Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi jumlah penumpang angkutan umum pada libur panjang akhir tahun dalam rangka Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 turun sekitar 52 persen dibandingkan pada tahun lalu.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat pemaparan dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR RI di Jakarta, Rabu, mengatakan penurunan jumlah penumpang terjadi di semua angkutan yakni bus, kereta api, udara dan laut.
"Persiapan angkutan Nataru memang tinggal menghitung hari dan kami akan upayakan maksimal, dengan baik, dengan mengedepankan kesehatan dan protokol kesehatan yang ketat dalam penyelenggaraan pelayanan angkutan di semua moda transportasi," katanya.
Dalam paparan Budi, penurunan penumpang di angkutan bus diprediksi anjlok hingga 80,26 persen dari 2,1 juta penumpang pada 2019 menjadi hanya 415 ribu penumpang pada 2020. Hal serupa juga terjadi pada angkutan kereta api yang diprediksi turun hingga 74,1 persen dari 6,45 juta penumpang pada 2019 menjadi hanya 1,67 juta penumpang pada 2020.
Baca juga: Ketua MPR minta pemda bersiap hadapi perayaan Natal dan Tahun Baru
Sementara itu, penumpang angkutan udara juga diprediksi turun sebesar 53,7 persen dari 5,6 juta penumpang pada 2019 menjadi 2,59 juta penumpang pada 2020. Sedangkan total penumpang angkutan laut juga diprediksi turun sekitar 45,6 persen dari 1,34 juta penumpang pada 2019 menjadi hanya 728 ribu penumpang pada 2020.
Ada pun untuk angkutan sungai, danau dan penyeberangan diprediksi mengalami kenaikan sebesar 6 persen dari 3,48 juta penumpang pada 2019 menjadi 3,69 juta penumpang pada 2020.
"Kami melakukan koordinasi intensif untuk kesiapan sarana dan prasarana transportasi serta mengambil langkah antisipasi dalam pengaturan pengendalian transportasi menjelang Nataru 2020-2021," kata Budi.
Budi menambahkan Kementerian Perhubungan menyiapkan sarana dan prasarana angkutan transportasi untuk libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 dengan rincian 50.317 unit bus, 218 unit sarana angkutan sungai, danau dan penyeberangan, 276 perjalanan kereta api, 442 penerbangan dan 1.118 angkutan laut.
"Bahkan untuk laut ini, saya sampaikan ke Dirjen Perhubungan Laut untuk mengarahkan angkutan laut dari barat ke timur Indonesia karena di timur itu sangat bergantung pada kapal yang mengarungi pulau-pulau itu," pungkas Budi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat pemaparan dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR RI di Jakarta, Rabu, mengatakan penurunan jumlah penumpang terjadi di semua angkutan yakni bus, kereta api, udara dan laut.
"Persiapan angkutan Nataru memang tinggal menghitung hari dan kami akan upayakan maksimal, dengan baik, dengan mengedepankan kesehatan dan protokol kesehatan yang ketat dalam penyelenggaraan pelayanan angkutan di semua moda transportasi," katanya.
Dalam paparan Budi, penurunan penumpang di angkutan bus diprediksi anjlok hingga 80,26 persen dari 2,1 juta penumpang pada 2019 menjadi hanya 415 ribu penumpang pada 2020. Hal serupa juga terjadi pada angkutan kereta api yang diprediksi turun hingga 74,1 persen dari 6,45 juta penumpang pada 2019 menjadi hanya 1,67 juta penumpang pada 2020.
Baca juga: Ketua MPR minta pemda bersiap hadapi perayaan Natal dan Tahun Baru
Sementara itu, penumpang angkutan udara juga diprediksi turun sebesar 53,7 persen dari 5,6 juta penumpang pada 2019 menjadi 2,59 juta penumpang pada 2020. Sedangkan total penumpang angkutan laut juga diprediksi turun sekitar 45,6 persen dari 1,34 juta penumpang pada 2019 menjadi hanya 728 ribu penumpang pada 2020.
Ada pun untuk angkutan sungai, danau dan penyeberangan diprediksi mengalami kenaikan sebesar 6 persen dari 3,48 juta penumpang pada 2019 menjadi 3,69 juta penumpang pada 2020.
"Kami melakukan koordinasi intensif untuk kesiapan sarana dan prasarana transportasi serta mengambil langkah antisipasi dalam pengaturan pengendalian transportasi menjelang Nataru 2020-2021," kata Budi.
Budi menambahkan Kementerian Perhubungan menyiapkan sarana dan prasarana angkutan transportasi untuk libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 dengan rincian 50.317 unit bus, 218 unit sarana angkutan sungai, danau dan penyeberangan, 276 perjalanan kereta api, 442 penerbangan dan 1.118 angkutan laut.
"Bahkan untuk laut ini, saya sampaikan ke Dirjen Perhubungan Laut untuk mengarahkan angkutan laut dari barat ke timur Indonesia karena di timur itu sangat bergantung pada kapal yang mengarungi pulau-pulau itu," pungkas Budi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020