Tenis akan menjadi salah satu cabang olahraga terakhir yang kembali digelar setelah masyarakat dunia pulih dari pandemi virus corona, kata mantan petenis nomor satu dunia Andy Murray, Rabu.
Musim kompetisi tenis ini telah ditangguhkan sejak Maret. Hal itu akan terus berlanjut setidaknya sampai pertengahan Juli. Penangguhan berbagai kompetisi ini menjadi malapetaka bagi petenis peringkat rendah yang hanya bergantung pada kemenangan di turnamen sekaligus kesempatan mencari nafkahnya.
"Saya membayangkan tenis menjadi salah satu olahraga terakhir yang kembali dimainkan secara normal karena jelas di sana ada pemain dan pelatih serta tim yang datang dari seluruh dunia ke satu area," kata Murray kepada CNN.
Baca juga: 'Big Three' bahas cara membantu petenis ranking bawah
Petenis papan atas Inggris berusia 32 tahun ini telah pulih dari operasi pinggul tahun lalu seusai meraih gelar juara di Antwerpen pada bulan Oktober, kemudian menargetkan kembali beraksi di Miami Open pada bulan Maret setelah menyelesaikan program rehabilitasi untuk cedera pinggul lainnya.
"Saya terkejut jika mereka bisa kembali bermain olahraga ini pada bulan September," katanya.
Baca juga: Halep "gembira" status juara berlaku dua tahun
Eropa dan Amerika Serikat menjadi kawasan yang terpukul hebat virus corona ini dengan puluhan ribu orang meninggal dunia di kedua benua.
Prancis Terbuka dijadwal ulang pada tanggal 20 September sampai 4 Oktober dari agenda awal pada bulan Mei. Sementara itu, turnamen grand slam Wimbledon yang akan dimulai akhir Juni terpaksa dibatalkan.
Panitia penyelenggara AS Terbuka pada minggu lalu mengatakan bahwa bermain di grand slam tanpa penonton menjadi opsi yang tidak mungkin dilakukan.
"Anda harus merasa bahwa seluruh dunia berjalan normal lagi dan bisa bepergian secara normal sebelum tenis kembali ke kompetisi-kompetisi besar," kata Murray dilansir dari Reuters.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
Musim kompetisi tenis ini telah ditangguhkan sejak Maret. Hal itu akan terus berlanjut setidaknya sampai pertengahan Juli. Penangguhan berbagai kompetisi ini menjadi malapetaka bagi petenis peringkat rendah yang hanya bergantung pada kemenangan di turnamen sekaligus kesempatan mencari nafkahnya.
"Saya membayangkan tenis menjadi salah satu olahraga terakhir yang kembali dimainkan secara normal karena jelas di sana ada pemain dan pelatih serta tim yang datang dari seluruh dunia ke satu area," kata Murray kepada CNN.
Baca juga: 'Big Three' bahas cara membantu petenis ranking bawah
Petenis papan atas Inggris berusia 32 tahun ini telah pulih dari operasi pinggul tahun lalu seusai meraih gelar juara di Antwerpen pada bulan Oktober, kemudian menargetkan kembali beraksi di Miami Open pada bulan Maret setelah menyelesaikan program rehabilitasi untuk cedera pinggul lainnya.
"Saya terkejut jika mereka bisa kembali bermain olahraga ini pada bulan September," katanya.
Baca juga: Halep "gembira" status juara berlaku dua tahun
Eropa dan Amerika Serikat menjadi kawasan yang terpukul hebat virus corona ini dengan puluhan ribu orang meninggal dunia di kedua benua.
Prancis Terbuka dijadwal ulang pada tanggal 20 September sampai 4 Oktober dari agenda awal pada bulan Mei. Sementara itu, turnamen grand slam Wimbledon yang akan dimulai akhir Juni terpaksa dibatalkan.
Panitia penyelenggara AS Terbuka pada minggu lalu mengatakan bahwa bermain di grand slam tanpa penonton menjadi opsi yang tidak mungkin dilakukan.
"Anda harus merasa bahwa seluruh dunia berjalan normal lagi dan bisa bepergian secara normal sebelum tenis kembali ke kompetisi-kompetisi besar," kata Murray dilansir dari Reuters.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020