Pemerintah Kabupaten Badung, Bali, berencana membuat proyek percontohan perluasan jaringan internet wi-fi ke rumah tangga sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan kota cerdas.

"Di wilayah Kuta Selatan yang terdiri dari enam desa dan kelurahan untuk pilot project akan dilaksanakan di wilayah Desa Pecatu dan Kelurahan Jimbaran. Setelah itu, akan dikembangkan secara bertahap," ujar Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa dalam keterangan Humas Badung yang diterima di Mangupura, Sabtu.

Pihaknya memiliki komitmen menerapkan sistem kota cerdas yang sudah teraplikasikan sampai ke rumah tangga seperti di kawasan Desa Bindu, Kecamatan Abiansemal yang akan dimanfaatkan untuk sistem pembelajaran dan para pelaku UMKM.

Untuk persiapan proyek percontohan di Desa Pecatu dan Kelurahan Jimbaran, pihaknya juga telah melakukan sosialisasi wi-fi rumah tangga yang dihadiri Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Badung IGN Gede Jaya Saputra, Camat Kuta Selatan I Ketut Gede Arta serta perangkat Desa Pecatu dan Kelurahan Jimbaran.

Ke depannya, Pemkab Badung berkomitmen mengembangkan jaringan internet rumah tangga maupun masyarakat dengan cara membagi wi-fi yang ada di masing-masing balai banjar dengan tujuan mengefektifkan kuota internet yang dimiliki di banjar agar bisa bermanfaat untuk masyarakat.

"Pemanfaatannya seperti belajar di rumah menggunakan internet sehingga biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk biaya internet bisa berkurang untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap harinya," ungkapnya.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Badung, IGN Gede Jaya Saputra, menjelaskan kota cerdas adalah sebuah konsep kota pintar di mana seluruh pihak baik pemerintah, bisnis, masyarakat, maupun akademisi saling berkolaborasi untuk memanfaatkan segala sumber daya yang ada seoptimal mungkin.

Smart city terdiri atasi enam pilar yaitu smart governance, smart branding, smart living, smart society, smart economy dan smart environment. Sementara dari segi dimensi, smart city terbagi menjadi empat dimensi yaitu baseline, output, outcome, dan impact.

"Di masa pandemi COVID-19 ini, kami menerapkan program penyediaan akses internet ke rumah tangga, di mana sesuai dengan dimensi smart city, dimensi impact yang dituju yaitu terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan akses internet," katanya.

Menurutnya, untuk mencapai kesuksesan impact program wi-fi ke rumah tangga dibutuhkan kerja sama dari semua pihak sehingga program internet dapat berjalan dengan baik dan tepat guna.

"Adapun kolaborasi yang dilaksanakan yaitu Dinas Kominfo sebagai penyelenggara infrastruktur menyediakan infrastruktur dan akses internet sampai ke tingkat banjar, kemudian pihak banjar secara swadaya melaksanakan penggelaran jaringan sampai ke rumah-rumah. Dan untuk menjaga kenyamanan, pengaturan akses internet sangat diperlukan untuk agar pemanfaatan wi-fi efektif dan efisien," ujarnya

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020