Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar menjadi yang pertama di Indonesia memproses pencairan dana hibah pariwisata, kata Bupati Gianyar I Made Mahayastra saat membuka acara sosialisasi dana hibah pariwisata kepada wajib pajak hotel dan restoran di The Royal Pitamaha, Ubud, Selasa.

Bupati Mahayastra mengatakan, "Kabupaten Gianyar hari ini memproses pencairan dana hibah pariwisata dari pemerintah pusat untuk para pelaku pariwisata khususnya untuk hotel dan restoran. Kabupaten Gianyar menerima hibah pariwisata sebesar Rp135.136.610.000 yang akan dicairkan atau disalurkan bertahap sampai dengan akhir tahun 2020."

Dari besaran dana hibah yang diterima, sebanyak Rp94.595.627.000 atau sebesar 70 persen diberikan langsung kepada pelaku usaha hotel dan restoran. Sedangkan 30 persen digunakan untuk program pembangunan yang mendukung pengembangan pariwisata, di antaranya pembuatan taman desa wisata dan pembelian mobil truk sampah, ambulans, dan lain-lain.

Bupati Gianyar Made Mahayastra meyakini Gianyar mampu menyerap dana hibah pariwisata tersebut 90 persen. “Waktu pengajuan yang diberikan pemerintah pusat untuk mendapatkan dana hibah ini sangat mepet, tiga bulan, karenanya saya memimpin langsung semua prosesnya, termasuk berinisiatif bagaimana pemanfaatannya, sehingga saya yakin Gianyar bisa menyerap 90 persen dana hibah ini,” ujar Mahayastra.

Baca juga: Pemkab Gianyar gandeng Aerofood kembangkan wisata kuliner

Pihaknya mengajukan sebanyak 1.850 hotel dan restoran yang ada di Gianyar untuk menerima hibah. “Dari daftar yang saya ajukan ke pusat sehingga keluarnya bantuan ini senilai Rp135 miliar lebih, jumlah hotel dan restoran lebih dari 1.850 yang kami ajukan, namun belum tentu semuanya dapat, karena untuk mendapatkan itu mereka diverifikasi kembali terkait dengan TDUP nya maupun persyaratan lainnya seperti perijinan, mereka membayar pajak tahun 2019, dan persyaratan-persyaratan lain yang prinsip,” katanya.

Menurut dia, Kabupaten Gianyar termasuk yang paling cepat dalam pengurusan proses pencairan dana hibah pariwisata.

“Kalau daerah lain saya lihat mereka melakukan verifikasi dulu, mana yang menunggak, mana yang tidak berizin, tidak diajukan. Kalau saya, saya ajukan semua,” ujar Mahayastra disambut tepuk tangan para pelaku usaha hotel dan restoran yang hadir.

Pada kesempatan tersebut ia mengatakan pelaku usaha pariwisata yang hadir sebagai pahlawan pembangunan, karena  dengan pajak yang dibayarkan oleh hotel dan restoran, maka pembangunan Gianyar tetap bisa berjalan.

“Bapak-Ibu yang membangun Gianyar, saya selaku bupati kalau tanpa anggaran tidak bisa berbuat apa-apa membangun Gianyar,” ujarnya.

Mahayastra juga berterima kasih karena mereka tidak melakukan pemecatan terhadap para pegawainya di tengah situasi sulit saat ini. “Saya berharap kepada bapak/ibu penerima hibah agar mempergunakan bantuan yang diberikan sebaik-baiknya untuk dapat tetap beroperasi, utamakan akuntabilitas dalam pengelolaannya,” tandas Mahayastra.

Baca juga: Mulai 1 November, Tlaga Singha hadirkan wisata berkelas dunia di Gianyar

Pemberian hibah pariwisata ini merupakan bagian dari rencana pemulihan ekonomi nasional yang adalah strategi percepatan dalam membantu pengusaha hotel dan restoran yang saat ini sedang mengalami gangguan finansial, serta pemerintah kabupaten/kota yang kehilangan PAD dari pajak hotel dan restoran yang diakibatkan dari tidak adanya pergerakan pariwisata.

Wilayah penerima hibah pariwisata harus setidaknya memiliki 15 persen porsi PAD 2019 dari penerimaan pajak hotel dan restoran, termasuk dalam 10 destinasi super prioritas, memiliki destinasi branding, dan masuk daftar 100 acara tahunan pariwisata.

Pewarta: Adi Lazuardi

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020