Tim Formatur Musda XI Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali 2020 yang beranggotakan 13 utusan akhirnya memberikan mandat kepada Drs. H. Mahrusun Hadiono, M.Pd.I, untuk memimpin MUI Bali periode masa khidmat 2020 – 2025.

Keterangan tertulis yang diterima dari MUI Bali, Minggu, melaporkan musyawarah di Sanur, Denpasar, Bali pada Sabtu (12/12) itu melibatkan 13 utusan Tim Formatur yang terdiri dari unsur Dewan Pimpinan MUI Bali, perwakilan MUI kabupaten/kota, dan ormas keagamaan Islam, perwakilan pesantren dan Perguruan Tinggi Islam.

Saat sidang yang diikuti hingga tuntas oleh Prof. KH. Cholil Nafis, Lc. MA, PhD, selaku wakil MUI Pusat dan anggota DPD RI asal Bali Bambang Santoso itu, tim formatur memunculkan tiga nama. Yakni,  Drs. H. Mahrusun Hadiono, M.Pd.I, Ir. H. Maman Supratman, dan Dr. H. Mustafid Amna, Lc.

Keputusan diambil secara musyawarah mufakat sesuai amanat tata tertib. Hanya catatannya jika musyawarah mufakat tak mencapai hasil maka dapat diambil jalan voting. Dengan demikian pimpinan sidang yang juga Ketua Sterring Commite MUSDA XI, ustadz Oktan Hidayat menetapkan H. Mahrusun menjadi Ketua baru menggantikan ketua terdahulu H. Taufik Asy'adi.

Baca juga: KH Miftachul Achyar jadi ketua umum MUI 2020-2025
 
KH Cholil Nafis menyampaikan MUI adalah payung bersama umat Islam di Indonesia. "MUI sebagai payung bersama kita, sehingga harus dapat menggandeng dan mengayomi seluruh komponen umat Islam di Indonesia, yang dapat diterima dan mewakili semua aspirasi masyarakat Islam Indonesia dari berbagai latar belakang," katanya.

Sementara itu, dalam sambutan perdananya sebagai ketua terpilih, H. Mahrusun mengatakan bahwa hasil ini bukanlah bentuk regenerasi dalam tubuh MUI Bali. Bahkan dirinya tak menginginkan jabatan itu.

Menurut usianya dengan pendahulunya, H  Taufik Asy’adi sama. Yaitu, kelahiran tahun 1948. Namun karena diminta banyak pihak dirinya bersedia. "Namun begitu, amanah ini akan tetap saya jalankan sebaik mungkin sebagai tugas pengabdian kepada umat," ujarnya.

Mahrusun menegaskan, MUI adalah lembaga umat, karena itu jabatan bukan apa-apa jika tidak dibantu oleh semua unsur kepengurusan yang ada. "Saya tidak akan bisa melakukan apa-apa tanpa kerja sama dengan pengurus lain, karena MUI butuh kebersamaan umat untuk dapat bisa bermanfaat dan mendatangkan kemaslahatan yang dapat dirasakan oleh masyarakat luas," katanya.

 

Pewarta: Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020