Denpasar (Antara Bali) - Bocah perempuan berinisial (P) dari Kintamani, Kabupaten Bangli, yang meninggal dunia dengan kondisi klinis flu burung, ternyata tidak memiliki riwayat kontak dengan unggas.
"Berdasarkan hasil penulusuran yang dilakukan oleh tim kami selama dua hari, diketahui jika bocah perempuan tersebut tidak pernah kontak dengan unggas karena tak ada anggota keluarganya memelihara unggas," kata epala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali I Putu Sumantra, di Denpasar, Kamis.
Seperti diketahui bocah perempuan itu meninggal dunia saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Denpasar.
Sumantra mengatakan, namun setelah menelusuri lebih lanjut diketahui jika dua bulan sebelumnya ada seekor ayam milik keluarga korban mati namun tidak dilaporkan karena tak mendadak.
"Kami telah melakukan tes terhadap ayam yang ada di sekitar wilayah tersebut namun hasilnya negatif. Hal ini tentunya sungguh mengherankan," ujarnya.
Sementara itu Sekretaris Panitia Penanggulangan Penyakit Flu Burung Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, dr IGB Ken Wirasandhi, mengatakan, kasus kematian pasien tersebut merupakan yang kedua kalinya selama 2012.(IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Berdasarkan hasil penulusuran yang dilakukan oleh tim kami selama dua hari, diketahui jika bocah perempuan tersebut tidak pernah kontak dengan unggas karena tak ada anggota keluarganya memelihara unggas," kata epala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali I Putu Sumantra, di Denpasar, Kamis.
Seperti diketahui bocah perempuan itu meninggal dunia saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Denpasar.
Sumantra mengatakan, namun setelah menelusuri lebih lanjut diketahui jika dua bulan sebelumnya ada seekor ayam milik keluarga korban mati namun tidak dilaporkan karena tak mendadak.
"Kami telah melakukan tes terhadap ayam yang ada di sekitar wilayah tersebut namun hasilnya negatif. Hal ini tentunya sungguh mengherankan," ujarnya.
Sementara itu Sekretaris Panitia Penanggulangan Penyakit Flu Burung Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, dr IGB Ken Wirasandhi, mengatakan, kasus kematian pasien tersebut merupakan yang kedua kalinya selama 2012.(IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012