Ketua DPR RI Puan Maharani didampingi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Gusti Ayu Bintang Darmawati menyerap keluhan dan permasalahan para perajin tenun di Gianyar, provinsi Bali, saat melakukan kunjungan kerja ke sejumlah perajin binaan Dekranasda Gianyar.
“Saat ini, para perajin rata-rata tidak memiliki stok kain tenun karena begitu selesai menenun sudah diambil para pemesan,” kata Ketua Kelompok Tenun Merak Mas I Nyoman Ersi, saat dialog dengan Ketua DPR Puan Maharani, sebagaimana dikutip dari siaran pers Diskominfo Gianyar, Bali, Kamis.
I Nyoman Ersi menambahkan jumlah perajin tenun makin banyak saat pandemi akibat pekerja di sektor pariwisata banyak yang menganggur, kemudian menjadi perajin tenun.
“Dengan semakin bertambahnya jumlah anggota kelompok, maka kebutuhan akan alat tenun pun semakin meningkat. Syukurlah, beberapa waktu lalu Pemkab Gianyar melalui Dekranasda menyalurkan CSR dari PT PLN berupa bantuan tujuh set alat tenun pada kelompok tenun Merak Mas Banjar Pengembungan, sehingga proses menenun jadi lebih lancar,” tambah dia.
Kunjungan Ketua DPR untuk melihat lebih dekat dampak COVID-19 bagi kelangsungan UMKM di Kabupaten Gianyar, Bali, didampingi Ketua Dekranasda Gianyar Surya Adnyani Mahayastra, bertemu dengan kelompok perajin Tenun Merak Mas, Banjar Pengembungan dan Kelompok Perajin Tenun Sari Bakti Banjar Pesalakan Desa Pejeng Kangin, Kecamatan Tampaksiring.
Setelah melihat perajin tenun di Gianyar, Ketua DPR Puan Maharani mengatakan, ternyata setelah melihat lebih dekat, tidak semua perajin kolaps terdampak pandemi. “Bahkan justru ada yang menggeliat di masa pandemi ini,” katanya.
Puan Maharani saat berbincang-bincang dengan perajin mengatakan, salut dengan keahlian yang dimiliki ibu-ibu di Banjar Pengembungan dan Banjar Pesalakan Desa Pejeng Kangin.
”Menenun itu tidak mudah, memerlukan kesabaran dan kreativitas yang tinggi. Generasi muda belum tentu bisa mengerjakan pekerjaan ini, sehingga ini menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkab Gianyar dan juga pemerintah pusat bagaimana melestarikan kerajinan tenun cagcag ini. Karena ini termasuk salah satu warisan budaya kita,” ujar Puan Maharani.
“Yang muda-muda saja belum tentu bisa menenun, ini memerlukan proses pembelajaran dan ini menjadi tugas bagi pemerintah daerah maupun pusat, bagaimana kita melestarikan kerajinan tenun cagcag,” tambah Puan Maharani.
Puan Maharani juga mengatakan tenun cagcag yang dibikin secara tradisional, yang memerlukan ketelitian dan kesabaran yang cukup tinggi, pastinya hasil karya ini bernilai tinggi juga. Untuk itu, ia berharap agar UMKM ini harus dibina dan dibangkitkan, apalagi dalam situasi saat ini.
Ketua DPR dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengunjungi pula perajin perak Sunsri Silver di Jalan Raya Celuk, Kecamatan Sukawati.
Di sana rombongan juga berkesempatan meninjau proses produksi, museum dan produk kerajinan perak. Sama halnya dengan kerajinan tenun cagcag, kerajinan perak juga masih bisa bertahan meski tidak seramai dulu. Untuk meraih pangsa pasar kini mereka lebih berinovasi dalam desain perak dan memperkuat pemasaran secara online
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020