Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, Agus P. Proklamasi, menegaskan bahwa 12,37 persen dari 4,36 juta orang penduduk di Provinsi Bali merupakan Lanjut Usia (Lansia) dengan Usia Harapan Hidup di Bali mencapai 71,68 tahun.
"Kondisi ini menunjukkan bahwa Provinsi Bali sedang bertransisi menuju ke arah penuaan penduduk, karena persentase penduduk usia 60 tahun ke atas mencapai di atas 7 persen sesuai data Dinas Kesehatan Provinsi Bali pada 2019. Berbagai macam tantangan akibat penuaan usia telah menyentuh berbagai aspek kehidupan, baik kesehatan , sosial, ekonomi maupun lingkungan," katanya dalam arahan pada Orientasi Pendampingan Perawatan Jangka Panjang bagi Lansia di Denpasar, Rabu.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pendampingan terhadap keluarga yang mempunyai lansia melalui kelompok Kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL), yang merupakan wadah kegiatan bagi keluarga yang mempunyai lansia, ujarnya.
BKL tersebut untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta keluarga dalam mewujudkan lanjut usia yang sehat, mandiri, poduktif dan bertakwa, sehingga tetap dapat diberdayakan dalam pembangunan dengan memperhatikan kearifan, pengetahuan, keahlian, keterampilan dan pengalamannya sesuai usia dan kondisi fisiknya, katanya.
Untuk itu, BKKN Bali mengadakan Orientasi Pendampingan Perawatan Jangka Panjang bagi Lansia, yang menghadirkan 30 orang peserta, yang terdiri dari OPD-KB, Kader BKL dan Penyuluh KB dari sembilan kabupaten/kota se-Bali, yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengelola program Bina Keluarga Lansia (BKL) tentang pendampingan perawatan jangka panjang bagi lansia.
Baca juga: BKKBN antisipasi "ledakan angka kelahiran" karena penggunaan KB menurun
"BKKBN tidak hanya melakukan penggarapan terhadap pasangan usia subur (PUS) dalam hal kesertaan dalam ber-KB, namun juga mempunyai tugas dalam rangka untuk peningkatan kualitas SDM, salah satunya melalui pemberdayaan Lansia. Tugas pokok BKKBN adalah memberikan pemahaman terkait perencanaan keluarga yang berkualitas, dalam hal ini perencanaan mulai dari sebelum melaksanakan kehidupan berkeluarga sampai perencanaan memasuki usia lansia," kata Agus P. Proklamasi.
Sementara itu, ahli kesehatan Dr. dr. I Gusti Putu Suka Aryana, Sp. PD-Kger, selaku narasumber dalam orientasi itu menyampaikan memasuki usia lanjut, umumnya setiap manusia akan mengalami perubahan secara signifikan dari sisi Biologis, Psikologi dan juga Sosial, yang mana akan mulai muncul masalah kesehatan.
"Perubahan ini selain dipengaruhi oleh faktor endogen (dari dalam diri, seperti organ tubuh), juga dipengaruhi oleh faktor exogen, seperti lingkungan dan gaya hidup. Untuk itu, kita perlu menjaga pola hidup mulai dari muda, agar supaya kelak memasuki usia lanjut dapat mengurangi masalah kesehatan yang mungkin terjadi. Jadi diharapkan kita semua dapat menjaga pola hidup kita dari sekarang, jangan menunggu tua. Olahraga teratur, makan yang bergizi," ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut juga dilaksanakan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Perwakilan BKKBN Provinsi Bali dengan Perkumpulan Juang Kencana Daerah Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Kondisi ini menunjukkan bahwa Provinsi Bali sedang bertransisi menuju ke arah penuaan penduduk, karena persentase penduduk usia 60 tahun ke atas mencapai di atas 7 persen sesuai data Dinas Kesehatan Provinsi Bali pada 2019. Berbagai macam tantangan akibat penuaan usia telah menyentuh berbagai aspek kehidupan, baik kesehatan , sosial, ekonomi maupun lingkungan," katanya dalam arahan pada Orientasi Pendampingan Perawatan Jangka Panjang bagi Lansia di Denpasar, Rabu.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pendampingan terhadap keluarga yang mempunyai lansia melalui kelompok Kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL), yang merupakan wadah kegiatan bagi keluarga yang mempunyai lansia, ujarnya.
BKL tersebut untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta keluarga dalam mewujudkan lanjut usia yang sehat, mandiri, poduktif dan bertakwa, sehingga tetap dapat diberdayakan dalam pembangunan dengan memperhatikan kearifan, pengetahuan, keahlian, keterampilan dan pengalamannya sesuai usia dan kondisi fisiknya, katanya.
Untuk itu, BKKN Bali mengadakan Orientasi Pendampingan Perawatan Jangka Panjang bagi Lansia, yang menghadirkan 30 orang peserta, yang terdiri dari OPD-KB, Kader BKL dan Penyuluh KB dari sembilan kabupaten/kota se-Bali, yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengelola program Bina Keluarga Lansia (BKL) tentang pendampingan perawatan jangka panjang bagi lansia.
Baca juga: BKKBN antisipasi "ledakan angka kelahiran" karena penggunaan KB menurun
"BKKBN tidak hanya melakukan penggarapan terhadap pasangan usia subur (PUS) dalam hal kesertaan dalam ber-KB, namun juga mempunyai tugas dalam rangka untuk peningkatan kualitas SDM, salah satunya melalui pemberdayaan Lansia. Tugas pokok BKKBN adalah memberikan pemahaman terkait perencanaan keluarga yang berkualitas, dalam hal ini perencanaan mulai dari sebelum melaksanakan kehidupan berkeluarga sampai perencanaan memasuki usia lansia," kata Agus P. Proklamasi.
Sementara itu, ahli kesehatan Dr. dr. I Gusti Putu Suka Aryana, Sp. PD-Kger, selaku narasumber dalam orientasi itu menyampaikan memasuki usia lanjut, umumnya setiap manusia akan mengalami perubahan secara signifikan dari sisi Biologis, Psikologi dan juga Sosial, yang mana akan mulai muncul masalah kesehatan.
"Perubahan ini selain dipengaruhi oleh faktor endogen (dari dalam diri, seperti organ tubuh), juga dipengaruhi oleh faktor exogen, seperti lingkungan dan gaya hidup. Untuk itu, kita perlu menjaga pola hidup mulai dari muda, agar supaya kelak memasuki usia lanjut dapat mengurangi masalah kesehatan yang mungkin terjadi. Jadi diharapkan kita semua dapat menjaga pola hidup kita dari sekarang, jangan menunggu tua. Olahraga teratur, makan yang bergizi," ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut juga dilaksanakan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Perwakilan BKKBN Provinsi Bali dengan Perkumpulan Juang Kencana Daerah Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020