Denpasar (Antara Bali) - Direktur Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Bali dr Made Sugiharta Jasa, SpKJ (K) menegaskan bahwa petugasnya sudah menjalankan prosedur menolong pasien korban perkelahian dengan sesamanya di rumah sakit tersebut di Bangli, namun akhirnya meninggal dunia.

"Perkelahian antara dua pasien penderita gangguan jiwa yang terjadi, bermula ketika pasien Suarjana meminta rokok yang sedang diisap oleh pasien Putu Indah Wahyudi (korban), tetapi Wahyudi saat itu menolak memberikan," katanya di Denpasar, Selasa.

Kala itu, untuk menghindari perebutan rokok, maka perawat memberikan rokok kepada pasien Suarjana. Peristiwa itu sendiri terjadi pada Jumat (13/4).

"Ketika kejadian seusai memberikan rokok, perawat kembali mengawasi pasien lain yang masih makan, sedangkan dua orang perawat lainnya sedang memapah pasien  yang tidak bisa berjalan masuk ke ruang perawatan sebelah timur," ucapnya.

Namun, tidak beberapa lama terdengar suara keributan dari ruang perawatan Suarjana dan Wahyudi, sekitar pukul 12.00-12.30 Wita. Petugas pun langsung datang untuk melerai.

"Pasien Suarjana sempat melakukan perlawanan yang menyulitkan petugas dalam mengamankan keadaan. Adapun Wahyudi yang dalam keadaan tidak sadar segera dilarikan ke IRD RSJ Provinsi Bali untuk mendapatkan penanganan medis. Pasien kemudian dirujuk ke RSUD Bangli dan pihak RSJ segera menghubungi keluarga pasien via telepon," ucapnya.

Pihak RSJ Bangli sebenarnya menyarankan agar korban dirujuk ke RSUP Sanglah, Denpasar, namun pihak keluarga menolak dirujuk, hingga akhirnya pukul 01.00 Wita pada Sabtu (14/4), Wahyudi meninggal dunia di RSUD Bangli.(LHS/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012