Medan (Antara Bali) - Hati-hati terhadap obesitas atau kegemukan, karena dapat memicu gangguan pada kesehatan. "Karena itu, masyarakat perlu terus berupaya menjaga kondisi tubuhnya," kata ahli kesehatan Universitas Sumatera Utara Dr Dharma Lindarto pada seminar "Good Doctor for the Perfect Metbolism, Seminaron Managing Metabolic Syndrome" di Medan, Sabtu.

Menurut dia, kalau tubuh sudah mulai mengalami gangguan metabolisme dapat menyebabkan terganggunya kesehatan bila tidak segera ditangani dengan baik.

Ganguan kesepatan itu, seperti diabetes miletus, penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi, stroke, perlemakan hati, dan gagal jantung.

Obesitas dan syndrome metabolic merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian bagi masyarakat maupun klinisi, ujar Dharma Lindarto.

Meski tidak merasa sakit, orang yang mengalami obesitas sentral perlu waspada karena di dalam tubuh sudah mulai mengalami gangguan metabolisme, terutama kolesterol dan karbohidrat, hingga memicu peradangan kronis.

"Cara mudah untuk mengetahui obesitas sentral cukup mudah, yakni dengan mengukur lingkar perut. Dikatakan obesitas sentral, bila lingkar perut laki-laki lebih dari 90 sentimeter dan lingkar perempuan di atas 80 cm," katanya.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (Papdi) Sumut, Prof. Harun Alrasyid Damanik dalam kesempatan yang sama mengatakan seseorang perlu menerapkan pengaturan pola makan untuk menurunkan berat badan.

Manfaat pengaturan makan dalam upaya menurunkan berat badan secara bertahap harus terus dilakukan dan terus dipertahanankan jika ingin program menurunkan berat badan berhasil.

Menurut dia ada beberapa pola diet, yakni diet rendah kalori, energy deficit diet, rendah karbohidrat, dan penyeimbangan kalori diet.

"Prinsip dasar pola diet ini adalah mengurangi porsi makanan, mengurangi asupan energy sehari dengan membatasi lemak, tinggi sayuran dan buah serta cukup protein. Jenis olahraga yang dilakukan, yakni aerobic, jalan kaki, bersepeda, renang, dan sebagainya," katanya.(*/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012