Fosil ikan karnivora raksasa yang ditaksir berusia 70 juta tahun ditemukan di Patagonia, perbatasan Argentina dan Chile.
Ahli paleontologi Argentina "menemukan sisa-sisa ikan predator yang panjangnya lebih dari enam meter," kata para peneliti dalam sebuah pernyataan dilansir AFP, Senin (6/7) waktu setempat.
Penemuan itu kemudian dipublikasikan dalam jurnal ilmiah "Alcheringa: An Australasian Journal of Palaeontology."
Ikan itu "berenang di laut Patagonian pada akhir Zaman Kapur (Cretaceous), ketika suhu di sana jauh lebih beriklim daripada sekarang," kata pernyataan itu.
"Fosil karnivora yang memiliki gigi tajam dan penampilan menyeramkan itu ditemukan di dekat danau Colhue Huapial," sekitar 1.400 kilometer selatan ibukota Buenos Aires.
Fosil itu adalah Xiphactinus, "salah satu ikan predator terbesar yang ada dalam sejarah Bumi."
"Tubuhnya sangat ramping dan berakhir dengan kepala besar, rahang besar dan gigi setajam jarum, panjangnya (giginya) beberapa sentimeter," kata mereka.
Contoh spesies itu sudah ditemukan di beberapa belahan dunia. "Beberapa di antaranya bahkan masih mempertahankan isi lambungnya," kata Julieta de Pasqua, salah satu penulis dalam penelitian itu.
Sebelumnya, Xiphactinus hanya ditemukan di belahan bumi utara, meskipun telah ada kasus baru yang ditemukan di Venezuela.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
Ahli paleontologi Argentina "menemukan sisa-sisa ikan predator yang panjangnya lebih dari enam meter," kata para peneliti dalam sebuah pernyataan dilansir AFP, Senin (6/7) waktu setempat.
Penemuan itu kemudian dipublikasikan dalam jurnal ilmiah "Alcheringa: An Australasian Journal of Palaeontology."
Ikan itu "berenang di laut Patagonian pada akhir Zaman Kapur (Cretaceous), ketika suhu di sana jauh lebih beriklim daripada sekarang," kata pernyataan itu.
"Fosil karnivora yang memiliki gigi tajam dan penampilan menyeramkan itu ditemukan di dekat danau Colhue Huapial," sekitar 1.400 kilometer selatan ibukota Buenos Aires.
Fosil itu adalah Xiphactinus, "salah satu ikan predator terbesar yang ada dalam sejarah Bumi."
"Tubuhnya sangat ramping dan berakhir dengan kepala besar, rahang besar dan gigi setajam jarum, panjangnya (giginya) beberapa sentimeter," kata mereka.
Contoh spesies itu sudah ditemukan di beberapa belahan dunia. "Beberapa di antaranya bahkan masih mempertahankan isi lambungnya," kata Julieta de Pasqua, salah satu penulis dalam penelitian itu.
Sebelumnya, Xiphactinus hanya ditemukan di belahan bumi utara, meskipun telah ada kasus baru yang ditemukan di Venezuela.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020