Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan agar nilai-nilai Pancasila harus hadir nyata dalam kehidupan bangsa Indonesia.
"Nilai-nilai luhur Pancasila harus kita hadirkan secara nyata dalam kehidupan kita. Pancasila harus terus menjadi nilai yang hidup dan bekerja dalam kehidupan kita," kata Presiden Jokowi saat memimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila secara virtual, di Ruang Garuda, Istana Bogor, Senin.
"Nilai yang hidup dalam kebijakan dan keputusan pemerintah, nilai yang terus hidup bergelora dalam semangat rakyat Indonesia," ujar Presiden Jokowi pula.
Upacara diikuti sejumlah pejabat tinggi negara dari tempat mereka masing-masing. Hadir secara virtual dalam upacara tersebut adalah Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila yang juga Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri bersama para Dewan Pengarah BPIP yaitu Try Sutrisno, Wisnu Bawa Tenaya, Ahmad Syafii Ma'arif, Said Aqil Siradj, Sudhamek, Andreas Anangguru Yewangoe dan Rikard Bagun.
Hadir pula Ketua DPR RI Puan Maharani yang membacakan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) yang membacakan teks Pancasila serta Ketua BPIP Yudian Wahyudi beserta jajaran BPIP lainnya dan para menteri Kabinet Indonesia Maju.
Presiden Jokowi mengaku tidak henti-hentinya mengajak seluruh penyelenggara negara dari pusat sampai daerah untuk meneruskan keberpihakan kepada masyarakat yang sedang dalam kesulitan.
"Untuk melayani masyarakat tanpa membeda-bedakan kelompok, ras dan agama serta untuk memenuhi kewajiban kita untuk melindungi seluruh tumpah darah Indonesia," kata Presiden.
Presiden Jokowi mengajak seluruh elemen bangsa di mana pun berada dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Pulau Rote untuk terus memperkokoh tali persatuan dan persaudaraan.
"Saling membantu, saling menolong dan saling bergotong royong serta selalu optimis bahwa bangsa kita adalah bangsa pemenang dalam menghadapi segala tantangan menghadang," ungkap Presiden.
Kekurangan dan kelemahan yang dimiliki bangsa Indonesia, menurut Presiden, tidak menghalangi Indonesia untuk terus maju.
"Kekurangan dan kelemahan harus sama-sama kita perbaiki, harus kita jadikan momentum perubahan untuk memicu lompatan kemajuan agar kita jadi bangsa kuat dan mandiri yang berdiri di atas kaki sendiri," kata Presiden.
Hari Lahir Pancasila menurut Presiden harus menjadi momentum untuk bersatu dan peduli khususnya di tengah pandemi COVID-19.
"Selamat hari lahir Pancasila, selamat hari lahir Pancasila, selamat hari lahir Pancasila, mari kita selalu bersatu saling peduli dan selalu berbagi untuk kemajuan negeri kita tercinta ini," kata Presiden.
Meski digelar secara virtual, para pejabat negara tersebut tetap berpakaian resmi dengan mengenakan jas dan kopiah bagi pria dan baju kerja resmi bagi wanita. Mereka juga kompak memakai masker.
Sebelumnya, upacara tersebut dijadwalkan digelar di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri Jakarta Pusat secara langsung. Bahkan pesertanya dijadwalkan hadir sekitar 100 orang.
Namun, pada akhirnya upacara tak jadi digelar secara langsung di Gedung Pancasila dan digelar secara virtual dari tempat para penyelenggara masing-masing.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Nilai-nilai luhur Pancasila harus kita hadirkan secara nyata dalam kehidupan kita. Pancasila harus terus menjadi nilai yang hidup dan bekerja dalam kehidupan kita," kata Presiden Jokowi saat memimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila secara virtual, di Ruang Garuda, Istana Bogor, Senin.
"Nilai yang hidup dalam kebijakan dan keputusan pemerintah, nilai yang terus hidup bergelora dalam semangat rakyat Indonesia," ujar Presiden Jokowi pula.
Upacara diikuti sejumlah pejabat tinggi negara dari tempat mereka masing-masing. Hadir secara virtual dalam upacara tersebut adalah Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila yang juga Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri bersama para Dewan Pengarah BPIP yaitu Try Sutrisno, Wisnu Bawa Tenaya, Ahmad Syafii Ma'arif, Said Aqil Siradj, Sudhamek, Andreas Anangguru Yewangoe dan Rikard Bagun.
Hadir pula Ketua DPR RI Puan Maharani yang membacakan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) yang membacakan teks Pancasila serta Ketua BPIP Yudian Wahyudi beserta jajaran BPIP lainnya dan para menteri Kabinet Indonesia Maju.
Presiden Jokowi mengaku tidak henti-hentinya mengajak seluruh penyelenggara negara dari pusat sampai daerah untuk meneruskan keberpihakan kepada masyarakat yang sedang dalam kesulitan.
"Untuk melayani masyarakat tanpa membeda-bedakan kelompok, ras dan agama serta untuk memenuhi kewajiban kita untuk melindungi seluruh tumpah darah Indonesia," kata Presiden.
Presiden Jokowi mengajak seluruh elemen bangsa di mana pun berada dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Pulau Rote untuk terus memperkokoh tali persatuan dan persaudaraan.
"Saling membantu, saling menolong dan saling bergotong royong serta selalu optimis bahwa bangsa kita adalah bangsa pemenang dalam menghadapi segala tantangan menghadang," ungkap Presiden.
Kekurangan dan kelemahan yang dimiliki bangsa Indonesia, menurut Presiden, tidak menghalangi Indonesia untuk terus maju.
"Kekurangan dan kelemahan harus sama-sama kita perbaiki, harus kita jadikan momentum perubahan untuk memicu lompatan kemajuan agar kita jadi bangsa kuat dan mandiri yang berdiri di atas kaki sendiri," kata Presiden.
Hari Lahir Pancasila menurut Presiden harus menjadi momentum untuk bersatu dan peduli khususnya di tengah pandemi COVID-19.
"Selamat hari lahir Pancasila, selamat hari lahir Pancasila, selamat hari lahir Pancasila, mari kita selalu bersatu saling peduli dan selalu berbagi untuk kemajuan negeri kita tercinta ini," kata Presiden.
Meski digelar secara virtual, para pejabat negara tersebut tetap berpakaian resmi dengan mengenakan jas dan kopiah bagi pria dan baju kerja resmi bagi wanita. Mereka juga kompak memakai masker.
Sebelumnya, upacara tersebut dijadwalkan digelar di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri Jakarta Pusat secara langsung. Bahkan pesertanya dijadwalkan hadir sekitar 100 orang.
Namun, pada akhirnya upacara tak jadi digelar secara langsung di Gedung Pancasila dan digelar secara virtual dari tempat para penyelenggara masing-masing.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020