Forum Human Capital Indonesia atau FHCI berharap majalah digital atau E-Magazine "Human Capital Insight" yang diluncurkan pada hari Rabu (1/7) akan menjadi tonggak baru.

"Perlu disampaikan bahwa kami memang bekerja sama dengan Kantor Berita Antara ini untuk menerbitkan e-magazine tersebut dan mudah-mudahan ini menjadi tonggak baru kita," kata Ketua Umum FHCI Herdy Harman dalam konferensi pers daring di Jakarta, Rabu.

Menurut Herdy Harman, pada ulang tahunnya yang ke-13 FHCI memiliki media majalah digital yang dapat menjadi media komunikasi mengenai kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh FHCI.

Baca juga: Majalah digital budaya kuliner Indonesia beredar di Perancis

"Memang kegiatan-kegiatan FHCI yang banyak, terutama mengenai kajian mengenai manajemen sumber daya manusia bisa disampaikan dalam E-Magazine Human Capital Insight ini," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum FHCI tersebut mengajak semua direktur SDM BUMN dan para penggiat praktisi manajemen human capital untuk meluangkan sedikit waktunya dalam rangka membangun SDM BUMN dan Indonesia.

"Kita semua menyadari betul bahwa kita semua memang sibuk. Akan tetapi, barangkali kita bisa mewakafkan waktu sedikit untuk memikirkan sumber daya manusia Indonesia, khususnya SDM BUMN, Kita berikan yang terbaik untuk Kementerian BUMN," kata Herdy Harman.

Baca juga: bali.antaranews.com tampilkan "Koran Digital" dan "Fokus Hoax"

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Perum LKBN Antara Meidyatama Suryodiningrat mengucapkan selamat atas peluncuran edisi perdana majalah digital Human Capital Insight.

"Saya menyampaikan selamat atas peluncuran majalah digital Human Capital Insight yang dilangsungkan pada hari Rabu (1/7)," ujarnya.

Majalah digital Human Capital Insight diterbitkan oleh FHCI dengan konsultan media Perum LKBN Antara.

Deputi SDM dan IT Kementerian BUMN Alex Denni dan Ketua Umum FHCI Herdy Harman menjabat sebagai pembina majalah digital tersebut, sedangkan pemimpin redaksi majalah digital Human Capital Insight dijabat oleh Nina Kurnia Dewi dengan wakil pemimpin redaksi Sofyan Rohidi.

Posisi redaktur dijabat oleh Nanang Marjianto, Dharma Syahputra, Hadjar Seti Adji, dan Dian Purwaningrum.

Baca juga: Aplikasi "Ganeca Digital" sediakan 1.500 judul buku digital


SDM BUMN
Dalam kesempatan itu, Deputi SDM dan Teknologi Informasi Kementerian BUMN Alex Denni menegaskan bahwa Kementerian BUMN akan membangun tujuh elemen besar arsitektur sumber daya manusia (SDM) atau human capital BUMN dalam rangka mempercepat transformasi BUMN-BUMN.

"Tujuh elemen besar yang akan dibangun arsitekturnya secara bersama-sama itu dimulai dari nilai inti atau core value, employee value proposition, citra pekerja (employer branding), manajemen talenta atau talent management, reward and performance, kemudian platform teknologinya, data dan analitik, serta pembelajaran atau learning.

Menurut Deputi SDM dan Teknologi Informasi tersebut, pihak Kementerian BUMN menyadari terdapat disparitas sangat besar antar-BUMN, ada BUMN yang maju pesat namun di sisi lain ada juga BUMN yang tertinggal, namun tujuh elemen arsitektur human capital itu kalau didesain bersama-sama bisa mengakselerasi percepatan transformasi di BUMN-BUMN secara bersama-sama.

"Hanya dengan membuat arsitektur human capital yang sama, hal tersebut bisa diakselerasi. Itu harapan kami, sehingga peran Kementerian BUMN bergeser dari sekadar active shareholder menjadi strategic architect," katanya.

Dalam konteks strategic architect tentu diperlukan komunikasi, sosialisasi, edukasi, dan media yang membantu melaksanakan hal tersebut.

Mengenai media komunikasi, Deputi SDM dan Teknologi Informasi itu mengatakan bahwa pengelolaan komunikasi dengan baik maka tidak ada distorsi yang masuk di sela-selanya.

Baca juga: Kominfo tekankan tiga pilar transformasi digital

Sebelumnya, Alex Denni mengimbau pengelola BUMN bisa memanfaatkan masa pandemi COVID-19 untuk memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi perusahaan. Beberapa kali,  semua pihak sudah mendengar bahwa COVID-19 hanyalah pemicu atau trigger untuk mengakselerasi transformasi.

Ia juga mendorong agar pembelajaran sebagai bagian dari pekerjaan, bagian dari rutinitas pekerjaan. Dengan demikian, pembelajaran bukan sekadar dijadwalkan, melainkan harusnya pembelajaran menjadi bagian dari keseharian. Transisi menuju tatanan normal baru menuntut perusahaan-perusahaan negara atau BUMN untuk lebih kreatif dan inovatif.

Sementara itu, Direktur Utama Perum LKBN Antara Meidyatama Suryodiningrat menegaskan bahwa masa pandemi COVID-19 mendorong empat perubahan tata kerja, yakni definisi kerja, gig economy, penguatan sistem IT untuk manajemen SDM, dan komunikasi baru dalam manajemen.

"Definisi kerja kedepan tidak lagi dibatasi waktu, tapi orientasi pada hasil, jadi struktur organisasi bukan lagi menjadi fokus, tapi fungsi keterampilan (skill set). Perubahan lain adalah gig economy atau kerja berbasis kemitraan yang sifatnya kontrak atau pekerja on-demand. Sekarang ada 8 juta pekerja gig economy yakni 3 juta transportasi online dan 5 juta fintech, bahkan ANTARA sendiri sudah menerapkan pewarta kontributor hingga 30 persen (lifetime employment)," katanya.

Ia menambahkan perubahan mendasar lainnya adalah penguatan sistem IT untuk manajemen SDM yang mungkin dilakukan secara remote IT untuk absensi, penugasan, evaluasi, rapat, gaji non-tunai, dan sebagainya. "Untuk ini juga menuntut perubahan mendasar lainnya yakni komunikasi baru. Untuk menjaga kebersamaan, misalnya, pimpinan bisa menyapa karyawan dengan video pendek, e-magazine, dan komunikasi virtual lainnya," katanya.

Video oleh FHCI

Pewarta: Aji Cakti

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020