Amlapura (Antara Bali) - Pulau Bali membutuhkan tambahan terminal pengisian elpiji untuk mengantisipasi terjadinya kerawanan pasokan bahan bakar tersebut.

"Bali tidak memiliki kilang elpiji yang bisa memasok kebutuhan masyarakat yang tinggi pascakonversi minyak tanah ke gas," kata Vice President Corporate Communication Pertamina Mochamad Harun, dalam orientasi wartawan di Bali dengan Pertamina, di Amlapura, Rabu.

Ia menyampaikan, sampai saat ini kebutuhan elpiji di Pulau Dewata makin tinggi sehingga diharapkan peran pemerintah daerah dapat berjaga-jaga mengantisipasi jangan sampai kekurangan.

"Salah satunya lewat izin pembangunan terminal elpiji di Pesanggaran, Denpasar. Kalau tidak, maka masyarakat akan terus dibayangi kelangkaan elpiji khususnya pada saat cuaca buruk, karena kapal pengangkut BBM sulit merapat ke dermaga terminal pengisian BBM  sekaligus elpiji di Manggis, Karangasem," ujarnya.

Namun sayangnya, ada penolakan dan izin belum diberikan pemda sehingga Bali rawan terjadi masalah jika terminal di Manggis mengalami perbaikan atau perawatan.

Sementara itu, Pengawas Utama Penerimaan, Penimbunan dan Penyaluran (P3) Terminal BBM Manggis, Friets AM Pello menyampaikan kebutuhan elpiji per hari di Bali sebesar 300 metrik ton.(LHS/T007)    

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012