Jakarta (Antara Bali) - Tujuh ilmuwan Indonesia memenangi kompetisi untuk meraih dana hibah riset Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) sebesar 800 ribu dolar AS dalam rangka memelihara keanekaragaman hayati laut dan lingkungan.

"Indonesia mendapatkan lebih banyak hibah dibanding negara lain di dunia," kata Asisten Menteri Luar Negeri AS, Kerri-Ann Jones seusai The First Indonesia US Joint Committee Meeting (JCM) on Science and Technology yang juga dihadiri oleh Duta Besar AS untuk Indonesia Scot Marciel di Jakarta, Selasa.

Disebutkan, Partnership for Enhanced Engagement in Research (PEER) AS menerima hampir 500 aplikasi dari 63 negara berkembang dan diputuskan 41 proyek dari 25 negara yang mendapatkannya, tujuh di antaranya dari Indonesia.

Hibah ini, ujarnya, diharapkan akan mempertautkan ilmuwan dari National Science Foundation's (NSF) yang didanai pemerintah AS dengan para ilmuwan Indonesia untuk meningkatkan kerja sama di bidang penelitian.

Ketujuh penerimah hibah tersebut adalah Sang Putu Kaler dari Universitas Mahasaraswati, Rudi Febriansyah dari Universitas Andalas, IGNK Mahardika dari Universitas Udayana, Frida Sidik dari Balai Riset dan Observasi Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Abdul Hamid Toha dari Universitas Negeri Papua, Gusti Z Anshari dari Universitas Tanjungpura, dan Jamaluddin Jompa dari Universitas Hasanuddin yang masing-masing memiliki mitra peneliti dari AS untuk pelaksanaan riset tersebut di Indonesia.(*/DWA/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012