aksara Nusantara dalam satu forum di Paris, Prancis, November mendatang.
Undangan tersebut diterima PANDI pada 3 Maret 2021. UNESCO akan mengadakan konferensi umum yang diikuti oleh berbagai negara menjelang akhir tahun ini membahas implementasi atau pencapaian terkait rekomendasi bidang pendidikan, budaya, termasuk rekomendasi mengenai bahasa daerah.
"Sudah mulai dijalin koordinasi antara PANDI dengan Menkominfo atas arahan Bapak Semmy A Pangerapan, Dirjen Aplikasi dan Informatika Kemenkominfo, tinggal mengatur agenda pembahasan teknis, sebelum kemudian nanti berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri," kata Alicia Nabilla, staf PANDI koodinator penghubung PANDI dengan UNESCO, dalam pernyataan dikutip, Kamis.
Baca juga: Gubernur Wayan Koster: Aksara Bali harus dimuliakan
UNESCO mengajak PANDI untuk mempromosikan program Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara (MIMDAN) di konferensi tingkat dunia.
Dr. Ming-Kuok Lim, Advisor for Communication and Information UNESCO, mengatakan bahwa agenda tersebut sangat relevan dengan PANDI, yang sedang menggaungkan program MIMDAN. Program yang didukung penuh oleh UNESCO ini disebut bisa diperkenalkan lebih luas ke dunia internasional lewat konferensi tersebut.
"UNESCO membantu memberikan informasi tentang diskusi dengan PANDI mengenai Bahasa Asli Indonesia (Aksara Nusantara). Dan menanyakan bagaimana kita bisa report ini di Konferensi umum. UNESCO akan mencari cara dan informasi agar PANDI bisa memberikan laporannya secara langsung," kata Ming dalam keterangannya via daring.
Baca juga: Gubernur bangga aksara Bali bisa mendunia
Konferensi Umum UNESCO mengakui pentingnya mempromosikan multibahasa dan akses yang adil ke informasi dan pengetahuan, terutama di domain publik. Menurut Ming, UNESCO juga akan berperan utama dalam mendorong akses ke informasi untuk multibahasa dan keragaman budaya di jaringan informasi global.
UNESCO akan mengajak negara anggotanya untuk mendukung mereka mengenai pengembangan informasi multikultural.
"Mengadopsi rekomendasi mengenai promosi dan penggunaan multibahasa dan akses universal ke dunia maya. Ada usulan untuk langkah-langkah yang mendorong akses universal dan layanan digital, serta memfasilitasi pelestarian keragaman budaya dan bahasa."
UNESCO telah mengirimkan surat kepada PANDI untuk melakukan komunikasi dengan Kominfo mengenai rekomendasi tersebut.
Baca juga: Siswa SMP beradu mengetik aksara Bali di komputer
Menurut Ming, mengenai rekomendasi UNESCO tentang promosi dan penggunaan multibahasa serta akses universal ke dunia maya, ada pelaporan rutin oleh negara-negara anggota ke konferensi umum UNESCO mengenai proses implementasi atau pencapaian yang terkait dengan rekomendasi.
Meskipun birokrasi di setiap negara sedikit berbeda, mungkin PANDI dapat berkomunikasi dengan Kominfo mengenai proses yang dilakukan PANDI dalam mempromosikan dan digitalisasi Bahasa Indonesia Asli (Aksara Nusantara) yang harus dilaporkan kembali ke konferensi umum.
"Ini sangat relevan mengingat Dekade Internasional Bahasa Pribumi (2022-2023) di mulai tahun depan," tambah Ming.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
Undangan tersebut diterima PANDI pada 3 Maret 2021. UNESCO akan mengadakan konferensi umum yang diikuti oleh berbagai negara menjelang akhir tahun ini membahas implementasi atau pencapaian terkait rekomendasi bidang pendidikan, budaya, termasuk rekomendasi mengenai bahasa daerah.
"Sudah mulai dijalin koordinasi antara PANDI dengan Menkominfo atas arahan Bapak Semmy A Pangerapan, Dirjen Aplikasi dan Informatika Kemenkominfo, tinggal mengatur agenda pembahasan teknis, sebelum kemudian nanti berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri," kata Alicia Nabilla, staf PANDI koodinator penghubung PANDI dengan UNESCO, dalam pernyataan dikutip, Kamis.
Baca juga: Gubernur Wayan Koster: Aksara Bali harus dimuliakan
UNESCO mengajak PANDI untuk mempromosikan program Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara (MIMDAN) di konferensi tingkat dunia.
Dr. Ming-Kuok Lim, Advisor for Communication and Information UNESCO, mengatakan bahwa agenda tersebut sangat relevan dengan PANDI, yang sedang menggaungkan program MIMDAN. Program yang didukung penuh oleh UNESCO ini disebut bisa diperkenalkan lebih luas ke dunia internasional lewat konferensi tersebut.
"UNESCO membantu memberikan informasi tentang diskusi dengan PANDI mengenai Bahasa Asli Indonesia (Aksara Nusantara). Dan menanyakan bagaimana kita bisa report ini di Konferensi umum. UNESCO akan mencari cara dan informasi agar PANDI bisa memberikan laporannya secara langsung," kata Ming dalam keterangannya via daring.
Baca juga: Gubernur bangga aksara Bali bisa mendunia
Konferensi Umum UNESCO mengakui pentingnya mempromosikan multibahasa dan akses yang adil ke informasi dan pengetahuan, terutama di domain publik. Menurut Ming, UNESCO juga akan berperan utama dalam mendorong akses ke informasi untuk multibahasa dan keragaman budaya di jaringan informasi global.
UNESCO akan mengajak negara anggotanya untuk mendukung mereka mengenai pengembangan informasi multikultural.
"Mengadopsi rekomendasi mengenai promosi dan penggunaan multibahasa dan akses universal ke dunia maya. Ada usulan untuk langkah-langkah yang mendorong akses universal dan layanan digital, serta memfasilitasi pelestarian keragaman budaya dan bahasa."
UNESCO telah mengirimkan surat kepada PANDI untuk melakukan komunikasi dengan Kominfo mengenai rekomendasi tersebut.
Baca juga: Siswa SMP beradu mengetik aksara Bali di komputer
Menurut Ming, mengenai rekomendasi UNESCO tentang promosi dan penggunaan multibahasa serta akses universal ke dunia maya, ada pelaporan rutin oleh negara-negara anggota ke konferensi umum UNESCO mengenai proses implementasi atau pencapaian yang terkait dengan rekomendasi.
Meskipun birokrasi di setiap negara sedikit berbeda, mungkin PANDI dapat berkomunikasi dengan Kominfo mengenai proses yang dilakukan PANDI dalam mempromosikan dan digitalisasi Bahasa Indonesia Asli (Aksara Nusantara) yang harus dilaporkan kembali ke konferensi umum.
"Ini sangat relevan mengingat Dekade Internasional Bahasa Pribumi (2022-2023) di mulai tahun depan," tambah Ming.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021