Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) menyampaikan bahwa pemerintah terus berupaya mempercepat ketersediaan vaksin melalui jalur bilateral dan multilateral.

Ketua Pelaksana KPCPEN Erick Thohir dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis mengatakan selain kerja sama Biofarma dengan Sinovac, Kimia Farma dengan G42 serta penjajakan kerja sama dengan Genexine, CanSino, dan AstraZeneca, pemerintah menjajaki kerja sama dengan perusahaan farmasi lainnya seperti Pfizer, Johnson & Johnson, dan Novafax.

"Ditambah mekanisme kerja sama multilateral dengan UNICEF dalam kerangka COVAX Facility, yakni berupa jaminan akan kecepatan, ketersediaan, dan pengiriman vaksin, maka usaha kita untuk menyegerakan ketersediaan vaksin demi melindungi masyarakat sudah di jalur yang tepat," ujar Erick.

Ia mengatakan semangat gotong-royong semua pihak akan menjadi modal besar bangsa dalam menghadapi pandemi COVID-19.

"Di tengah usaha-usaha pemerintah yang terus hadir dan berupaya terbaik melayani masyarakat serta menangani pandemi ini, kami berharap kita semua bahu-membahu untuk terus disiplin menerapkan protokol kesehatan," kata Erick.

Baca juga: Di Sidang PBB, Presiden tegaskan perlunya kesetaraan akses vaksin COVID-19

Erick juga mengatakan berbagai langkah strategis hasil koordinasi lintas kementerian lembaga, terutama dengan Kementerian Kesehatan dan pemerintah daerah terus dilakukan untuk penanganan dan mengantisipasi meluasnya dampak pandemi.

"Mulai dari penambahan kemampuan testing specimen, menyiapkan dan menambah kesediaan tempat tidur di rumah sakit serta ruang isolasi, meningkatkan standardisasi penanganan kasus dan pasokan obat terapi penyembuhan, hingga percepatan ketersediaan vaksin COVID-19," ujarnya.

Hingga kini, lanjut dia, langkah-langkah itu menampakkan hasil yang positif. Per Rabu (23/9), pemeriksaan spesimen harian COVID-19 mencapai 38.181.

"Melebihi standar WHO dan persentase pasien sembuh mencapai 73 persen," kata Erick yang juga Menteri BUMN itu.

Ia menambahkan langkah strategis berikutnya yakni meningkatkan tren kesembuhan dan mengantisipasi peningkatan kasus.

"Pemerintah memastikan kebutuhan perawatan pasien COVID-19 di rumah sakit rujukan terjaga dan menjaga ketersediaan fasilitas isolasi pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala. Contohnya Wisma Atlet untuk wilayah DKI Jakarta, dan hotel-hotel bintang dua dan tiga di daerah," katanya.

Hal ini, lanjut dia, akan meringankan beban rumah sakit, mengurangi beban tenaga medis, dan dapat membatasi penyebaran virus dan penularan dari OTG (Orang Tanpa Gejala).
 

Pewarta: Zubi Mahrofi

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020